Kraukk.com

728 x 90

Tuesday, October 20, 2009

Ciwidey - Bandung selatan - jawa barat

( cimanggu – ranca upas – kawah putih – situ patengan )

Pukul 7 sabtu pagi bis AC eksekutif primajasa bergerak dari terminal bus Kalideres. Melewati Cikokol, Metropolis, Kebon Nanas untuk mencari penumpang dan kemudian masuk ke tol Tangerang – kebon jeruk - tol cipularang sampai menuju Bandung, tepatnya berakhir di terminal bus leuwipanjang. Harga tiket nya Rp 40.000,- per orang dan ada toiletnya . juga ketika bus berada di rest area tidak akan berhenti lama. Perjalanan yang saya tempuh kurang lebih 4 jam lamanya. Karena ada kepadatan kendaraan ketika memasuki pintu gerbang tol cileunyi dan Pasirkoja. Ketika sampai di kota Bandung, saya menunggu kedatangan teman-teman saya , ida dan hanny yang masih dalam perjalanan , di rumah makan Ampera yang letaknya disebrang terminal leuwipanjang.


Sekitar pukul 12.30 siang, kami bertiga bergerak menuju terminal leuwipanjang lagi mencari kendaraan umum yang akan membawa kami menuju ciwidey. Ada dua alternative kendaraannya pertama dengan bus (seperti PPD ) dengan ongkosnya sebesar Rp 5.000 per orang. Kedua, dengan kendaraan ELF atau L300 yang letaknya tidak jauh dari bus , ongkosnya Rp 7.000 ,- per orang. Kami bertiga naik bus menuju terminal ciwidey. Begitu keluar dari terminal bus, melewati jalan terusan kopo yang macet.


Hampir satu setengah jam kami terjebak dalam kemacetan di sini sampai memasuki jalan raya soreang. Ternyata bus yang kami naiki berhenti di pasar soreang untuk mengambil penumpang lagi. Lepas dari pasar soreang tidak ditemukan kemacetan dan akan disuguhi pemandangan bukit serta sawah disepanjang jalan yang berkelok-kelok seperti ke puncak. Perjalanan bus berakhir di terminal ciwidey sekitar pukul 15.30 kurang lebihnya. Dari terminal bus ciwidey kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan mobil angkutan warna kuning sampai di Cimanggu. Tarip yang dikenakan Rp 8.000 per orang.


Di Cimanggu inilah kami mencari penginapan. Diantarnya kami ke rumah salah satu penduduk yang akan disewa rumahnya untuk tempat kami menginap. Harga yang ditawarkan kepada kami sebesar Rp 300.000 untuk satu rumah. Waw.. itu harga yang mahal untuk kami bertiga. Kami inginnya satu kamar saja yang dipakai menginap, ternyata tidak ada. Kami pamitan untuk mencoba mencari tempat penginapan yang lain mungkin ada yang bisa satu kamar untuk kami bermalam. Ternyata sebuah rumah lagi yang ditunjukkan kepada kami. Tetapi lebih bagus tempatnya dari yang pertama. Harganya Rp 250.000 itu pun sudah ditawar oleh ida dari harga Rp 400.000. Karena masih penasaran dengan penginapan satu kamar saja, kami naik angkutan lagi ke penginapan gambyang kearah ciwidey, ternyata harganya RP 275.000.

Olala dari pada kami terus mencari dan hari hampir gelap , akhirnya diputuskan menginap di cimanggu saja. Kamipun memilih rumah yang bercat ungu dengan harga Rp 250.000 per malam. Ada tivi, kamar mandi di dalam, kompor gas, kasur dua buah , bantal guling dan selimut yang tebal, kursi meja, peralatan dapur lengkap yang bisa kami gunakan, lemari ehmm lengkap dan cukuplah buat kami bertiga.


Udara di cimanggu dingin sekali, terus terang begitu menyentuh air yang dingin saya tidak mandi sore itu. Hanya cuci muka itupun saya sudah menggigil, tidak dengan 2 orang temanku mereka mandi walaupun airnya dingin. Sebaiknya jika berkunjung dan menginap di cimanggu membawa jaket atau celana panjang, kaos kaki dan sarung tangan untuk menghangatkan tubuh.


Cuaca saat kami datang cerah sekali. Saat malam datang kami keluar dari rumah berjalan-jalan disekitar cimanggu . Karena penerangan hanya ada disekitar cimanggu dan jalan menuju perkemahan ranca upas gelap maka kami urungkan niat berjalan ke sana .


