Kraukk.com

728 x 90

Thursday, May 27, 2010

Pesona Kampoeng Awan Yang Tersembunyi

Pertama kali mendengar nama kampoeng awan sungguh terdengar asing di telinga saya. Namun begitu tiba di tempat ini semua rasa penasaran saya terjawab. Tempat yang sejuk serta dengan leluasa mata ini dapat melihat megahnya gunung salak seperti lukisan alam yang indah berdiri tegak di hadapan saya.

Kampoeng awan awal mulanya merupakan sebuah tempat peristirahatan sebuah keluarga. Karena sang suami pemilik villa ini mendambakan sebuah tempat dengan suasana pedesaan maka didirikanlah tempat ini. Namun lambat laun disediakan juga bagi para pengunjung yang ingin menikmati suasana alam dengan cara berkemah juga tersedia di sini. Alat-alat serta fasilitas yang mendukung berkemah pun juga disediakan. Tidak seperti berkemah biasa, pelayanan yang diberikan pun secara istimewa seperti menginap di hotel bintang lima. Oleh sebab itu tempat ini dapat juga digunakan sebagai tempat untuk family gathering.

Saya sungguh terpesona dan kagum begitu memasuki villanya yang didominasi warna coklat tua. Sejuk dan nyaman sekali villa berlantai dua ini yang sebagian besar bahan bangunannya memakai kayu. Lantai atas merupakan ruang keluarga serta kamar sang pemilik vila. Diceritakan juga oleh sang pemilik villa bahwa mereka dapat memegang awan. Bagaimana awan-awan itu berarak masuk ke dalam dan memenuhi ruangan diatas. Selain itu pun pada malam hari, bisa melihat keindahan lampu-lampu kota bogor dan puncak yang seperti berlian. Begitu juga ketika merayakan malam pergantian tahun baru , tanpa perlu memasang kembang api pun akan melihat letusan-letusan kembang api dari berbagai arah sehingga menambah semarak dan indahnya malam.

Halamannya pun sangat luas.Beberapa tempat dapat dijadikan sebagai lokasi camping ground. Setiap lokasi yang ada di kampung awan pasti ada namanya. Seperti nama Awi Koneng , Camp Kaktus , Balong , camp jamaika , camp sungkai dan lain sebagainya. Ada tiga bagian tangga untuk sampai ke villa tetapi tiap bagian terdapat halaman yang luas dan hijau. Beberapa tanaman dan kebun bunga menghiasi halamannya. Berlama-lama di sini membuat saya betah terutama karena pemandangan di gunung salak yang ada dihadapan villa serta pesona kota bogor yang memanjakan mata saya.

Tidak jauh dari halaman ke dua yang terdapat kolam , terdapat sebuah rumah pohon. Terdapat sembilan buah anak tangga dan jarak antara anak tangga sebagai pijakan kaki agak jauh. Rumah pohon ini sepertinya digunakan untuk permainan flying fox karena ada sebuah tali besi yang terpasang memanjang sampai pada sebuah pohon cemara diluar pintu gerbang kecil yang terbuat dari kayu.

Dari vila ini pun , saya juga menyaksikan indahnya langit saat matahari terbenam dibalik gunung salak. Indahnya warna langit berubah ketika matahari telah terbenam kemudian secara perlahan muncul keindahan yang lain yakni lampu-lampu kota dibawah sana yang mulai menyala berkelap kelip seperti melihat sejuta bintang. Keindahan yang sangat langka buat saya.

Menjelang pagi saat matahari hendak menampakan dirinya. Menyusuri hutan pinus dan sampailah pada sebuah tempat yang luas yang berhadapan langsung dengan gunung gede pangrango. Melihat indahnya pengunungan tersebut membuat hati saya rindu untuk mendaki gunung tersebut. Gunung gede pangrango yang terbentang luas dan tertutup kabut itu terlihat dalam pandangan saya seperti sebuah Candi Borobudur yang megah. Cahaya matahari pagi pun perlahan mulai muncul dari balik bukit hutan pinus.


Disekitar lokasi kampung awan , terdapat sebuah perkebunan jamur. Sebuah rumah sederhana yang terbuat dari gedek bambu dijadikan sebagai tempat perkebunan jamur kuping yang berwarna putih kelopaknya. Di dalam ruangan yang lembab, terdapat rak-rak yang terbuat dari bambu dimana tiap rak di isi dengan bongkahan kayu yang terbungkus plastic digunakan untuk budidaya jamur.

