Kraukk.com

728 x 90

Thursday, March 18, 2010

Pasar pagi lanjut ke kota tua

Hari minggu pagi , tgl 30 November 2008 janjian dengan siti di shelter busway jembatan baru cengkareng. Lama juga menunggu akhirnya dia muncul berlari-lari menaiki jembatan menuju depan loket dimana saya sudah menunggu. Tujuan kami adalah pasar pagi mangga dua yakni mencari beberapa jenis souvernir untuk pernikahan siti.


Dari cengkareng kami berdua naik bustransjakarta dengan ongkosnya RP 3.500 per orang. Jalur yang dilewati adalah spanjang jalan daan mogot, grogol kemudian melewati depan universitas trisakti lewat tomang ( maap kalau tidak salah sih, waktu itu masih lewat jalur tersebut ) dan turun di shelter harmoni untuk berganti bus menuju Jakarta kota tidak usah bayar lagi. Tinggal mengikuti jalur busway melewati sawah besar, glodok , LTC dan berakhir di kota. Nah dari kota lanjut lagi perjalanan dengan naik mikrolet menuju pasar pagi.

Pagi hari masih belum terlalu ramai pasar pagi. kami berdua menuju bagian dari gedung pasar pagi mangga dua. Karena di tempat itu banyak dijual pernak pernik aneka rupa souvernir seperti tempat lilin ,gantungan kunci, sendok garpu dll dengan harga bervariasi dan dijual grosiran alias partai besar. Bisa juga dipesen sesuai maunya mereka yang menikah. Lengkap deh. Oh ya di sana juga menjual pernak pernik natal seperti pohon natal serta hiasan natalnya, karena waktunya kan memang dekat natalan hehe..

Setelah dari mencari souvenir, saya menemani siti mencari kemeja putih untuk calon suaminya pada saat ijab kabul atau akad nikah. Setelah pilih-pilih ukuran dan tawar menawar dapatlah satu buah kemeja putih yang cukup bagus dan agak tebal kemejanya. Nah, mulailah muncul rasa lapar neh.. muter-muter di gedung pasar pagi mangga dua lumayan melelahkan. Kami berdua memilih KFC dekat situ untuk mengisi perut.. dan kali ini siti yang membayari saya .. katanya terima kasih sudah ikut repot membantu dia menyiapkan pernikahannya… duuuhh jadi terharu deh ..

Nah loh di tengah jalan , siti punya keinginan untuk mampir ke kota tua. Mau ke museum fatahillah sebelum pulang tetapi sebentar saja karena takutnya nanti calon suaminya datang kerumahnya setelah pulang kerja. Kami naik mikrolet menuju stasiun kota karena letaknya sangat berdekatan. Kami berjalan kaki menuju kawasan kota tua.


Waah sebenarnya ini juga pertama kalinya saya menginjak museum ini yaahh jadi ketauan deh.. hihi.. dengan harga tiket masuk Rp 2000,- kami menyusuri tiap lorong yang ada di museum fatahilah atau yang disebutnya Museum Sejarah, yang tentunya dengan tentengan tas – tas plastik belanjaan siti.

Begitu di dalam ruangan, ini muka sudah mendangak ke atas , celingukan ke kiri dan kanan yang mana dulu musti ditelusuri. Akhirnya kami berjalan ke bagian kanan, ada sepasang patung ondel-ondel , kemudian masuk ke kawasan kerajaan tarumanegara di situ ada prasasti batu tulis yang ternyata saya lihat lagi setahun kemudian di tempat aslinya ditemukan di ciampea-bogor ( prasasti ciaruteun ), kemudian ada becak yang merupakan salah satu transportasi yang ada dijakarta pada jaman lampau – tetapi untungnya saya termasuk orang yang pernah naik sebagai penumpang, jadi boleh dong gaya sedikit hehe.. , ada juga beberapa peninggalan sejarah dari para penjajah termasuk replika dari kapal yang digunakan sewaktu mendarat di Batavia. Menarik sekali.

