Kraukk.com

728 x 90

Tuesday, December 28, 2010

Museum Taman Prasasti - Jakarta

Museum Prasasti , tidak nampak seperti pemakaman jika dilihat dari luar. Bagunan tua dengan pilar - pilar di pintu gerbangnya sperti memasuki gedung museum pada umumnya. Namun, di halaman luar , terdapat tiga monumen yang memberitahukan tempat tersebut adalah sebuah museum tetapi menampikan koleksi dari batu nisan lengkap dengan arsitektur yang menarik.

Pintu masuk terbuat dari kayu dan ketika berada disekitarnya dapat dilihat nama-nama mereka yang sudah meninggal, tercantum dalam prasasti yang berada di sisi kanan dan kiri dinding. Bahkan tugu – tugu monument berbaris rapi ketika kaki memasuki pemakaman. Tugu-tugu tersebut berbentuk empat persegi panjang seperti benteng-benteng yang berdiri tegak. Di setiap sisi, terdapat nama-nama dari mereka yang dimakamkan ditempat ini. Uniknya setiap tugu monument ini ditandai dengan sebuah angka.

Selain yang berbentuk tugu monument , terdapat juga makam yang memakai batu nisan, bahkan ada juga yang di buatkan sebuah bangunan atau dipagari dengan besi. Lalu ditambahi dengan patung-patung malaikat , cawan, sebuah alat musik harpa bahkan replika orang yang meninggal, ada di tempat ini kemudian ada sebuah bangunan yang menyerupai atap dari gereja Kathedral. Sangat menarik buat saya, walaupun beberapa makam , tataletaknya tak beraturan. Hanya sayang, pemakaman ini kurang terawat dan banyak dari patung malaikat ataupun prasasti yang rusak ataupun dicorat coret.

Usia dari mereka yang meninggal, dapat dilihat dengan jelas di makam-makam tersebut. Nama-nama yang tercantum di batu nisannya bisa ditebak , dari mana mereka berasal. Di lokasi pemakaman ini juga terdapat sebuah kereta jenasah yang sudah dipakai lagi. Dahulu , kereta ini digunakan membawa jenasah untuk dimakamkan disini , dan ditarik dengan beberapa ekor kuda. Kereta jenasahnya masih sangat bagus dan utuh, lengkap dengan empat rodanya. Kereta tersebut terbuat dari kayu yang tidak dimakan usia, dicat warna hitam dan dilengkapi dengan kaca yang tembus pandang.

Patung-patung malaikatnya pun dibuat seakan turut berduka. Wajah-wajah perempuan yang tertunduk dan berduka dapat dirasakan dari patung-patung yang dibuat dan diletakan tidak jauh dari makam atau batu nisan. Seakan mereka sangat bersedih atas kepergian orang-orang yang dikasihinya.

Di Museum Makam Prasasti terdapat makam dari Soe Hok Gie, Kapitas Jas, Marius Hulswit – seorang arsitek asal Belanda, seorang monsinyur ( uskup ) , Pasukan tentara Jepang yang Gugur ketika melawan sekutu di Sungai Ciantung Bogor .
Jika diperhatikan, ada sebuah tiang yang sangat tinggi menjulang. Pada tiang tersebut terdapat sebuah bel. Bel tersebut digunakan untuk memberitahukan kedatangan kereta jenasah memasuki makam prasasti ini.

Jakarta, 26 Desember 2010
veronica setiawati
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Wednesday, December 08, 2010

Kawasan Belanja Blok M

Sudah lama saya tidak menginjakan kaki di kawasan yang sangat terkenal dikawasan Jakarta Selatan ini. Padahal dulu saya selalu menyempatkan diri untuk datang. Menurut teman-teman saya , belanja sepatu atau tas murah-murah. Belum lagi tempatnya yang sangat ramai sehingga tidak terasa berlama-lama di sini hanya untuk sekedar jalan-jalan ataupun cuci mata.

Adanya terminal yang menjadi tujuan akhir beberapa bus umum membuat kawasan Blok M selalu ramai bahkan saat malam menjelang. Denger-denger dari berita sih, terminal ini dulunya yang pertama di Indonesia. Terbagi atas beberapa jalur untuk bus atau minibus angkutan umum. Dari pintu masuk terminal untuk kendaraan umum ini , ada lajur khusus untuk penumpang turun dan naik. Seharusnya sih melewati sebuah tangga yang menghubungkan para penumpang ini dengan sebuah tempat dibawah tanah tepat dibawah terminal. Tetapi karena kebanyakan para penumpang termasuk saya yang kurang disiplin dan tertib jadinya banyak yang menunggu, naik bus atau turunnya di luar terminal.

Di bawah terminal ini sangat luas dan ramai oleh banyak pedagang / kios kecil , sebuah tempat perbelanjaan juga restoran cepat saji. Ada tangga – tangga yang digunakan untuk menuju ke terminal diatas ataupun untuk keluar dari terminal. Untuk nomor-nomor kendaraan umum yang melintasi tiap jalur pun dapat dilihat pada tangga-tangga yang menuju terminal. Namun keliatannya sekarang kurang terawat, jadi calon penumpang kurang mendapat informasi yang jelas.