Di antara bongkahan kayu yang tersusun rapi tersembul beberapa buah jamur. Setiap hari dapat saja panen jamur. Hasil panenan dikumpulkan dan dijual di pasar. Hasil panenan jamur dikumpulkan kemudian dimasukan masing-masing ke dalam sebuha plastic besar yang bisa mencapai 20 kg dan dihargai Rp 50.000 ,-

Beberapa kilometer dari kampung awan, terdapat lahan model untuk perkebunan organik, dengan ketinggiannya sekitar 760 mdpl. Aneka rupa tanaman yang ada seperti buah-buahan, sayuran dan juga hasil hutan. Metode yang digunakan pun secara organik tanpa menggunakan pupuk kimia melainkan memakai kotoran kambing serta. penanamannya pun dilakukan dengan cara tumpang sari dengan palawija atau biji-bijian. Usaha perkebunan yang dirintis sejak tahun 2002 dibangun atas swadaya sendiri ini sebagai langkah nyata penghijauan hutan dan penghasilan bagi petani di sekitarnya.

Tempat yang menarik buat saya adalah air terjun. Yups tentu saja ada sebuah lokasi air terjun bernama curug panjang. Bentuknya memang memanjang seperti rambut yang terurai. Kedalaman ceruknya sekitar 7 meter. Di dekat sebuah toilet ada dua buah kincir air yang masih berfungsi. Sebenarnya ada tiga namun yang satu sudah rusak. Di atas sungai yang batu-batuannya sangat besar itu ada dua buah tali yang digunakan untuk flying fox. Rupanya permainan ini melewati sungai yang alirannya cukup deras ini dan cukup berbahaya tetapi pengelola nampaknya sudah menyiapakan berbagai alat safety bagi para pengujung. Di atas lokasi air terjun terdapat camping ground, mesjid dan kantor pengelola. Jarak tempuh menuju air terjun dari pintu masuk juga tidak terlalu jauh tetapi hendaklah hati-hati karena cukup licin dan berbatu apalagi ketika hujan.

|Veronica Setiawati|
megamendung, 22 - 23 Mei 2010
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Kampung Awan
Adventure and Education Camp
Jl. Raya Puncak Desa Sirnagalih Cipendawa Blok G
No. 2 megamendung Bogor
Phone / Fax : 0811 865 761 / 021 7811 710
Email : kampoeng.awan@yahoo.com

Thursday, May 20, 2010

share perjalanan : Jelajah Kota Toea 8 Feb 09

Berangkat dari rumah sudah pkl 7.15 pagi. Jalan kaki ke fajar menunggu mobil angkot L300 yang ke kota dan biasa lewat jalan itu. Tapi koq tidak ada satupun yang lewat neh.Oh ya kan hari minggu, jadi tidak ada yang lewat… Ya udah dari pada telat dan emang udah telat siiihh naik aja metromini 84, mana jam di hp udah hampir jam 8 pagi. Lumayan metromini agak sepi dan dapat tempat duduk pula, daripada batalin gak jadi pergi , iiya kan, mana udah bayar. Nekat aja berangkat, kalaupun terlambat sampai di sana ataupun acara batal , umpamanya…., kan masih ada informasi yang bisa di dapat. Pokoke percaya aja deh :D

Perjalanan bis mulai masuk tol setelah dari jalan lingkar luar cengkareng-kamal dan keluar di pluit. Tanya – tanya sama ibu yang duduk di sebelah kalo mau ke kota turun dimana ya? Eehh gak taunya si ibu juga sama turunnya di pejagalan , dikasih tau deh kalo mau ke kota-stasiun jalan kaki aja lewat pasar tempat aku turun gak usah naik bajaj atau kendaraan lain karena mahal dan juga bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Ketemu jembatan layang belok kiri dan ketemu pasar pagi/asemka lurus aja udah sampe stasiun hehe… dan horree ketemuu juga .. iihh senengnya… makasih deh buat ibu itu.

