Kraukk.com

728 x 90

Saturday, December 19, 2009

Sekilas tentang situs ciaruteun

Hari minggu tgl 13 Desember 2009 , saya dan ida pergi ke suatu daerah di kota bogor bernama Ciaruteun tepatnya ke sebuah prasasti atau situs sejarah peninggalan kerajaan tarumanegara yang terdapat di sana. Kami pikir awalnya prasasti ini adalah prasasti batu tulis yang dahulu sempat menjadi bahan perbincangan yang ramai di media massa karena ada salah seorang mantan pejabat kementrian pemerintah yang menutup serta menggali kawasan disekitar situs itu karena diduga terdapat harta karun.

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di jawa barat dengan rajanya adalah Purnawarman. Tidak seperti kerajaan – kerajaan lain yang ada dijawa , kerajaan tarumanegara hingga kini masih belum tersusun dengan lengkap karena sumber sejarah yang ada hanya berupa sejumlah prasasti dan peninggalan arkeolog lainnya yang masih samar. Latar belakang dari kerajaan tarumanegara dapat disimpulkan seperti yang terlihat dari tulisan Palawa dan Bahasa Sansekertanya bersifat keagamaannya bercorak Hindu.

Pada Abad 18M ditemukan prasasti batu tulis ciaruteun di tepi sungai Ciaruteun. Prasasti Ciaruteun diangkat dari sungai pada bulan Juni 1981 dengan menggunakan ala-alat sperti : Katrol , rantai , serling , papan dan tambang besar dan beberapa alat penunjang lainnya. Panjang prasasti Ciaruteun 1160 cm dan tingginya 1150 cm dan beratnya mencapai 8 ton. Proses pengangkatannya memakan waktu sekitar satu bulan. Team pengangkatan sekitar 20 orang personil arkeolog dan dibantu oleh mahasiswa UGM serta beberapa tenaga kasar. Pimpinan proyek oleh Ir. Suharsojo dan dibiayai oleh Direktorat Kebudayaan Jakarta.

Selain prasasti batu tulis ciaruteun ada lagi prasasti kebon kopi tapak gajah. Ditemukan ketika diadakan penebangan hutan untuk perkebunan kopi. Di atas prasasti tersebut terdapat tapak kaki gajah yang diyakini sebagai tapak kaki gajah tunggangannya raja purnawarman. Dan diatas batu prasasti tersebut terdapat tulisan palawa.

Selanjutnya ada batu dakon. Batu yang berbentuk bulat dan di atasnya terdapat lubang-lubang seperti permainan congklak. Batu dakon dan menhir termasuk peninggalan tradisi budaya megalitik sebagai bukti adanya kehidupan beragama saat itu.

Perjalanan untuk sampai di situs ciaruteun , kami lanjutkan naik ojeg setelah turun dari angkot. Jalan yang di lewati masih rusak. Taripnya Rp 10.000 per orang kalaupun ada angkot itupun sangat jarang ada. Disana juga ada pegunungan kapur. Menurut bapak ojegnya itu , di sana sering digunakan untuk syuting film seperti koboi cilik nya alm adi bing slamet , komando nya barry prima , lalu film klasiknya rhoma irama. Tempatnya memang bagus apalagi tebing-tebingnya. Tetapi karena disini juga ada para penambang gunung kapur yang sedang bekerja, kami hanya sebentar singgah karena mereka akan meledakkan dinamyte di sana.

Terima kasih untuk bapak atma, pemandu yang telah menjelaskan situs-situs bersejarah yang ada di kampung muara – ciaruteun. Bapak-bapak tukang ojeg yang telah mengantar kami berdua pulang pergi dan jadi juru poto kami hehe… ida thanks yaaa waktunya :)

Bogor , minggu, 13 Desember 2009

-veronica setiawati-


foto selengkapnya dapat di lihat di : album prasasti ciaruteun