Di sebelah kiri terminal terlihat sebuah gedung Blom M Square yang besar . Dahulu tempat tersebut adalah sebuah gedung Aldiron sebuah gedung yang menampung kios-kios kecil fungsinya seperti pasar – pasar kelontong. Sejak terjadinya kebakaran besar, tempat ini berubah menjadi sebuah mal yang besar. Terdapat jalan bawah tanahnya menuju Terminal Blok M. Sekarang sih para pedagang yang diluar gedung tidak sepadat dahulu sampai memenuhi jalan. Di sekitar halaman Square yang besar ini ada beberapa pelukis jalanan seperti yang ada disepanjang Jalan Melawai.

Selain yang saya sebut diatas, juga terdapat Blok M Plaza , diseberang kawasan Blok M Mal letaknya. Disekitarnya terdapat sekolah SMU, dan Gelanggang Olahraga Bulungan. Tidak mengenal siang atau malam , kawasan ini sangat ramai terlebih ada beberapa tempat yang menyediakan tempat makan/kuliner.

Oh ya , tidak jauh dari terminal terdapat sebuah taman dan memang dikhususkan untuk taman kota. Namanya Taman Martha Tiahahu. Jika hendak melepas lelah atau sekedar duduk dan berbincang bisa mampir ditempat ini. Ramai juga yang mengunjungi, namun perlu pengawasan juga sih dari petugas jika tempat ini disalahgunakan pengunjung yang ingin mencemari taman ini dengan perbuatan yang tidak baik.

Ini hanya sedikit cerita jalan-jalan saya ketika kembali menengok kawasan Blok M yang dahulu sangat terkenal dan sebagai icon pusat perbelanjaan modern. Sudah banyak yang berubah tetapi juga kurang terawat dengan baik. Sekarang sudah tersedia jalur khusus untuk bustransjakarta, sehingga penumpang jauh lebih mudah mencari transportasi menuju harmoni. Biar bagaimanapun, kawasan Blok M ini tetap menjadi tempat yang favorit bagi warga Jakarta dan bagi para pendatang. Menara yang berada di tengah terminal sebaiknya difungsikan kembali jadi tidak hanya sebagai bangunan tanpa tuan yang mengawasi keadaan yang terjadi disekitar terminal.

Jakarta, 07 Desember 2010

Veronica Setiawati
Http://g1g1kel1nc1.blogspot.com
Facebook Page : Catatan Perjalanan
Mail to : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au

Thursday, November 18, 2010

Berbagi Kasih Di Panti Asuhan

Minggu pagi , gereja St, Theresia Menteng begitu ramai. Misa pagi telah usai dan beberapa umat berdatangan untuk mengikuti misa pada jam berikutnya. Pagi itu juga, sekitar jalan Thamrin ditutup. Tidak satupun kendaraan umum maupun pribadi melintas disana, kecuali bus Transjakarta. Sebabnya, sepanjang jalan Thamrin , digunakan acara sepedaan.

Selesai pendafataran ulang di gereja Theresia ini, saya dan teman-teman berangkat menuju panti asuhan.

Setibanya disebuah rumah , kami sudah disambut oleh seorang ibu dari Yayasan Panti Asuhan. Di dalam rumah tersebut, anak-anak dan beberapa orang tua lansia sudah siap menyambut kedatangan kami. Bangku-bangku sudah dipersiapkan karena acara pertama adalah ibadat misa ,yang dipimpin oleh Romo Yustinus Rumanto SJ. Bagian depan dekat meja altar, anak-anak sudah duduk dengan rapi. Mereka memakai kaos bertuliskan nama mereka masing-masing. Para pengasuh anak-anak ini pun sudah siap mengikuti misa pagi.

Panti Asuhan ini sudah lama didirikan, sekitar tahun 1997 yang lalu. Letaknya memang jauh dari jalan raya dan dekat dengan lokasi pemakaman. Bangunan rumah yang ada tepat di depan rumah yang sedang di pakai untuk kami berkumpul ini, merupakan kantor dari yayasan dan tempat tinggal anak-anak panti yang berusia SD – SMP. Sedangkan , tempat dimana kami berkumpul merupakan tempat untuk balita , usia pra sekolah atau TK serta para lansia.

Kompleks bangunannya cukup luas , ada halaman dan tempat parkir untuk kendaraan kecil. Dari pintu masuk,sebelum memasuki ruang tengah dimana tempat tersebut dipakai untuk ibadat misa dan permainan bersama anak-anak, akan melihat tempat belajar yang berjejer rapi. DI sini , para anak panti asuhan belajar dengan menggunakan meja belajar mereka masing-masing. Ada beberapa lukisan di tembok dan beberapa photo wisuda. Ketika saya melewati sebuah lorong antara ruang belajar dan ruang tengah, ada ruang tidur anak-anak. Dengan tempat tidur yang bertingkat, seperti sewaktu saya kecil tidur di tempat tidur yang seperti itu, tapi terbuat dari besi bukan kayu seperti yang mereka punya.

Ruang tengah ini juga luas sekali. Mungkin tempat berkumpulnya atau tempat makan mereka di ruang tengah, sebab ada dapur disana. Dekat dapur terdapat anak tangga dan ada beberapa kamar di atas ruang tengah. Disebelah kanan ruang tengah inipun juga terdapat beberapa kamar yang dikhusukan untuk bayi. Sewaktu pemberkatan anak-anak, setelah kami semua menyambut komuni, ada seorang bayi berumur satu bulan dibawa keluar oleh seorang pengasuh. Lucu, masih merah dan sayangnya anak seusia tersebut sudah terpisah dari ibu kandungnya..