Dari jauh keliatan rombongan pakai baju merah.. wah aku pikir udah ketinggalan neh.. yaaahhh di tinggalin deh… niat hati udah pengen pulang lagi aja tapiii terus aja aaahhh tanggung udah sampe tinggal belok ke dalam. Sampai di pintu samping museum bank mandiri , tanya-tanya pak satpam “pak mau ikutan acara jelajah kota tua.” Di tunjukin ma pak satpamnya dan orang yang ada di sana , mau naik lift atau tangga di situ ada petunjuknya untuk registrasi.

Ikutin petunjuk lewat lorong bangunan museum bank mandiri dan akhirnya ketemu tempat registrasi. Waaahhh heppiiii yayayaya heppii yeyeyeee… begitu lihat masih banyak orang disana hehehe,, begitu ke tempat registrasi , aku kasih printout bukti transfernya dan tulis nama serta emailnya di kertas registrasi diberikannyalah aku roti, air mineral, tanda peserta serta kupon makan siang, kertas sinopsis dan penjelasan sedikit bahwa aku di kelompok Patekoan sesuai yang ada di tanda peserta tetapi bisa juga koq bergabung dengan kelompok yang lainnya…. Oohh gitu ya ok deh , setelah tenangin diri bentaran karena masih capek dan panik tadi karena menyangka di tinggalkan, akhirnya aku bergabung aja dengan kelompok lamceng hehehehe karena gak tau yang mana kelompok aku hehehe… lagipula kelompok ini udah mau jalan.

Oh ya disini aku ketemu dengan salah seorang temen dari sep mudika beda angkatan , tapi aku lupa namanya inget wajahnya , kenalnya pertama kali di mega mendung waktu ada acara outbond di sana.

Mulai deh berangkat, dengan dipandu oleh kak meimei kami bergerak dari ruangan demi ruangan yang ada di museum bank mandiri. Tiap ruangan masih tertata rapih. Lihat-lihat juga mata uang jaman dulu waahhh asik banget. Setelah dari situ kami digiring ke ruangan yang lebih besar disitu ada gambar dari cikalbakal beberapa bank yang ada di Indonesia… hmmmm jadi tau deh. Setelah dari situ, perjalanan lanjut untuk keluar dari gedung museum ini. Oh ya sebelum keluar dikenalkan salah satu opas atau mungkin kalo aku sebut satpamnya pada jaman belanda dulu hehe… dan ada lift yang dulu di pakai pada tempo dulu dan masih berfungsi sampai sekarang.. unik banget :-0

Pukul Sembilan lewat kami sudah di luar dari gedung museum. Jalanan diluar masih basah karena memang tadi sempat hujan. Kami berjalan menuju pasar pagi atau belok kanan dari pintu samping gedung. Beramai-ramai berjalan sambil mendengarkan penjelasan dari tour guide mengenai daerah pasar pagi asemka dan sekitarnya ini termasuk tempat yang murah meriah untuk belanja hehe.. palagi ATKnya. Ehh ada kamera tipi juga lohh di sana hehehe,,

Ketika kami sampai di pertokoan pasar pagi asemka ini eehh tiba-tiba hujan. Kami berteduh dan menunggu temen-temen yang lain berkumpul di ruko. Ada yang unik dari ruko ( rumah toko ) ini yakni, selain dari lantai satu/ dasar yang dipakai berdagang dan lantai atasnya dipakai sebagai rumah tinggal, ruko juga akan di bangun ke atas jikalau anak dari pemilik ruko menikah waahhh bayangin seandainya ada 5 anak dan kelimanya menikah dan tinggal di tempat yang sama, tingginya kayak apa ya dan pasti ada lift tuh hehehehe….. Setelah reda kami melanjutkan kembali perjalanannya dan berbeloklah kami pada sebuah gang. Disitu ada sebuah rumah yang gak tahu punya siapa, bentuk rumahnya itu campuran melayu, belanda dan cina yang konon katanya ini milik juragan tembakau. Keren juga rumahnya warna hijau muda berlantai dua.