Kami naik ke lantai yang diatas. Ada beberapa orang yang sedang mengambil poto disini. Di lantai atas ini sangat luas. Meja kursi yang terbuat dari kayu menghiasi ruangan atas ini. seperti ruang keluarga kalau menurut saya apalagi ada meja – meja yang bundar ditengahnya serta satu set meja kursi seperti ruangan makan termasuk lemarinya. Setiap ukiran yang ada pada tiap furniture tersebut sangat unik , saya jadi mau kalau punya rumah yang luas isinya seperti itu.. tempoe doeloe banget deh. Belum lagi ruangan tidur, luas sekali. Kamar tidur saya saja tidak seluas itu. Ranjangnya terbuat dari kayu. Tiang-tiang penyangka pada tempat tidurnya juga tetapi tidak ada kasurnya hehe.. ,tapi masih terawat sangat rapi. Dari lantai atas ini dapat dilihat gedung yang ada di sebrang museum. Seperti gedung kantor pos atau museum senirupa yang ada di sisi kanan.

Dari lantai atas kami menuju halaman belakang dari museum sejarah ini. cukup luas halaman belakang juga sejuk. Jendela – jendela yang ada di museum sejarah berwarna hijau dan bentuknya panjang-panjang terbuka ke depan. Beberapa anak terlihat sedang asik mendokumentasikan diri mereka di depan kamera. Di depan tangga ada sebuah patung dewa hermes. Di bawah bangunan ini ada sebuah penjara bawah tanah. Saya masuk ke dalamnya hanya bisa jongkok. Ruangannya gelap, kecil dan cahaya hanya masuk dari jeruji besi serta masih ada beberapa bola beton yang mungkin dahulu dipakai oleh para penghuni penjara yang diikatkan pada pergelangan kaki mereka. Hmmm…

Saya dan siti kembali masuk ke dalam museum, kali ini menuju bagian sebelah kiri. ada sebuah lukisan yang besar , ada beberapa alat kesenian betawi, seperti tanjidor yakni alat music tiup dan gambang kromong, serta pakaian pengantin adat betawi untuk lelaki dan perempuan. Menyenangkan sekali bisa berkeliling museum ini. perjalanan kami berakhir di museum sejarah karena kami harus pulang menuju shelter bustransjakarta menuju harmoni dan lanjut ke cengkareng.

Hmm , tidak sangka melihat album poto sewaktu di museum Jakarta, akhirnya membuat saya dapat menceritakan kembali apa yang telah terjadi setelah dua tahun berlalu dan saya tidak tahu, sekarang siti dimana, semoga dia , suami dan keluarganya selalu keadaan sehat serta dalam lindungan Tuhan. Tulisan ini buat siti, miss her so much..


Jakarta, 14 maret 2010
..Veronica Setiawati..

Saturday, March 13, 2010

Air terjun Cibereum

Pada hari Sabtu - Minggu, tanggal 5 - 6 desember 2009 yang lalu, saya beberapa teman-teman dari kantor mengadakan jalan-jalan ke puncak. Menginap disebuah villa di kawasan ciloto puncak dan kemudian besok minggunya kami menuju air terjun cibereum yang ada di lokasi gunung gede pangrango. Dari ciloto menuju perjalanan kea rah cibodas - cipanas.


Disebelah kiri jalan raya puncak cipanas, terdapat sebuah plang besar yang menunjukkan arah jalan menuju gunung gede pangrango dengan jarak 4 km. Dari jalan ini akan berakhir pada sebuah pintu masuk kawasan taman nasional cibodas. Setelah membayar tiket masuk , kami mencari parkir di dekat mandalawangi.


Dari parkiran , kami berjalan kaki melewati pasar cinderamata, menuju kawasan pendakian gunung gede pangrango. Tiket masuk untuk ke air terjun seharga Rp 3.000 per orang dan jumlah orang yang ikut ada 15 orang. Saya, arif, kiki , mike, asep , pak ipin , dede dan saudaranya, bu ren , katrin dan saudaranya, mamat, yati , pak yudi , iksan anak pak yudi. Perjalanan yang ditempuh menuju air terjun seharusnya 1 jam dengan jarak kurang lebih 1 km. karena para pesertanya tidak pernah jalan-jalan ke tempat seperti ini , ada yang bilang sudah lama tidak ke tempat ini , salah kostum karena memakai sepatu hak tinggi dan juga karena pernafasan yang tidak teratur sehingga banyak istirahatnya.