Di ruangan tengah ini terdapat pula piala penghargaan yang dipajang dalam sebuah lemari kaca. Kemudian , ada gambar dan lukisan yang menjadi pajangan menarik hati hati saya. Seperti contohnya , sebuah lukisan tiga orang anak berbeda warna kulitnya , seakan memberitahukan kepada semua orang yang melihat, itulah dunia anak-anak. Selain itu, terdapat pula gua maria yang kecil di sudut ruang tengah ini.

Sebelum permainan dimulai, semua anak yang telah selesai santap siang, satu persatu mulai mengelilingi pemain keyboardnya. Mereka bernyanyi bersama. Lagu yang berjudul “bunda” menggetarkan seisi ruangan karena suara mereka yang keras dan sangat bagus terdengar sampai keluar. Kemudian , mereka berganti menyanyikan lagu – lagu bina iman atau sekolah minggu. Mereka semangat sekali menyanyikannya sampai-sampai kami semua ikut bernyanyi.

Setelah mereka selesai bernyanyi, permainan dimulai. Permainan yang diadakan tidak hanya untuk para anak panti asuhan, tetapi kamipun ikut bermain bersama mereka. Tetapi hadiah dari permainan tersebut diberikan kepada setiap anak yang ikut dalam permainannya. Mereka sangat bersemangat mengikuti setiap permainan yang diadakan bersama kami. Tak jarang, diantara anak-anak ini ada yang sangat ingin bermanja-manja dengan kami.

Oh ya, salah seorang teman ada yang berulang tahun dan ingin merayakan ulang tahunnya bersama anak-anak panti asuhan. Karena ada juga diantara penghuni panti ada yang berulang tahun, maka digabungkanlah mereka. Bersama-sama kami menyanyikan lagu “selamat ulang tahun” dan setelah selesai , mereka yang berulang tahun bersama-sama meniup lilin yang ada di atas kue ulang tahunnya. Menyenangkan sekali.

Namun sayang sekali , kami harus berpisah dengan mereka. Ada keharuan ketika berpisah dengan mereka. Anak-anak itu ingin ikut pulang bersama kami.Sedih.Sebelum pulang ,atau sesaat setelah membagikan bingkisan dan bersalaman dengan anak-anak, kami berfoto bersama dengan mereka. Rasanya tidak ingin berpisah dan ingin tetap bermain bersama mereka. Namun , mereka harus istirahat.

Terima kasih atas perjumpaan yang indah , bermain , berbagi ceria dengan kepolosan mereka. Mungkin , itulah mengapa Tuhan sayang anak-anak. “Biarkan anak-anak datang kepadaKu, jangan menghalangi mereka, sebab merekalah yang mempunyai kerajaan surga.”

Note :Yayasan Awam Bina Amal Sejati ( ABAS), Jl. Melati no.15 Desa Tonjong, Bogor (Tel...p : 0251 8552473) , di mana saat ini, di panti asuhan dan panti lansia tsb tinggal 13 anak berusia 0-5 tahun, 11 anak berusia 5-10 tahun, 13 anak berusia > 10 tahun, dan juga terdapat 15 orang lansia serta tuna wisma.

Thanks to KKMK KAJ , KSK Widiakarya , Yayasan Awam Bina Amal Sejati ( ABAS)

Bogor, 14 November 2010

Veronica Setiawati

G1g1kel1nc1.blogspot.com

Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri

Saya belum pernah ke Masjid Kubah Emas, hanya mendengar dari berita. Ketika seorang
teman kantor mengajak saya ke sana, saya pun menyetujuinya. Saya menyusul teman-teman esok pagi, dimana mereka sudah berada di rumah salah seorang teman kantor yang bertempat tinggal di sekitar lokasi Masjid dari semalam. Setelah makan siang, kami berangkat menuju tempat tersebut dengan motor.

Dari pinggir jalan Meruyung Limo Depok , pasti tidak akan mengira kalau ada sebuah masjid yang megah. Karena letaknya agak jauh dari pintu masuk gerbang. Setelah parkir motor, kami berjalan kaki untuk sampai ke lokasi masjid. Jika cuacanya sangat terik lebih baik memakai payung atau topi, karena walaupun terdapat taman yang luas namun sepanjang jalan menuju lokasi masjid tidak terdapat pohon yang rindang.

Dari kejauhan pun , sudah terlihat bentuk bangunan masjid yang berkubahkan emas. Lima tiang menara yang menjulang dengan tiga sekatnya dan disetiap puncak menara berwarna emas. Kubah utama yang besar ditengah berwarna emas dan terdapat empat kubah kecil mengelilinginya. Memukau bagi siapa saja yang memandangnya. Ketika saya dekat dengan lokasi masjid, saya perhatikan banyak pohon sejenis palma atau mungkin itu adalah pohon kurma, saya juga kurang tahu, mengelilingi masjid kubah. Jadi kesannya seperti yang ada di Negara Timur Tengah.