Selanjutnya kami melihat lagi ada sebuah rumah dokter , yang menarik di atas atapnya itu ada yang berbentuk kubah. Agak maju lagi ketemu dengan rumah yang istilahnya adalah tusuk sate. Menurut cerita posisi rumah tusuk sate itu tidak bagus oleh sebab itu di atap rumahnya di taruh guci , mungkin fengsuinya begitu hehe tebak manggis aje neh... Dan kemudian kami juga melihat rumah yang lainnya. Dan memang perjalanan kami cukup menarik orang-orang sekitar ya, bahkan ada seorang warga sekitar situ yang menanyakan kami dari mana dan ada acara apa hmm…

Dari sini perjalanan dilanjutkan melewati gang yang digenangi air. Ujan gerimis juga mulai turun. Dan berhentilah kami pada sebuah rumah. Gak terlalu dengar apa yang di jelaskan kak meimei, tapi aku menangkap itu adalah rumah kesejahteraan karena ada tulisan cina di lantai dua yang terlihat jelas dan diterjemahkan olehnya. Keluar dari pemukiman warga kami bertemu dengan kali krukut dan melewati sepanjang jalan tersebut ketemulah dengan toko obat Lay An Tong dan di sebrangnya adalah wihara budhi darma. Tempatnya dari luar siih kelihatannya kecil tapi begitu masuk kedalam waaahhhh merah semua dan memanjang. Agak gak enak sih soalnya kan ini tempat ibadah ya… ijin minta foto sebentar dan keluar berkumpul lagi untuk meneruskan perjalanan berikutnya.

Di pinggir jalan perniagaan dijelaskan bahwa dahulu jalan itu bernama Patekoan dan maap banget gak terlalu jelas kelanjutannya… jalanan mulai rame dan mobil-mobil serta mereka yang seliweran di sana pada celingukan pengen tau ada apa gerangan rame-rame mana kami pake baju merah lagi hehehehe… Berhenti sejenak di depan gang menuju wihara lamceng atau ariya marga sambil menunggu temen-temen yang lainnya.

Sampai di depan wihara tersebut ternyata masih ada rombongan kelompok yang lain yang akan siap-siap untuk beranjak dari sana. Setelah itu kami masuk ke dalam dan melewati pintu utama yang kecil, jangan berebutan kalo masuk hehehe… Wihara ariya marga ini cukup luas di dalamnya dan unik.

Kembali kami ke jalan perniagaan atau ke gang menuju wihara lamceng untuk selanjutnya menuju ke sekolah SMAN 19. Menurut sumber katanya di sebelah kanan sekolah ini ada kelenteng yang tidak banyak orang tau karena terletak di gang kecil yang tertutup. Sayangnya kami tidak masuk ke dalamnya dan mungkin pihak sekolah sedang ada acara lain takut menggangu akhirnya perjalanan kami lanjutkan ke toko tiga.

Oh ya SMAN 19 ini dulunya adalah sekolah untuk orang-orang tionghoa yang namanya adalah Tiong Hoa Hwee Koan (perkumpulan Tionghoa). Namun pada pemerintahan orde baru sekolah yang disingkat Pa Hua ini ditutup dan di ambil alih serta berubah nama menjadi SMAN 19 yaaahh bersyukur jadi sekolah juga. Bentuk bangunannya juga tidak berubah banyak dari aslinya. DI toko tiga kami berbelok ke kanan menuju wihara yang lain tapi ini masih direnovasi. Hanya sebentar kami disana, perjalanan kembali ke toko tiga menuju jalan petak Sembilan atau jalan kemenangan. Lagi-lagi kami bahan perhatian warga sekitar di sana, mungkin kami dikira rombongan dari partai mana yang sedang kampanye hehehehe….

Cuaca mulai panas. Dan jam menunjukkan hampir pukul sebelas siang. Setelah melewati sekolah ricci sampailah kami di Kelenteng Toa Se Bio. Wadduhh rameee banget.. padat pula, ya mobil, orang lewat , jualan, pengemis pun juga ada menunggu sedekah dari mereka yang datang ke sini.

Aku masuk hanya sebentar , karena penuhnya orang yang mau sembahyang gak enak juga ganggu mereka yang mau sembahyang. Ya sudah aku berjalan mengikuti mereka yang menuju gereja santa maria de Fatima. Jreennggg… sempet bengong ini gereja? Karena gak seperti gereja pada umumnya tampak luar. Tapi begitu mata menoleh ke gua maria di sisi kanan dari pintu masuk ohh bener ini gereja hehehe… aku mencoba masuk ke dalam gerejanya yang ternyata ibadat misanya sudah selesai. IStirahat sejenak di dalam , duduk dan melihat interior gereja. Melihat mereka yang turut berdoa juga di dalam gereja…. Jadi adem sebentaran aja sih, mengabadikan foto dari beberapa bagian gereja yang unik.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi di bawah sinar matahari yang terik ke wihara dharma bakti.Ternyata di wihara pengemisnya lebiiihhh banyak dari yang ada di toa se bio. Dari pintu masuk sampe ke wiharanya berjejer tuh di sebelah kanannya.

