Kraukk.com

728 x 90

Monday, October 22, 2012

Mengintip Kolam Air Pemandian Raja.


Yogjakarta selalu menjadi tempat istimewa bagi siapa saja yang datang mengujunginya. Selalu ada cerita setiap datang ke sana. Begitupun ketika saya datang mengujungi salah satu tempat pemandian para raja yang tidak jauh dari Kraton Yogyakarta. Taman Sari, itulah namanya sebuah nama tempat pemandian para raja Kesultanan Yogyakarta. Dan mendengar nama pemandian ,  membuat saya membayangkan seperti apa rasanya mandi disana haha.. 

-- Saka Tunggal --
Kompleks Taman Sari dikelilingi tembok putih yang memanjang disepanjang jalan dan masih berjalan kaki sekitar kurang lebih 100 meter  ke dalam kompleks pemandian. Tetapi, sebelum masuk ke dalam kompleks pemandian tersebut, ada sebuah bangunan lain yang tak boleh dilewati. Masjid Saka Tunggal Kraton  sangat anggun berdiri dengan bentuk bangunan seperti pendopo rumah dengan warna putih krem. Saya merasakan ketenangan ketika memasuki rumah ibadah ini.

Saya mengintip bagian dalam masjid dan melihat tiang yang tunggal menjadi nama masjid ini. Di tengah bangunan masjid, terdapat sebuah tiang yang besar, berwarna coklat, dengan ukiran yang sangat menawan, menjadi penyangga sampai ke atas langit-langit masjid. Masjid Saka Tunggal seperti ini kedua kalinya saya datangi, yang pertama ketika berada di Purwokerto ke arah Ajibarang dan disana masih melihat sekumpulan kera yang siap “menggoda” para pengujung masjid.

Setelah puas melihat Masjid Saka Tunggal Kraton Jogya yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX ini, perjalanan saya lanjutkan memasuki gerbang gapura Taman Sari. Seperti halnya sebuah istana, di pintu gerbang atau gapura Taman Sari mempunyai dua buah bangunan gardu yang letaknya di kiri dan kanan pintu gerbang. Gerbang tinggi seperti dipintu masuk Taman Sari juga terdapat dibagian belakang Taman Sari.

Saya membayangkan betapa dulu penjagaan disini begitu ketat karena di sini merupakan tempat peristirahatan raja beserta keluarga.  Apalagi kompleks Taman Sari ini begitu luas dan tertutup . Kalau tidak ada yang menjaga, bagaimana mereka bisa istirahat dan mandi dengan tenang yaa... Presiden saja dapat penjagaan  :D

Setelah melewati gerbang dari taman sari , di dalamnya ada sebuah taman dan pot-pot tanaman disisi kiri dan kanan serta ada bangunan lain sebanyak empat buah. Dulunya bangunan tersebut diperuntukan untuk apa ya? Kalau menurut guide , bangunan terserbut menerima para tamu atau pejabat kesultanan. Karena tempat pemandiannya ada di dalam setelah taman ini. 

Tempat pemandiannya seperti kolam renang , dikelilingi tembok yang tinggi serta beratapkan langit. Memang tempat yang sangat tenang untuk sebuah privasi tetapi sekarang disekelilingnya sudah banyak pemukimana warga. Kolam pemandian ada dua dan di apit dua buah bangunan. Dan satu lagi sebuah kolam yang besar ada dibelakang bangunan yang memiliki menara dua lantai. 

-- Tempat raja memantau --
Bangunan yang memanjang yang ada disebelah kanan itu digunakan para istri raja atau para perempuan untuk mengganti pakaian dan bagunan yang satu dengan menara yang tinggi untuk raja. Wah, bagaimana ya dulu para perempuan yang menjadi istri atau selir raja mandi bersama dalam satu kolam? Hihi.. Pikiran nakal saya jadi muncul. 

Dikatakan , menara tinggi yang ada di sisi kiri kolam biasanya raja selalu memantau para perempuan yang mandi disana. Dari atas sana pula, raja dapat memilih perempuan mana yang menemaninya mandi dan bila perlu menemaninya sampai ke peraduan. Glek! Enak banget ya jadi raja hehe..

Iseng saya bertanya dengan guide, “Pak, seandainya perempuan itu tidak mau melayani sang raja bagaimana?” . Jawabannya “Tidak boleh bilang tidak mau, siapapun yang sudah ditunjuk oleh raja, dia harus mau.” Duh , nasibmu nak kaum perempuan. Jadi nelangsanya hati ini, bersyukurlah ada ibu RA Kartini yang berhasil me“merdeka”kan perempuan.

Di bangunan yang ada menarannya tersebut, ada sebuah ruangan yang atasnya dipasang dipan / papan coklat seperti bentuk tempat tidur. Menurut pak guide, disinilah sang raja dan perempuan pilihan raja melakukan hubungan selayaknya suami istri. Dan dibawahnya ada tiga buah lubang yang dipasang tungku untuk membantu memanaskan ruangan.

Sekarang bangunan tersebut menjadi bangunan bersejarah karena sudah tidak memungkinan raja yang saat ini memimpin mandi disana bersama para keluarganya. Apalagi para pengunjung yang ingin mencoba mandi, karena kolam tersebut sudah dipenuhi dengan lumut. Sekarang kompleks pemandian tersebut menjadi tempat wisata yang menarik karena bangunan yang unik  dan menjadi salah satu sejarah di Yogya. 

-- di lorong kompleks Taman Sari --
Selain kolam air , juga ada bangunan lain dekatnya. Bentuknya lorong yang panjang, tingginya hampir dua meter. Saya pernah memasukinya saat bangunan tersebut direnonasi sekitar tahun 2010.  Banyak sekali lorong-lorong yang menghubungkan sejumlah ruangan.

Di sisi lainnya terdapat sebuah bangunan yang berbentuk lingkaran yang dipergunakan sebagai masjid oleh warga kraton. Bangunan masjid ini sangat unik karena berbentuk lingkaran dan berlantai dua dengan pintu yang menyerupai jendela di tiap lantai. 

Di dalam ruangan yang melingkar tersebut terdapat tangga untuk naik ke lantai di atasnya. Di bawah tangga terdapat sebuah sumur yang digunakan sebagai tempat berwudhu, namun sekarang sumur tersebut sudah ditutup karena dikhawatirkan dapat membahayakan para pengunjung karena umur bangunan yang sudah sangat tua. Tembok-tembok yang menempel di kanan kiri banyak yang sudah mengelupas dan sedang direnovasi.

Eksotisme Taman Sari tidak pudar hingga saat ini. Tempat ini menjadi latar pemotretan model, juga para pembuat foto prewedding. Lokasi yang berdekatan dengan pasar Ngasem ini menjadi rekomendasi paling banyak diberikan mereka yang mengabadikan diri saat ingin melepas lajang, Tetapi saya, melanjutkan perjalanan lagi setelah dari tempat ini.

 @Yogyakarta
Veronica Setiawati
*Lanjutan dari Cerita Dari Magelang Part 1*

No comments:

Post a Comment

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D