Mike dan asep dibelakang.. saya berjalan agak cepat untuk menyusul teman-teman yang lain yang agak jauh di depan. Terlihat pak ipin sudah tersengal - sengal nafasnya, sedangkan iksan peserta paling kecil tampak bersemangat untuk segera melewati jembatan kayu. DI tengah perjalanan setelah telaga warna, kami berhenti melihat beberapa ekor lutung berlompatan antara pohon satu ke pohon yang lain di atas kepala kami. Kemudian kami menemukan jembatan kayu atau canopy yang panjang. Hanya sayangnya ada beberapa ruas jembatan yang sudah lapuk yang berlubang dan sangat berbahaya jika tidak hati-hati akan terjatuh.


Dari jembatan ini akan terlihat puncak gunung gede pangrango jika cuaca bagus. Dari jembatan ini akan menemukan sebuah pos namanya Panyangcangan. Di pos ini terbelah jalannya , sisi kiri perjalanan menuju puncak gede dan lurus menuju air terjun. Dari pos ini ke air terjun sekitar 0.3 km lagi dan akan bertemu dengan jembatan bambu setelah itu akan terlihat air terjun cibereum dari kejauhan.

Saya, bu ren, pak yudi , iksan yang lebih dahulu sampai di air terjun. Dari kejauhan percikan air terjun sudah membasahi jembatan kecil dan air yang seperti ditumpahkan dari langit dengan derasnya jatuh ke bawah. Ceruk yang ada di sekitar air terjun inipun dangkal dan kami dapat mandi ataupun merasakan jatuhnya air terjun di badan. Tetap harus hati-hati karena licin dan batu-batu yang ada disekitar air terjunpun tajam. Tidak lama kemudian muncul mamat, kiki, yati, katrin, pak ipin , dede dan saudaranya, arif , terakhir adalah mike dan asep. Senang banget deh akhirnya semua bisa sampai ke air terjun padahal tadi mereka sudah hampir menyerah mau balik lagi. Saluuut deh buat temen-temen semua.. standing applause…


Kami mulai berfotoan di sekitar air terjun yang dingin. Serta angin yang kencang membawa percikan air sehingga membuat baju kami basah. Kami berpindah ke air terjun yang tidak jauh dari air terjun cibereum, tetapi lebih kecil dan seperti menempel pada dinding bebatuannya. Di sekitar air terjun ada kamar mandi umum yang dapat digunakan untuk mengganti pakaian. Beberapa saung untuk berteduh atau ingin menikmati air terjun dari jarak jauh dengan sedikit terkena air. Jika berlama-lama di sekitar air terjun ini , akan menggigil.


Pulang dari air terjun melewati jalan yang sama seperti waktu naik. Namun akan terasa lebih ringan karena lebih banyak jalan menurun dan datar. Perjalanan pulang akan membuat baju yang basah karena terkena air akan menjadi kering bercampur dengan keringat. Lebih baik memakai sepatu yang ceper yang tahan batuan atau sandal gunung untuk keselamatan pribadi karena perjalanannya banyakmelewati hutan dengan jalan berbatu yang licin. Sebelum pintu masuk, jika masih ingin beristirahat atau mencuci kaki dapat berhenti sejenak di telaga warna.


Warna telaga yang hijau kebiruan menandakan kesan mistis dapat terlihat dari jalan. Setelah puas melihat telaga perjalanan dapat dilanjutkan melewati jalan yang semi datar tetapi tetap waspada jika kaki sudah mulai lelah berjalan bisa-bisa terpeleset.

DI tempat parkir, teman-teman sudah tergelak di mobil karena pegal-pegal kakinya. Selama perjalanan pulang, kami hanya dapat tertidur. Inilah perjalanan hari kedua dan penutup dari piknik keluarga kantor. Seru, menyenangkan dan bikin kangen.

Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kelancaran acara ini.

Cibodas, 06 Desember 2009

“Tulisan ini buat mike lando yang pernah minta dibuatkan cerita tentang perjalanan kami waktu ke puncak. Tq atas kritik dan sarannya.”