Luar biasaaa…. :)

Tidak lama kami disini karena juga terlalu banyak pengunjung yang mau sembahyang untuk menyambut Cap Go Meh , kami pulang melalui jalan kecil menuju pasar , letaknya di sebelah kanan tempat pembakaran dupa. Lewat pasar yang padet menuju pertokoan pancoran – glodok. Ikuti sepanjang ruko menuju pasar pagi asemka untuk kembali ke museum bank mandiri.

Kami semua peserta berkumpul di ruangan besar untuk makan siang bersama dengan menukarkan kupon yang ada di tanda peserta.

Ada penjelasan singkat dari sang penyelenggara – Bp Kartum Setiawan mengenai jelajah kota tua dan tempat-tempat yang kami kunjungi tadi. Kemudian ada pembagian hadiah bagi mereka yang dapat menjawab pertanyaan seputar perjalanan tadi serta ada pertunjukan barongsai. Menarik bangeet palagi pas acara atraksi barongsai, serruuuu banget…. Dan tak terasa pukul satu lebih acara selesai untuk jelajah kota tua ini. Terima kasih banyak karena telah memberikan pelayanannya dan pengetahuannya dalam acara ini…..

Note : Poto-poto bisa dilihat di Wisata Jelajah Kota Tua http://g1g1kel1nc1.multiply.com/photos/album/67/Wisata_Jelajah_Kota_Tua

Cengkareng , 10 februari 2009 pkl 23.15

Salam,

Vero

Mail to : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au

Sunday, May 16, 2010

ceritanya siih mau lihat acara serentaun :D

Sabtu pagi sekitar pukul 9 pagi seharusnya saya sudah berada di stasiun bogor. Tempat saya dan teman-teman bertemu. Tetapi saya telat pukul 11 baru bertemu dengan mereka di taman topi square. Bener ga enak hati kalau datang telat. Kami berenam dan semuanya perempuan segera menuju kampung sindang barang naik angkot. Kampung budaya sindangbarang menjadi tujuan kami karena akan diselenggarakan sereun taun.


Di sindangbarang setiap satu tahun sekali diselenggarkan upacara adat Seren Taun yaitu upacara ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil Panen dan hasil bumi yang diperoleh pada tahun ini dan berharap hasil panen tahun depan akan lebih baik lagi.


Turun dari angkot kami berjalan kaki sekitar kilometer kurang lebih. Gerimis menemani langkah kami menuju kampung adat sindangbarang serta melintasi persawahan yang masih sangat luas. Dari kejauhan memang tampak atap-atap rumah yang menurut Evi , salah seorang rekan kami, itu sudah lokasi dari kampung sindang barang.


Sampai di depan pintu masuknya saya terdiam karena tidak melihat pintu gerbang atau sebuah tanda memasuki kampung budaya sindangbarang. Melihat banyak orang melewati jalan yang di depan saya ternyata jalan bebatuan tersebut yang menuju lokasi kampung sindangbarang. Kemudian setelah sampai di lokasi perkampungan sindangbarang ada lumbung-lumbung padi yang disebut leuwit, alat-alat penumbuk padi serta setumpuk padi didekatnya. Didepan ada sebuah rumah utama beratap ijuk terlihat beberapa anak berseragam putih abu-abu berkumpul disana sedang asik mendengarkan kokolot setempat yang memakai pakaian serba hitam , sedang bercerita mengenai sindangbarang dalam bahasa sunda.