Bangunan masjid ini sungguh mewah dan megah. Lantainya dilapisi keramik. Ukiran yang tampak di setiap dinding luar sangat menarik dari unsur warna yang dipilih. Di pintu masuk untuk pria, atap pintunya berbentuk setengah lingkaran dan bercorak emas. Ketika akan menaiki anak tangga itu sudah menjadi batas suci dan harus melepaskan sandal/sepatu. Kalau di pintu masuk wanita, sama juga batas sucinya ketika akan menaiki anak tangga. Di basement ada penitipan sandal dan dipinjamkan kerudung bagi para wanita yang hendak masuk ke dalam masjid.

Pintu masuk masjid khusus wanita, sama bentuknya dengan yang di bagian pria. Delapan pilar berdiri tegak sebagai tiang menyangga atap yang berlapis warna emas dan atapnya berwarna hijau. Pintu besar berwarna coklat dengan ukiran yang bagus. Tepat di depan pintu ada kotak amal bagi para pengunjung. Tidak diperkenankan untuk berfoto. Di dalam, ruangannya sungguh luas. Beratap warna putih.

Di tengah-tengahnya atau tepat dikubahnya, terdapat gambar langit yang biru dan gumpalan awan yang putih. Jika sholat , serasa doa-doa yang dipanjatkan akan naik ke awan. Selain itu ada lampu Kristal yang besar dan terdapat juga enam tiang penyangga yang besar mengelilingi bagian kubah. Ada juga tulisan-tulisan dalam bahasa Arab, menghiasi dinding masjid . Juga pilar-pilar besar berjejer disisi ruangan kiri dan kanan dalam masjid.

Bagian luar, masih sekitar pelataran masjid, domina warna hitam, coklat ,putih, abu-abu yang sangat sederhana berpadu dengan warna kubah yang emas sungguh menganggumkan mata. Belum lagi pelataran yang luas ditengah – tengahnya. Aneka ukiran marmer yang ada di tengah-tengah pelataran. Saya jadi teringat kisah tentang megahnya Bait Allah. Saya membayangkan Bait Allah itu megah dan luasnya seperti ini. Belum lagi lorong-lorong jalan yang unik , karena tiang-tiang berwarna hitam dan putih serta atap plafon yang elips bentuknya , kemudian lantai keramik yang berwarna krem, membuat suasana yang berbeda.

Dari bagian sebelah kanan masjid, ada sebuah rumah yang sangat besar dengan halaman yang luas serta bangunan lain yang beratap hijau. Lampu-lampu jalan yang ada di sekitar masjid, bentuknya seperti yang ada di sepanjang jalan Malioboro Jogya. Banyanya tanaman hias,menambah sejuk tempat ini seperti berada di daerah puncak. Tidak heran, banyak dari pengunjung masjid ini yang ingin berlama-lama disini. Jika ingin mengabadikan diri dengan berfoto dengan latar belakangnya Masjid Kubah ini , bisa membayar ongkos cetak para juru photonya yang ada disekitar masjid.

Depok, 17 November 2010
Veronica Setiawati
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Tuk umat muslim : Selamat Hari Raya Idul Adha.

Sunday, October 31, 2010

Di Puncak Jakarta

Puncak Jakarta akhirnya dapat ku taklukan! :D
Akhir Oktober 2010, sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya yang lahir di Jakarta, untuk sampai di Puncak Jakarta, mana lagi kalau bukan di Monas. Perjuangannya pun cukup melelahkan, karena harus rela mengantri berjam-jam untuk bisa masuk ke pelataran tugu monas bahkan sampai ke puncaknya.

Sudah lama saya ingin sekali mengunjungi bahkan bisa memasuki Monas. Bukan hanya di pelataran tamannya saja loh.
Rasa ingin tahu yang besar itulah yang membuat saya melangkah ke sana. Luar biasa buat saya, begitu berada di Monas ,karena pagi hari begitu saya sampai di depan loket, sudah penuh orang yang mengantri. Padahal masih pagi sekitar pukul 08.30 wib.

Mungkin juga karena hari minggu, pikir saya, jadi mereka yang datang ingin menghabiskan liburannya bersama keluarga ke tempat ini. Atau juga, mereka yang baru saja selesai berolah raga pagi, kemudian menyempatkan diri untuk berkunjung. Entahlah , mungkin juga selain hal-hal tersebut, tiket masuk yang ditawarkan sangat terjangkau, yakni Rp 2.500 ( dewasa) . Dengan tiket seharga tersebut, maka semua pengunjung termasuk saya dapat masuk ke pelataran tugu monas dan sampai cawannya atau mengunjungi museumnya.

Di halaman cawan tugu monas , banyak sekali yang bisa saya lihat dan amati. Ternyata dibalik dinding taman monas yang mengelilingi tugu tersebut, terdapat relief-relief yang menarik, dan menyerupai aslinya. Setiap dinding relief, menceritakan sejarah dari perjuangan Indonesia. Seperti, ada kisah Majapahit, Olahraga khususnya bulutangkis , jaman penjajahan VOC dan sebagainya. Selain relief , terdapat taman-taman yang menghiasi halaman dari pelataran tugu monas.