--veronica setiawati-

Friday, March 12, 2010

Curug Ceheng - kab banyumas



Ada lagi sebuah tempat wisata yang tidak kalah menariknya yakni curug ceheng. Letaknya di desa Gandatapa, kecamatan Sumbang , Banyumas. Jika perjalanan dari kota purwokerto sekitar 15 KM arah timur laut.Curung ceheng terletak pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Ketinggian air terjunnya hanya 13 meter.


Lokasi curug ceheng pun tidak terlalu sulit untuk dicari. Untuk angkutan umum masih jarang yang melewatinya. Tapi jika menggunakan kendaraan pribadi dapat langsung mengambil jalur ke arah sumbang. Jalan yang kendaraan yang dilalui pun bagus karena sudah di aspal. Udara bersih, sejuk dan menyenangkan melihat hamparan sawah atau ladang-ladang milik penduduk disepanjang jalan menuju kawasan curug ceheng.


Di sebelah kanan jalan akan terlihat palng tanda panah besar yang bertulisan “Curug ceheng”. Menunjukkan pintu masuk atau gapura dari kawasan curug ceheng. Bentuk gapuranya menarik , di tengah atap gapura tengah sebagai pintu masuknya ada patung ukiran dua ekor naga saling membelakangi. Kemudian puncak atap kiri dan kanan yang atapnya berbentuk kerucut, diatasnya ada seperti ukiran berbentuk mahkota raja-raja jawa atau sultan.


DI depan loket tertulis harga tiket masuk sebesar Rp 1.500 per orang serta harga parkir kendaraan. Juga dituliskan “Dilarang terjun dari atas curug” menurut teman saya yang mengantar, sudah banyak orang yang terjun dari atas curug kemudian tidak muncul lagi ke permukaan air. Bahkan menurut dia , ada seorang temannya yang mencoba untuk terjun dari atas curug , hampir tenggelam namun untungnya masih terselamatkan. Konon menurut mitos, di curug ceheng tepat di ceruk jatuhnya air terjun tersebut ada seekor ular besar sebagai penghuninya, emm apakah mungkin lambang dua ekor naga di atas pintu masuk itu ? entahlah itu hanya mitos, tetapi memang ceruk itu sangat dalam.


Dari gerbang pintu masuk, akan melihat beberapa tempat atau pendopo sebagai tempat istirahat. Memang pemandangannya sangat bagus. Hutan hijau di kejauhan dan lekukan air sungai dapat terlihat dari pendopo ini. Agak ke dalam , saya seperti memasuki area atau kawasan perkemahan karena bentuk pohon-pohonya seperti yang ada di bumi perkemahan rancaupas bandung. Seperti hutan damar dan ada juga pohon-pohon palem. Kemudian saya melewati sebuah tanah lapang yang sebetulnya tempat ini disiapkan untuk sebuah lahan parkir ada sebuah bangunan beratapkan seng bagi kendaraan roda dua dan tempat yang luas untuk parkir mobil bila datang berkunjung. Dan bila berjalan beberapa meter ada sebuah tanah lapang yang dapat digunakan untuk berkemah bagi mereka yang ingin menikmati alam curug.


Jalan menuju air terjunnya masih tanah yang ditumbuhi rerumputan. Kira-kira jarak yang ditempuh dari pintu gerbang sampai ke air terjun adalah 400meter. Tetapi harus melewati tangga -tangga yang berbatu yang miring.


Pemandangan yang ada disekitarnya tidak akan membuat lelah perjalanan melewati tangga tersebut. Sesekali beristirahat sambil menikmati derasnya air sungai di bawah sana. Namun harus hati-hati juga karena sebagian tangga tertutup rumput jadi tetap harus waspada agar tidak terjatuh. Jika melihat dua buah bangunan yang saya pikir itu buat tempat berteduh berarti air terjun sudah terlihat. Di sebrang sungai ada ladang-ladang milik penduduk dan terlihat juga ada seseorang yang memanjat pohon kelapa nira dengan cepatnya, saya sampai terkagum-kagum melihatnya. Dari tempat inipun sudah dapat menikmati indahnya curug ceheng sambil duduk-duduk di sekitar sungai.