Tidak jauh disebelah rumah utama yang menghadap ke halaman yang luas di tengah kompleks perkampungan , ada tempat untuk pertunjukan kesenian lengkap dengan alat-alat musiknya. Sepertinya semua sedang dipersiapkan untuk acara seren taun yang ternyata diadakan pada hari Minggunya. Hujan juga cukup deras mengguyur dan kami semua kumpul di sebuah tempat bale-bale yang terbuka. Ada informasi yang dapat dibaca oleh semua orang berupa beberapa potongan Koran mengenai sindang barang yang ditempel pada sebuah papan pengumuman yang terbuat dari kayu. Banyak orang yang akan meliput acara serentaun dan termasuk orang asing. Tidak menyangka ternyata di sini juga saya bertemu dengan Eca dan Mas Teguh dari Travel Writer.


Tidak banyak yang kami lakukan selama disindangbarang. Maksud hati mau liat perayaan serentaun tapi ternyata baru esok harinya acaranya dimulai maka kami memutuskan untuk pulang. Sampai di depan parkiran, ada angkot yang baru saja datang mengantarkan bahan-bahan makanan. Kami bermaksud untuk menumpang sampai ujung jalan namun beberapa teman memesan bakso. Untunglah supir angkotnya mau menunggu sampai mereka selesai makan dan mengantar kami sampai diujung jalan.


Melihat durian yang ada di salah satu warung di ujung jalan, ida, evi dan mutia segera memesan durian. Mereka berlima pesta durian waahh saya tidak bisa ikutan deh hanya melihat kenikmatan teman-teman melahap durian. Dari sindang barang kami berpisah di BTC dan saya sendiri naik bus dari terminal bus.



Kampung Budaya Sindang Barang

Desa Pasir Eurih Kec. Taman Sari Kabupaten Bogor
Telp : 0251 9148854
Bpk Asenk
HP. 08568092040
e-Mail info@kp-sindangbarang.com, maki@cbn.net.id

http://www.kp-sindangbarang.com/index.php?page=halaman&id=68

Sindang barang, 16 Januari 2010

Veronica Setiawati

Friday, May 14, 2010

Antara Purwakarta dan Karawang

“Bu ve, lebih baik lu kabarin temen lu dulu deh kalau mau batalin acara ke bandung.” Begitulah saran mike , salah seorang teman kantor saya. Akhirnya dengan berat hati saya membatalkan acara menghadiri pernikahan seorang teman juga dan datang ke karawang, menghadiri pernikahan salah satu rekan kantor. Titipan amplop sudah banyak dan saya harus datang.


Ternyata pada hari pelaksanaan mundur waktunya. Seharusnya sudah berangkat sejak pukul 13.00 tetapi menunggu kedatangan mike, salah seorang teman. Jadinya kami berangkat pukul 16.00 masuk dari pintu tol kebon jeruk depan RCTI ke arah tomang. Saya, asep, mike , shiro, ahmad dan andri serta pak endang yang mengendarai mobil menuju Purwakarta.


Kami memang menginap di Purwakarta. Buat saya , ini yang kedua kalinya tetapi bagi mike dan shiro ini baru pertama kalinya mereka ke purwakarta. Dari tol cipularang , keluar di pintu tol subang karena pak endang akan menuju subang- rumahnya. Setelah melewati pasar rebo, posisi supir digantikan oleh Ahmad Saiful. Sampai di kota purwakarta sudah pukul 18.30.


“kita jangan ke alun-alun , karena sekarang sudah ditutup dan dijadikan taman jd tidak bisa lagi dipakai untuk nongkrong ( istilah untuk kumpul-kumpul anak muda )” kata Asep. Alternatif lain yang disarankan adalah kumpul disebuah setu yang ada di pusat kota purwakarta namun setelah saya lihat tempatnya seperti kolam buatan yang ada di menteng Jakarta. Lebih baik ke danau cirata saja.Akhirnya kesepakatan dipilihlah sebuah danau namanya danau cirata, yang menurut Ahmad bukanya 24 jam dan bisa bakar ikan. Nah mendengar kata bakar ikan , langsung saja kami setujui tanpa tahu persis tempatnya seperti apa.


Sampai di suatu tempat yang namanya cijantung yang memiliki jalan masuk yang cukup satu mobil, serta jalannya yang tanah dan tidak rata. Tibalah kami di rumah salah seorang sepupunya Asep. Rumah yang di halamannya ada kolam ikan dengan kedalaman satu meter. SIlaturahmi dengan keluarganya kemudian mandi pukul 21.00 kami berangkat menuju danau cirata. Karena mau jalan-jalan, peserta jadi nambah. Andri mengajak istrinya dan di tambah Dani. Jadi ada 8 orang Asep, ahmad, andri dan istri, Dani , mike dan shiro satu laginya saya.