Di bagian bawah cawan ada sebuah ruangan yang sangat luas dan besar, yang berisi diorama atau gambar-gambar dalam kaca tentang cerita dari perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Bukan hanya gambar tetapi di setiap diorama ada keterangannya dalam bahasa Indonesia ataupun Inggris, jadi para pengunjung termasuk saya yang masih awan soal sejarah , bisa membacanya. Ruangan ini sangat dingin , karena memang ber AC ini. Oh ya, selain terdapat lima ruangan diorama yang berjejer rapi disetiap dinding, juga terdapat sebuah box informasi. Isinya adalah mengenai informasi transportasi kota Jakarta termasuk transportasi monorel dari berbagai negara lengkap dengan gambar dan ada maketnya juga loh. Keren deh.

Satu lagi, jika ingin mengetahui serba serbi dari monas atau tahun pembangunan monas bisa melihat foto-fotonya yang terpajang rapi di beberapa tiang disudut ruangan. Saya sampai termangu melihat foto-foto tersebut. Penuh pengunjung di ruangan ini dan sangat ramai, mungkin karena dingin, banyak diantara pengunjung memanfaatkannya untuk istirahat sambil tiduran. Saya tidak menyangka ternyata di dalam monas yang menjulang tinggi seperti terlihat diluar, terdapat sebuah Ruangan yang luas ini yang di sebut : "Museum Sejarah Nasional"

Tepat di atas museum ini , terdapat sebuah ruangan lagi, namanya "Ruang Kemederkaan" Jika dari tangga terowongan setelah membeli tiket masuk , menaikin tangga akan menemukan sebuah pintu masuk dengan ukiran yang sangat bagus. Di dalamnya terdapat gambar replika dari tugu Monas, kemudian saya menaiki tangga lagi dan berada pada sebuah ruangan yang agak redup. Tempat duduk bertingkat beralaskan keramik tanpa sandaran, memenuhi ruangan diatas, mengikuti bentuk dari cawan yang menjadi dasar dari tugu. Banyak juga sih para pasangan disini, hmm :D.

Saya tertarik dengan satu tiang yang besar ditengah-tengan ruangan ini. Kenapa? karena di setiap sisinya terdapat hal yang berhubungan dengan kemerdekaan negara. Ketika saya mengitarinya , di sisi pertama saya melihat proklamasi, lalu sisi berikutnya sebuah peta nusantara dari Sabang sampai Marauke berjajar pulau-pulaunya, kemudian ada lambang Garuda Pancasila. Setiap gambar atau tulisan tersebut berwarna kekuningan seperti memakai lapisan emas dan sisi terakhir adalah sebuah pintu yang dasarnya hijau tapi motif yang ada pada pintu berwarna emas juga..Hmm.. seperti lambang kejayaan.

Setelah puas memandangi itu semua, waktunya buat saya mengunjungi puncaknya. Yahh dengan tekad sebulat tenaga dan semangat membara, saya membeli tiket lagi untuk sampai ke puncak dengan harga Rp 7.500 ( dewasa ) yang loketnya di samping pintu masuk ruang kemerdekaan. Untunglah di sekitar pelataran cawan ini masih ada yang jualan air minum , jadi masih bisa melegakan tenggorokan , namun tetap saja penjualnya kucing-kucingan dengan petugas. Butuh kesabaran untuk sampai ke pintu masuk lift , karena anteriannya cukup memakan waktu hingga 1.5 jam lamanya. "Seperti mau nonton konser di senayan saja" celoteh saya dalam hati.

Menjelang pintu masuk lift seorang petugas memeriksa tiket yang sudah dibeli, ada yang salah tiket dan belum membeli padahal sudah di hampir dekat pintu lift. "Silakah beli lagi tiket untuk kepuncak diloket sebelah sana pak, karena tiket ini hanya sampai dipelataran saja." begitu ujar petugasnya. Untunglah dia bersama keluarga, jadi bisa tetap antri sementara yang lainkeluarga yang lain membeli tiket. Lift yang akan membawa pengujung ke puncak lama sekali. Selain itu liftnya pun hanya dibatasi 11 orang di dalamnya. Ketika Lift menunjukkan angka dua dan tiga bisa menghabiskan waktu 3 menit , waktu perjalanan lift sepanjang tiang menuju dan dari puncak... Harus ekstra sabar untuk menunggu pintu lift terbuka sampai ke lantai satu lagi. Karena ketika lift yang dinaiki ini , begitu sampai di angka tiga berarti dipakai untuk menurunkan/menaikan pengunjung dari atau ke puncak monas . . Pengunjung yang dari puncak, diturunkan di lantai dua / pelataran atas cawan , jadi begitu liftnya sampai di lantai satu , dikhususkan untuk pengunjung yang akan naik ke puncak dan sudah berlelah mengantri.

Sampai dipuncak, waahh suenengnya saya merasakan angin yang cukup kencang.. jadi inget kalau mendaki gunung, sudah kelelahan dalam perjalanan begitu tiba di puncak lelah tersebut akan terasa hilang begitu saja. Karena sejauh mata memandang, pesona keindahan terbentang. Sperti halnya ketika di puncak monas, disana gedung-gedung bertingkat seakan tidak ada yang tersembunyi lagi. Setiap sudut barat , timur , selatan dan utara terlihat jelas tanpa halangan. Namun sayang, hampir tidak ada ruang hijaunya untuk kota Jakarta . Sejauh mata memandang hanya gedung dan rumah penduduk yang sangat padat. Namun dua buah gunung yakni GedePangrango dan Salak terlihat jelas di sebelah selatan, menambah keindahan kota. Dan saya tidak henti-hentinya memandang semua yang terpajang jelas didepan mata. Indah dan amazing.