Curug ceheng ini sangat bagus. Airnya sangat bersih dan bening. Batu-batuan berwarna coklat terlihat jelas dari permukaan. Tetapi di dekat ceruk tempat air terjun ini jatuh airnya berwarna hijau lumut yang pekat, menurut saya ini menandakan bahwa itu adalah tempat yang dalam. Saya kurang tau berapa kedalamannya. Dinding bebatuan disekitar jatuhnya air ini terdapat beberapa tumbuhan pakis. Serta terlihat beberapa aliran air mengalir seperti pancuran kecil pada dinding batu tersebut. Pemandangan yang sangat menggagumkan. Benar jika ada yang menulis tentang curug ceheng adalah tempat yang sangat romantic. Tempatnya tersembunyi ditengah perkebunan dan hutan, jika dari atas terlihat seperti setengah lingkaran, benar-benar tidak menyangka ada sebuah tempat seperti ini.


Sewaktu saya datang , belum banyak pengunjung yang datang hanya terlihat dua atau tiga pasangan dan anak-anak yang masih berseragam sekolah. Penduduk di sekitar kawasan ini sudah menyiapkan warung-warung kecil untuk para pengunjung. Namun saya tidak melihat adanya kamar mandi umum atau mungkin sebuah tempat untuk menginap. Mungkin tempat yang bagus seperti curug ceheng ini bisa menjadi salah satu penghasilan daerah dan penduduk disekitar jika dikelola dengan benar. Karena menurut saya curug ceheng benar-benar tempat yang sangat bagus dan masih sangat alami.





Purwokerto, 27 februari 2010
..veronica setiawati..
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Sunday, March 07, 2010

Jelajah kota jogja

( lanjutan dari Ngelayap ke jogja )

Menjelang sore suatu ketika berada di jogja, dimulailah perjalanan kami dengan berjalan kaki. Jalan-jalan sore di hari sabtu 18 Juli 2009. Dari jalan DI Panjaitan hanya mengikuti jalan lurus ada gapura putih ditengah jalan dan akan sampai di alun-alun selatan kota jogja. Kalau tidak salah, di dekat lapangan ada sebuah kandang gajah yang nantinya gajah-gajah tersebut akan dikelaurkan pada saat acara-acara tertentu seperti pada saat pawai kraton.

Melewati jalan Ngadisuryan dan berhenti di depan sebuah rumah yang unik dan bagus, saya senang melihatnnya karena sebagian besar berbahan dari kayu serta ada halaman kecil ditanami tumbuh-tumbuhan hijau.Kami berhenti sejenak untuk berfoto di depannya. Kereen..


Kami meneruskan perjalanan dan sampailah di sebuah tempat wisata Istana Taman Air Tamansari. Masuk dari sisi kanan dari komplek Taman Sari sebuah pintu kecil mengawali perjalanan kami. Kemudian melewati sebuah lorong yang panjang tingginya sekitar 2 ( dua ) meteran. Jalan berliku dan banyak beberapa anak tangga. Namun tempat ini sepertinya masih dalam renovasi, mungkin ada beberapa perbaikan setelah gempa jogja. Di luar, juga terdapat bangunan yang sudah setengah runtuh. Sayang sekali jika sampai bangunan peninggalan sejarah ini sampai hancur rata dengan tanah. Dari tempat ini saya bisa memandang jauh atap-atap rumah penduduk dan nun jauh di sana gunung merapi yang sedang mengeluarkan asap tanpa awan yang menutupi. Sore hari yang indah dan cuaca cerah.

Perjalanan dilanjutkan melewati sebuah gang kecil dan berujung pada sebuah pasar. Namanya pasar Ngasem sebuah pasar yang menjual beraneka rupa burung termasuk panganannya dan sangkarnya. Biarpun sore hari tetapi pengujungnya pasar ngasem ini penuh dan jalan disekitarnya padat. Kami melewati sepanjang jalan Ngasem dan beristirahat di halaman Kraton Yogjakarta dari jalan Rotowijayan. Oh ya nama-nama jalan di jogja cukup unik dan agak susah dihapal. Selain itu tulisan pada plang namanya juga disertai tulisan huruf jawa .Hhmm masih ada ga ya pelajaran membuat tulisan huruf jawa itu sekarang? unik banget!

DI halaman kraton Yogjakartahadiningrat ini ada anak-anak yang sedang bermain sepak bola. Kami beristirahat untuk makan dan minum di bawah pohon yang rindang. Raka asik bermain sendiri. Saya dan resti berjalan di sekitar halaman kraton. Jika ingin melihat kraton bisa tetapi harus berpakaian yang sopan. Seperti masuk ke istana presiden di Jakarta. Tapi menarik , akhirnya saya bisa berada di jogja!