Kami mengambil arah ke kiri ke arah yang menuju pasar klered. Sebelum sampai pasar , kami mampir ke sebuah supermarket, belanja makanan dan minuman dan saya menunggu di dalam mobil. Malam itu bulan purnama terang sekali sinarnya namun sedikit tertutup awan. Maklumlah sepanjang jalan belum semua diterangi penerang jalan, jadi cahaya bulan purnama sangat jelas terlihat. Sampai di ujung jalan plered berbelok ke kiri dan melewati persawahan dan tak lama sampailah di pintu gerbang danau cirata yang ternyata adalah sebuah bendungan PLTA cirata. Dari pintu gerbang menuju waduk jalannya saja sudah berliku-liku dan penerangannya sangat kurang. Banyak warung-warung yang terbuat dari anyaman bambu di pinggir jalan. Terlihat juga beberapa motor yang menepi dari beberapa pasangan, mmm oh ya malam mingguan , saya lupa makanya pada mojok di tempat ini.


Dari kaca sebelah kiri saya melihat bukit-bukit disebrang sana. “kalau kita datangnya agak siang neh , bisa lihat pemandangan disini bagus banget.” Kata Asep bersemangat setelah saya mencoba buka percakapan mengenai bukit disebrang sana. Sekitar satu jam perjalanan dari tempat kami menginap menuju waduknya. Ada beberapa truck melewati jalan ini. Kami berhenti di sebuah jembatan. Sebelah kiri jembatan adalah air bendungan dan disebelah kanan adalah jurang tetapi ada tangga yang sangat panjang jika ingin turun.


Bendungan cirata luas sekali dan dipakai sebagai jalan alternatip menuju cianjur,bandung , padalarang dan purwakarta. Jembatan memang bukan tempat parkir sehingga sebuah mobil petugas menegor kami untuk parkir dekat pos diujung jembatan. Sementara teman-teman yang lain parkir kendaraan ,saya dan shiro mendekati sebuah monument yang awalnya saya tidak tau kalau monument itu dipersembahkan buat para korban yang meninggal selama pembuatan bendungan PLTA cirata. Setelah poto baru sadar. Kami tidak sendirian disana, ada juga kumpulan anak motor sedang berkumpul disana.


Dari petunjuk Asep kami mendapatkan tempat makan yang enak. Letaknya tidak jauh dari bendungan dan melewati jembatan. Tempat makannya adalah sebuah warung bale-bale yang terbuat dari anyaman bambu dan tiang kayu. Sebelumnya dialasi dulu dengan tikar. Kami memesan makanan nasi liwet dan ikan bakar. Makanan khas yang disediakan setiap warung yang ada di sini. Tempat kami duduk menghadap ke danau. Di kejauhan cahaya mercusuar terlihat indah. “dulunya waduk ini adalah tempat pembuangan mayat, makanya disebut Buangan.” Cerita Andri seakan mengerti jalan pikiran saya begitu saya duduk menghadap danau.


Mendengar kata pembuangan mayat , saya agak ngeri, apalagi setelah tahu juga monument itu dipersembahkan untuk mereka yang meninggal , saya semakin takut. Apalagi tempat dimana kami makan tidak ramai ya pantas saja sampai tengah malam kami di sini. Dijelaskan juga bahwa bendungan ini dibuat oleh orang prancis dan ada juga jasa sewa perahun untuk mengitari danau ini jika sore hari seharga Rp 5.000. Menurut andri juga, waduk ini selalu ramai dikunjungi tiap sore oleh warga purwakarta.


Setelah menunggu lama, akhirnya nasi liwet dan beberapa ekor ikan bakar datang juga. Waah harum sekali baunya. Nasi yang masih panas mengebul ada di dalam dandang ceret , di letakkan pada sebuah tampah dilapisi bungkus nasi yang warna coklat. “seharusnya dialasi daun pisang neh kalau mau lebih nikmat.” Celoteh Ahmad yang menuangkan nasi. Lalu ada 8 gelas dan tempat minumnya. Ada sambel dan lalapan sebagai pelengkap makanan yang sudah menggiurkan kami semua. Disantap panas-panas whuaaa seru banget apalagi ditambah sambel emm… berasa banget dilidah. Saya, mike dan shiro dalam satu tempat kami berebutan ikan dan nasi. Sayang istrinya Andri tidak dapat bergabung karena alergi ikan. Saya kekenyangan sampai tidak sanggup berdiri. Pukul 00.00 kami meninggalkan tempat ini. ngantuk dan besok pagi harus ke kerawang.