Puncak monas, berbentuk empat persegi panjang dan dipagari teralis besi sekelilingnya. Disediakan juga alat untuk meneropong tentunya mengganti coin yang digunakan untuk teropong tersebut dengan Rp 2.000, dan bisa menikmati keindahan gedung-gedung jakarta yang menjulang. Di setiap bagian arah mata angin, terdapat informasi berupa gambar dan tulisa , dari setiap bangunan atau gedung yang ada dihadapannya. Misalnya, stasiun gambir, Masjid Istiqal, Kathedral, Gereja Immanuel, Istana Negara, Gedung Pertamina dan sebagainya.

Menyenangkan sekali, semua terlihat kecil ketika saya melihat dari atas puncak monas. Bahkan jarak antara tempat satu ke tempat lainnya seakan dekat tidak ada batas, padahal kalau saya tempuh dengan kendaraan bisa berjam-jam terkena macet. Itulah perjalanan saya ketika dipuncak Jakarta dan saya tidak penasaran lagi :D

Monas, Jakarta, 31 Oktober 2010

Veronica Setiawati
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Tuesday, October 12, 2010

Berwisata Air Di Tawangmangu Dan Wonogiri

Sewaktu solo ada dua tempat yang saya dan teman-teman datang mengunjungi yakni Air Terjun Sewu ( grojogan sewu ) dan Waduk Gajah Mungkur. Masing - masing tempat memiliki keunikannya tersendiri.

Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, merupakan waduk terbesar di Asia Tenggara dan juga menenggelamkan beberapa desa. Menurut sejarahnya waduk ini dibuat sekitar tahun 1970-an , berfungsi utama sebagai pengendali banjir sungai Bengawan Solo. Dari sepanjang jalan memasuki kabupaten Wonogiri sudah terlihat waduknya yang besar. Waduk Gajah Mungkur memiliki luas 9.700 hektar dengan panjang waduk mencapai 1.452 meter, tinggi waduk 42 meter dan volume 730 juta meter .

Angin waduk pun menyapa saya dan teman-teman ketika berada di dalam kawasan wisata ini. Banyak para pedagang yang menjual ikan-ikan basah tangkapan dari waduk ini. Disediakan juga jasa sewa perahu untuk mengelilingi waduk selama satu jam. Ada juga dua pendopo dekat dermaga yang digunakan untuk tempat makan. Letaknya persis di belakang ruang informasi. Pengunjung sangat ramai , karena mungkin masih suasan libur lebaran. Sore hari dan sedikit mendung tidak mengurangi jumlah pengunjung tempat ini yang tutup pkl. 17.00

Disekitar waduk , ditepi jalan, banyak warung yang menjual hasil tangkapan dari waduk Gajah Mungkur. Siapun yang lewat pasti akan mencium aromanya. Sebentar lagi waduk ini akan akan menambahkan keramaiannya dengan dihadirkannya sebuah wisata air waterboom. Dari waduk ini juga dapat melihat mereka yang sedang terbang dengan menggunakan paralayang.

Grojogan sewu, berada di Tawangmangu. Perjalanan dari terminal bus solo bisa menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam dengan biaya sejumlah Rp 9.000 per orang. Namun ketika memasuki Tawangmangu , selain jalan yang dilalui berkelok-kelok seperti menuju puncak Bogor, juga disuguhi pemandangan yang sangat menarik. Begitu sampai diterminal Tawangmangu dapat berjalan kaki atau menyewa kendaraan untuk sampai di pintu gerbang air terjun ini.

Udara yang dingin menyambut kedatangan kami. Banyak kera di sekitar pintu masuk. Unuk pintu masuk dan keluar dibedakan. Oh ya htmnya Rp 6.000/orang tp kalau turis bisa Rp 19.000 wow bedanya jauh ya :D . Lumayan jauh sih untuk sampai ke air terjunnya. Jalannya sudah bagus dengan tangga menurun. Pohon-pohonnya yang masih rimbun dan alami. Beberapa kera juga bebas berkeliaran di tangga nya.

Dari jarak beberapa meter sebelum akhir dari jalan masuk ke kawasan, air terjun sudah terlihat. Banyak pedagang yang menawarkan sate kelinci yang merupakan makanan khasnya. Air terjun cukup tinggi dan dikelilingi bukit-bukit. Untuk mendekati ceruk air terjunnya harus melewati batu-batuan yang curam dan licin. Dan hembusan angin yang cukup kencang ketika mendekatinya. Namun , ceruk ini begitu dangkal dan bisa digunakan untuk menikmati air yang jatuh dari atas. Dari tempat jatuhnya air terjun , bisa melihat pemandangan yang luas dari arah pintu masuk dan kolam renang anak-anak jauh diujung sana.

Di dekat jembatan tedapat patung ular cobra. Menarik sekali dibuat di sini dapat digunakan untuk membasuh muka atau mencuci kaki. Selain itu , terdapat juga beberapa arena permainan outbond seperti flying fox dan rafting mini dengan harga yang terjangkau. Di luar kawasan ini terdapat juga beberapa rumah yang disewakan jika ada pengunjung yang berencana menginap. Kuliner yang dapat di nikmati di sekitar Tawangwangu adalah sate kelinci. Jika ingin membeli cinderamatapun dapat membelinya diluar pintu gerbang.