Selesai makan dan minum, kami menuju alun-alun utara kota jogja. Nun jauh disana gunung merapi masih jelas terlihat. Akhirnya tibalah kami di pusat kota jogja atau titik nol km. Di depan monument serangan umum satu maret. Selain itu ada sebuah gedung Bank Indonesia berwarna putih , elegan dan menarik meskipun termasuk dalam bangunan tua. Selain itu di seberang monument ada sebuah istana Negara serta ada beberapa museum. Agak ke utara terlihat pasar Bringharjo serta jalan menuju malioboro. Perjalanan kami berhenti sampai disini, karena dari tempat ini kami berjalan kaki menuju sebuah tempat atau gedung kesenian di jogja namanya Taman Budaya untuk melihat sebuah festival kesenian gamelan. Karena teman kami , Gatot merupakan salah satu panitia dan bagian dari acara tersebut akhirnya kami putuskan untuk beristirahat di tempat tersebut sampai waktu pertunjukkannya jam 8 malam.


Festival Gamelan Jogjakarta, demikian acara yang akan kami lihat. Ini merupakan festival budaya yang diadakan setiap tahunnya setiap bulan Juli-Agustus. Kali ini diadakan untuk tahun yang ke-14. Sebelum memasuki tempat pertunjukannya, setiap bawaan diperiksa. Tidakboleh membawa air minum atau makanan dan jika kedapatan botol minuman atau makanan itu semua disimpan disatu tempat tertentu oleh panitia. Saya kan membawa kamera, karena tidak bisa sembarang orang mengambil gambar dari acara tersebut tanpa adanya ijin. Akhirnya saya pun mencatat nama, alamat, no telp saya di buku tamu. Itu persyaratan dari panitia jika ada yang membawa kamera atau alat perekam .KTP saya pun disimpan oleh panitia dan ketika selesai acara dapat diambil kembali,. Duuhh bener-bener ketat. Maklum ya inikan sebuah mahakarya dan dilarang keras untuk plagiat apalagi tanpa ijin.


Saya pikir awalnya pasti akan sangat membosankan melihat festival gamelan karena dalam pikiran saya gamelan alat musik yang pelan untuk mengiringi tarian jawa dan pasti akan membosankan. Ternyata tidak sama sekali. Musik yang dimainkan dari gamelan tersebut sangat meriah dan mengguncangkan satu ruangan. Terlebih lagi ketika kesenian budaya dari Kabut Hitam muncul di panggung, para penonton satu persatu mulai memenuhi depan panggung berlompatan mengikuti alunan musiknya sampai acara selesai pukul sebelas malam dan juga merupakan pertunjukkan terakhir dari rangkaian acara gamelan festival selama tiga hari. Sebuah pertunjukan yang tidak kalah serunya dengan konser music yang pernah saya lihat di Jakarta.


Pulang dari taman budaya berjalan kaki menuju kawasan jalan malioboro. Masih ramai meskipun telah larut malam. Kami tidak memutuskan untuk kembali ke tempat kami menginap tetapi menuju sebuah tempat lesehan dekat stasiun tugu, penuh sekali tempatnya mungkin juga karena malam minggu jadi rombongan yang rata-rata anak muda membuat kawasan ini menjadi sangat ramai. Pulang lewat tengah malam , kami pulang naik taksi.

Jogja , 18 Juli 2009

Telaga Pucung - kab. Banyumas


Di Sekitar lokasi curug cipendok , dikecamatan Cilongok atau sekitar 15 km arah barat dari kota Purwokerto, terdapat sebuah tempat wisata yang lain bernama “Telaga Pucung”. Letaknya tidak jauh hanya beberapa ratus meter dari pintu masuk curug cipendok . Dari sisi kiri jalan akan terlihat jelas gapura pintu masuk dan loket masuknya. Tiap pengunjung yang datang dikenai tiket seharga Rp 4.000 per orang. Perjalanan menuju telaga kurang lebih 200 meter dengan berjalan kaki.