Pukul 7 pagi setelah mandi , saya, shiro dan mike diajak oleh pemilik rumah dan anaknya ke empang yang ada dibelakang. Kolam ikan yang sepetak dan airnya berwarna coklat muda ternyata merupakan tempat pemancingan. Selama mike memancing, saya berjalan ke pematang sawah. Entah karena apa mereka yang disawah berhenti sejenak dan memandangi saya dan shiro. Mungkin karena pakaian kami yang rapi rasanya tidak pantas berada disawah yang kotor , hehe tapi buat kami tempatnya ini bagus sekali. Waktu kami kembali ke tempat pemancingan sudah ada Asep. Mike sepertinya sudah asik dengan mancingnya karena dia berhasil menangkap beberapa ekor. Tapi acara mancing ini hanya sebentar, karena pukul 08.30 kami segera meninggalkan rumah tempat kami menginap dan menuju karawang. Dan lagi tidak ada yang tahu lokasi dari tempatnya Arief dan Kiki menikah.. duuhhh masalah lagi…


Setelah pamitan dengan keluarga pak Agus, dimana rumahnya kami pakai menginap. Meluncurlah kendaraan kami menuju karawang. ISi bensi lalu menuju pintu tol jatiluhur yang ke arah Jakarta. Pagi itu cerah sekali dan jalan tol cipularang ramai lancar. Kami keluar di pintu tol karawang barat dengan harga tiket Rp 12.000.- ikuti sepanjang jalan menuju kota karawang yang dijuluki sebagai kota padi. Kemudian melewati rel kereta dan terminal tanjung pura lalu masuk ke arah rengasdengklok. Mengikuti sepanjang jalan Proklamasi. Tanya pedagang asongan dan orang sekitar lalu di setiap ujung gang yang ada janur kuninghnya kami perhatikan nama-namanya,mungkin itu nama yang kami tuju.


Ketika melewati rumah sakit proklamasi dan sebuah pasar, mata saya melihat sebuah nama “Arief dan Kiki” pada sebuah janur. Langsung mobil putar balik dan masuk gang tersebut. Pukul 11 siang kami sampai di rumah sang mempelai namun acara akad nikah sudah selesai dan akan dilanjutkan resepsi. Sambil menunggu pengantin masuk ruang resepsi , saya, mike , shiro dan asep menikmati hidangan yang sudah disediakan diiringi musik organ tunggal. Begitu pengantin masuk, sudah banyak yang menanti untuk berpoto bersama. Kami pun tak ketinggalan segera pasang gaya disetiap jepretan camera. Hanya sebentar sih , pukul 12 siang kami pamitan pulang kembali ke Jakarta.


Asep menolak untuk mampir ke laut karena cuaca sangat panas. Ya sudah , kayaknya kondisi badan sudah mulai melemah dan ngantuk juga , kami hanya mampir dipinggir jalan memesan es rumput laut dan sari buah. Enak loh seger bener. Rasanya seperti es campur tetapi ada rumput lautnya. Harganya murah hanya Rp 4.000 per mangkok. Letaknya di pinggir jalan dekat sawah-sawah di jalan proklamasi-rengasdengklok.


Dari karawang ambil jalur kearah cikarang lalu bekasi dan ke Jakarta melalui jalan tol. Hanya suara Asep yang saya dengar sampai akhirnya benar-benar terbangun setelah sampai di taman anggrek tomang Jakarta. Sampailah di mess pukul 2 siang. Sampai rumah pukul setengah 3 sore , tidur sebentar lalu ikut misa yang pkl 18.30 karena ada tugas digereja.. walaupun pegel dan masih ngantuk harus tetap semangat.

Jkt-pwkt-krwng, 1-2 mei 2010

veronica setiawati

http://g1g1kel1nc1.blogspot.com