Ohya, kalau akan keluar menuju pintu gerbang akan menaiki tangga. Lumayan jalananya menanjak dan berkeringat kembali. Anak tangga yang dinaiki berjumlah 1.250 anak tangga dan dari sini merupakan akhir dari wisata air terjun / Grogojan Sewu Tawangmangu. Melelahkan tapi juga menyenangkan.

Wonogiri dan Tawangmangu, 15 - 16 September 2010

Veronica Setiawati
http://g1g1kel1nc1/blogspot.com

Kota Toea : Jelajah Antjol

Mungkin sebagian besar orang hanya mengetahui Ancol terkenal dengan pantainya atau Dufan serta Gelanggang Samudranya. Namun dibalik tempat wisata ini , Ancol memiliki keunikan dan rahasia tersendiri, yang mungkin belum banyak dari kita yang mengetahuinya.

Stasiun Barang Kampung Bandan, dahulu digunakan utnuk mengantarkan rempah-rempah menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu , bangunan ini dijadikan tempat penyimpanan atau gudang. Stasiun ini masih digunakan sampai sekarang sebagai stasiun barang dengan rute Jakarta – Surabaya.

Tidak jauh dari stasiun , ada sebuah masjid tua yang bersejarah dan merupakan salah satu cagar budaya. Mesjid tersebut bernama Masjid Al Mukaromah atau Masjid Kramat Kampung Bandan. Di sana terdapat tiga buah makam para penyebar Islam di Jakarta yakni makam Habib Mohammad bin Umar Al-Qudsi ( wafat pada 23 Muharram 1118H ) , Habib Ali bin Abdurrahman Ba’Alwi ( wafat 15 Ramadhan 1122 H ) dan pendiri masjid Habib Abdurahman bin Alwi ASy-Syathri ( wafat 18 Muharram 1326 H )

Nama Kampung Bandan awal mulanya dinamakan demikian karena ada tiga versi yang umum di masyarakat sekitarnya. Pertama , merupakan sebuah ikatan orang-orang Bandan atau paguyuban yang berasal dari Maluku – Ambon. Kedua, karena disekitar sana terdapat pohon pandan, jadi orang-orang mendengar kata pandan menjadi Bandan. Dan yang ketiga , karena beberapa orang melihat secara jelas disekitar tempat tersebut para tentara Jepang yang membawa beberapa tawanan. Entahlah dimana diantara ketiga ini yang dipakai untuk menamai tempat tersebut.

Bentuk bangunan masjid ini sayangnya sudah mengalami perubahan dan penambahan ruang, mungkin hanya sebagian saja yang masih telihat bentuk aslinya. Seperti atap masjid yang atapnya masih berbentuk seperti jajaran genjang namun bertingkat tanpa kubah. Hal tersebut sebenarnya mengandung makna yang dalam bahwa menandakan tingkatan langit, kemudian tiang-tiang yang terpasang pada jendela yang berbentuk empat persegi panjang serta pilar-pilar yang ada di dalam masjid, lalu pintu masuk ke dalamnya yang masih lebar. Jika melihat ke halaman masjid juga terdapat makam-makam tua yang tanpa nama dan tidak diketahui. Batu nisannya pun bentuknya bermacam-macam, ada yang berupa gada, atau batu tugu.

Sebuah bangunan sejarah dapat termasuk dalam cagar budaya jika usianya lebih dari 50 tahun. Ada empat hal yang sangat diperhatikan agar sebuah bangunan masih termasuk dalam Cagar budaya antara lain pertama adalahkeaslian bahan misalnya dibuat dari jati , maka pergantiannya juga memakai kayu jati, kemudian yang kedua adalah bentuk bangunan, ketiga keaslian tata letak dan keempat adalah pengerjaannya. Jika nilai empat hal tersebut dari sebuah bagunan bersejarah maka nilai cagar budaya bangunan tersebut sudah tidak ada lagi. Jadi , jika sebuah bangunan bersejarah sudah hilang nilai sejarahnya , plang nama yang menyatakan bahwa bangunan tersebut masuk ke dalam cagar budaya harap ditinjau kembali atau sebaiknya dicabut.

Begitu pun dengan bangunan Klenteng Antjol atau Vihara Bhakti sudah banyak mengalami perubahan dari bentuk aslinya. Namun , jika ingin mengetahui sejarahnya masih dapat diceritakan. Klenteng Antjol atau Da Bo Gong Ancol, merupakan salah satu tempat peribadatan yang tertua dan bersejarah. Letaknya dekat pinggir laut dan berada dikawasan perumahan elite Pasir Putih. Begitu memasuki gerbang klenteng seperti menyusuri sebuah lorong rumah sakit. Kemudian sampailah di sebuah ruang utama dimana terdapat makam dari suami istri yang bernama Iboe Siti Wati dan Sampo Soei Soe.Di atas makam mereka di dirikan sebuah tempat peribadatan untuk mereka.