Begitu melewati pintu masuk, sebuah jalan berbatu yang kecil di kelilingi beraneka macam pepohonan mengawali perjalanan menuju telaga. Ada beberapa papan nama kecil yang dipasang pada pohon-pohon yang langka. Sehingga membantu para pengunjung mengetahui nama-nama dari pohon-pohon yang ada di sepanjang jalan menuju telaga.


Di tengah perjalanan , akan ditemui sebuah turbin air yang terbuat dari kayu tetapi sudah tidak berfungsi dan sudah berlumut. Bentuknya sangat unik. Air sungai yang mengalir disisi kanan turbin air sangat jernih dan deras. Batu-batuan yang ada di sungai membuat buih air menjadi putih melewati bebatuan ,sungguh pemandangan yang indah, saya senang sekali melihatnya. Tidak jauh dari turbin ada jembatan kecil yang terbuat dari kayu namun berlumut. Jadi jika melewatinya harus hati-hati karena licin. Oh ya tempat inipun merupakan sebuah pos atau persinggahan sementara untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan lagi ke telaga. Karena terdapat tempat duduk terbuat dari kayu dan sebuah tempat berteduh atau istilah dalam bahasa jawa adalah pendopo.


Telaga pucung dikelilingi oleh hutan pinus dan damar serta bukit-bukit hutan yang masih alami. Luas komplek Telaga Pucung adalah 3 (tiga) hektar dengan luas telaganya sendiri adalah 1 (satu) hektar. Telaga Pucung sendiri merupakan objek wisata yang baru dibuka secara resmi pada tanggal 8 Agustus 2002 di kab. Banyumas. Oleh sebab itu masih banyak orang yang belum mengetahuinya. Memang tempatnya belum terlalu ramai dan sangat sunyi sepi. Hanya beberapa pasangan saja yang ada. Tempat wisata yang masuk dalam wilayah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan ( KPH ) Banyumas Timur tersebut mulai dibenai dengan berbagai fasilitas, karena akan dijadikan tujuan wisata secara resmi.


Contohnya untuk kamar mandi umum sudah tersedia bahkan tempat beberapa tempat penginapan. Kawasan penginapannya bernama “Kampung Panginyongan” . jika memang ingin berlibur dan menyepi dari bisingnya kota dapat dipilih tempat ini, tetapi mengenai harga penginapan dapat ditanyakan diloket pintu masuk. Dan tentunya sudah disiapkan segala perlengkapan masak dan bahan-bahan makananan karena tempat ini jauh dari tempat jualan. Jangan sampai sudah menginap eeh kelaparan dan mau cari makan jauh,yaah liburan bakal jadi tidak asik deh hehe..


Disekitar telaga pucung juga terdapat tempat lapang yang dapat digunakan untuk camping ground. Tempat tersebut sengaja dibuat dikhususkan bagi anak-anak muda yang suka berpetualang di alam bebas yakni alam pengunungan. Saya rasa para wisatawan atau pengunjung telaga pucung akan dapat merasakan suasana yang berbeda dan merasakan keindahan yang ada di sekitarnya belum lagi air sungai yang sangat jernih serta kolam telaga yang luas. Merasa damai karena jauh dari hiruk pikuknya perkotaan.

Selamat berkunjung dan berlibur di kabupaten Banyumas…

Purwokerto , 26 Februari 2010
..veronica setiawati..
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Ngelayap ke jogja


Ke jogja ?? ide itu muncul ketika saya dan lilis sedang duduk pagi-pagi , nyeduh kopi di depan tenda di area perkemahan kadang badak gunung gede pangrango sekitar akhir bulan Juni 2009 yang lalu. Awalnya hanya iseng-iseng merencanakan kemudian teman-teman saya datang ke rumah dan langsung menyatakan diri ikut. Setelah dipastikan bahwa saya ,lilis dan si kecil raka- keponakan lilies yang usianya 3 tahun , pinok dan kiwir yang waktu itu masih belum bisa dipastikan jadi apa tidak , tetapi sudah membeli tiket untuk keberangkatan kami dari stasiun tanah abang, dan pada akhirnya kiwir ikut juga ke jogja. Oh ya waktu itu nana juga mau ikut tetapi menjelang detik - detik terakhir keberangkatan dia membatalkan diri karena ada lembur dari kantornya. Untunglah tiket yang sudah dibeli untuk nana digunakan oleh resti temannya pinok. Jadi akhirnya kami berenam ke jogja.