Dikisahkan bahwa Sampo Soei Soe jatuh cinta dengan seorang gadis pribumi yang juga penari ronggeng Sunda bernama Siti Wati. Kemudian mereka menikah dan nama mereka diabadikan dalam Klenteng yang dibangun pada tahun 1650 ini. Di sebelah makam mereka terdapat satu buah makam lagi yang bernama Sam Po Tay Djin. Bangunan ini masih terlihat bentuk aslinya seperti bentuk atapnya tidak berubah. Namun bagian lain diruang bangunan utama ini sudah mengalami penambahan bangunan baru.

Uniknya, di klenteng ini tidak diperbolehkan memakan daging babi atau petai. Klenteng ini satu-satunya klenteng kombinasi, coraknya Taois dengan gaya khusus karena klenteng ini dikaitkan dengan makam seorang Islam yang dianggap keramat dan sekaligus menjadi tempat pemujaan baik bagi orang Tionghoa maupun penduduk pribumi. Selain Klenteng utama , terdapat juga klenteng khusus Dewi Kuan im dan Sang Buddha , kemudian bagian belakang terdapat makam Embah Said Areli Dato Kembang bersama istrinya Ibu Enneng (Pha Poo) yang merupakan Orangtua Iboe Siti Wati , yang mana ayahnya adalah seorang Pejabat kraton sebagai juru catat / sekretaris pada masa Kerajaan Padjajaran.

Tidak jauh dari klenteng , terdapat sisa – sisa peninggalan sebuah benteng yang waktu penjajahan Belanda digunakan untuk menahan serangan musuh. Benteng Ancol yang masih ada , tidak terlihat sebagai benteng karena sudah ada peninggian tanah di sekitar benteng, sehingga sekarang yang terlihat hanya tembok yang memanjang saja. Ketebalan benteng tersebut bisa mencapai 100cm lebih, dipinggirnya masih terdapat lubang-lubang jendela yang dahulu digunakan untuk meletakan senjata atau meriam.

Satu lagi tempat bersejarah yang mungkin belum diketahui orang banyak adalah sebuah taman makam di Ancol. Ereveld merupakan sebuah Taman Makam Kehormatan , dibangun pada tanggal 14 September 1946, oleh yayasan Oorlogsgravenstichting yang berpusat di Belanda. Di tempat ini terdapat sekitar 2.000 jasad dari beberapa makam dan berbeda-beda bentuk nisannya. Sebab, setelah tahun 1960, makam-makam yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 22 makam itu kemudian dipindahkan dan dipusatkan di pulau Jawa. Ada tujuh taman makam Everld ini yang masih ada di Pulau Jawa yakni di Jakarta (Menteng Pulo dan Ancol), Bandung (Pandu dan Leuwigajah), Semarang (Kalibanteng dan Candi), dan Surabaya (Kembang Kuning).

Mereka yang dimakamkan di taman makam ini adalah para korban kekejaman tentara Jepang. Para korban itu yang bukan hanya tentara Belanda saja tetapi ada juga rakyat pribumi dan mereka meninggal dengan cara di eksekusi mati atau dibantai dengan senapan / samurai . Lokasi pembantaian tersebut pada sebuah pohon , letaknya tidak jauh dari monument yang berada ujung makam. Sedangkan tempat yang menjadi monument saat ini , dahulunya merupakan tempat dikuburnya para korban pembantaian. Jadi setelah mereka di eksekusi mayat-mayat mereka dikubur dalam satu tempat hingga membentuk gundukan. Diantaranya yang dimakamkan di sini adalah Prof Dr Achmad Mochtar, seorang Indonesia pertama yang menjadi Direktur Lembaga Eijkman. Monumen ini dibangun untuk mengenang mereka yang telah mengorbankan diri mereka dan juga mereka yang tidak disebut namanya di makam di tempat ini.

Oh ya , jika ada yang ingin tahu tentang ramal meramal? Nah, disalah tempat yang dikunjungi ada sebuah ramalan dari sebuah tongkat yakni di Klenteng Ancol. Caranya, kedua tangan direntangkan sejajar tongkat tersebut. Kemudian oleh seorang penjaganya ditandai batas rentangan tangan dan dibawa doa dihadapan makam Embah Said. Setelah itu kembali tangan direntangkan sejajar dengan tongkat , jika batas pertama dilewati oleh jari maka pertanda bagus tetapi jika tidak maka sebaliknya.

Selain itu ada juga ramalan Ciam si, mungkin ini ada disetiap klenteng. Cara mengetahuinya adalah pertama, kocok sampai keluar satu batang bambu yang terdapat nomor ramalannya, setelah itu batang bambu yang keluar tersebut diletakan pada sebuah tempat dupa di depan altar sembahyang. Kemudian ada buah batu berbentuk Ying dan Yang di putar-putar di atas tempat dupa setelah itu dilemparkan. Jika hasil lemparannya adalah Kedua benda tersebut terbuka berarti permintaan ditertawakan, jika keduanya tertutup berarti tidak ditolak permintaannya tetapi jika salah satunya terbuka berarti dikabulkan dan melanjutkan untuk mengambil kertas sesuai dengan nomor yang ada pada batang bambu tersebut. Yah hasil dari kertas tersebut boleh dipercaya boleh tidak namanya juga ramalan.. :)


Jakarta - Antjol , 10 Oktober 2010

Thanks to : Komunitas Jelajah Budaya Kota Toea

Veronica Setiawati

http ://g1g1kel1nc1.blogspot.com

mail to : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au