Ada cerita unik sewaktu dalam perjalanan menuju stasiun tanah abang hari jumat 17 Juli 2009 , sore pukul 16.30 pulang dari pabrik di balaraja. Waktu itu pun saya harus cuti hari sabtunya karena belum ada peraturan hari sabtu libur. Walaupun pulang sudah lebih awal tetapi tetap saja di perjalanan tol tangerang Jakarta , mobil granmax yang kami tumpangi terjebak macet. Mungkin karena wiken maka mobil-mobil tumpah ruah di jalan. Saya janjian dengan adik saya jam 6 sore di dekat lampu merah kembangan dekat puri mall. Sedangkan setengah enam sore saya masih ada di dekat pintu tol karang tengah. Aduuhhh saya mulai tidak tenang, kalau sampai ketinggalan kereta bagaimana ? belum lagi ketika keluar pintu tol meruya macet total memebuat saya bertambah panik. Alhasil saya jalan kaki melewati mobil-mobil yang padat merayap kemudian melewati jalan tol yang waktu itu masih dibangun lalu menemui adik saya yang sudah menunggu di sebrang sana depan showroom mobil dengan perlengkapan tas packing saya. Yaa.. setengah tujuh malam meluncurlah saya ke stasiun dengan sepeda motor dan untungnya adik saya ini mengetahui jalan tikus dari arah kebon jeruk menuju tanah abang , sehingga pukul 7 malam sampailah saya di stasiun. Tapi lilies belum sampai karena ban bajaj yang dia tumpangi bocor , aduuuhhh biyung ada-ada aja iihh ..


Kereta ekonomi Begawan menuju jogya akan berangkat setengah jam lagi atau pukul 19.30 dari stasiun tanah abang. Lilies akhirnya sampai juga lima belas menit dari jam 7. Saya dan kiwir menunggunya di dekat loket sedangkan pinok dan resty ada di peron serta karcis di bawa mereka. Upps untunglah kami dapat melewati petugasnya karena banyak orang juga yang keluar masuk peron stasiun tanpa bayar. Setelah itu terdengar pengumuman dari speaker bahwa kereta Begawan akan memasuki jalur,kami mempersiapkan diri terutama raka karena dia masih kecil dan orang-orang yang akan pergi juga banyak sekali mungkin karena libur panjang alias long wiken. Raka juga masih tahap penyembuhan dari diare tapi lilies nekat membawa dia jalan. Kami duduk bangku belakang dekat pintu dan wc kereta api ekonomi begawan. Seru juga naik kereta ekonomi seharga Rp 38,000 ini , penuh berbagai rupa wajah penumpang, full music dari pengamen, full jajanan dan full canda tawa dari kami sepanjang malam hihi..


Menjelang subuh saya mengirimkan pesan sms kepada gatot, teman kami yang ada di jogya. Kami berkenalan sewaktu pendakian persahabatan 2 ke gede pangrango. Lagipula kost nya dia di jogya jadi tempat kami bermalam , yaaahh ngirit ongkos penginapan gitu deh hehehe…
Setelah memberitahukan posisi kereta distasiun mana saja, akhirnya pagi pukul 7 kurang lebih sampailah di lempuyangan. Tujuan utama saya , lilies dan resty adalah kamar mandi. Yuup semalaman di kereta yang pengap dengan bau yang khas ditambah belum mandi cukup membuat badan menjadi gerah karena keringet. Selesai dari kamar mandi, kami menunggu sebentar dan tak lama gatot muncul. Karena gatot hanya punya satu sepeda motor untuk memboncengi kiwir dan sebagai pemandu jalan juga, yah akhirnya naik taxi , saya di depan mangku raka, lilies, pinok dan resti duduk dibelakang bayarnya Rp 20.000 sampai jl DIPanjaitan itupun dibayar gatot .. bener-bener ga enak ati malah tuan rumahnya yang bayar. itu baru hal pertama yang merepotkan tuan rumahnya dan itu baru saja datang di jogja hihi..


Jogjakarta , 18 Juli 2009
================ ( bersambung )