Kami hanya berpoto di depan pintu masuk taman wisata alam cimanggu yang ada pemandian air panasnya sambil melihat bintang-bintang dilangit yang sangat banyak. Benar-benar luar biasa melihat pemandangan seperti ini senang sekali bisa menyaksikan langit bertaburan bintang. Oh ya , kami menikmati makanan cwangki. Semangkok isinya bakso berkuah dan ada pangsitnya tambahannya ada sambel ijo dan saos. Ehm nikmat sekali disantap saat udara dingin.


Keesokkan harinya, minggu pagi, kami memulai perjalanan . Pertama kali yang kami kunjungi dengan berjalan kaki adalah Ranca Upas. Ranca Upas adalah sebuah tempat / komplek bumi perkemahan dan terdapat penangkaran rusa di dalamnya. Pemandangannya cantik sekali dengan pohon-pohon yang tinggi setelah melewati pintu masuknya sampai menemukan tempat yang sangat luas yang digunakan mereka yang berkemah ditempat itu. Ada sebuah danau kecil yang bersih. Pantulan dari pohon dan bukit yang ada disekitar nya terlihat jelas di permukaan airnya. Tempat yang bagus untuk berfoto. Tidak jauh dari danau kecil itu ada penangkaran rusa. Tidak seperti rusa yang ada di kebon raya bogor, rusanya ini berwarna coklat dan yang ada tanduknya yang besar dan bercabang. Untuk masuk ke ranca upas dikenakan tiket seharga Rp 5.000 per orang dan motor RP 2.000 dan mobil sedan/ jeep Rp 5.000 dan truk Rp 10.000 ( terlihat dari kaca loket ). Ketika kami datang pagi hari, belum ada petugas loket sehingga kami bertiga tidak dikenakan biaya masuk.

Dari Ranca Upas kami berjalan kaki menuju penginapan. Di depan penginapan kami ada kebon strawberry dan ibu yang rumahnya disewakan itu sedang memetik buah strawberry. Menurut suaminya setiap 3 hari sekali buah strawberry ini panen. Wah asiik sekali tidak perlu menunggu berlama-lama. Strawberry rasanya manis saat saya coba apalagi warnanya merah menggoda. Selesai mandi dan makan indomie rebus kami berjalan kaki menuju kawah putih. Kira-kira pukul 8.30 pagi kami bergerak menuju kawah putih.




Kawah putih adalah sebuah danau kawah dari gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 M diatas permukaan laut. Kawahnya berwarna hijau dan ada yang hijau pucat . Tiket masuk seharga Rp 12.000 / orang dengan harga masuk kendaraan motor RP 2.000 dan mobil Rp 3.000. Karena perjalanan sangatlah jauh yang ditempuh sekitar 5 km menurut supir angkutan dari pintu masuk loket menuju kawah putih maka kami bertiga dan dua orang laki-laki ( perkiraan masih sekolah ) berasal dari Bandung mencarter mobil angkot yang ada dipintu masuk untuk diantar ke kawahnya seharga Rp 100.000 dan nanti kami akan dijemput kembali , waktunya sesuai dengan kesepakatan. Kamipun diberikan nomor mobil yang kami carter. Sepanjang jalan menuju dan di area danau kawah putihnya saya tidak mendapat sinyal handphone.. tertulis “No network” di layar HP saya.


Kami lewati tangga – tangga batu untuk masuk ke area kawah putih. Dari jauh sudah tercium bau belerang yang sangat tajam oleh sebab itu disarankan tidak lebih dari 20 menit berada disekitar kawah danau. Walaupun cuaca sangat panas tetapi angin yang bertiup di kawah putih sangat dingin. Di tempat pohon-pohon yang kelihatannya kering hanya ranting-rantingnya saja digunakan beberapa orang untuk poto prewed. Mengesankan sekali tempat kawah putih ini. Semakin siang Pengunjung semakin banyak.



Pukul 11-an siang kami berlima beranjak dari kawah putih dan diantar dengan mobil carteran menuju pintu masuk loket. Kendaraan yang diperkenankan masuk hanya kendaraan pribadi dan motor. Bus besar hanya sampai parkiran pintu masuk dan para pengunjungnya menggunakan angkutan perhutani ataupun angkutan yang telah disiap di sana dan tentunya di kenakan biaya per angkutan Rp 112.000 atau per orangnya sekitar Rp 8.000 tetapi penumpang harus penuh terisi 14 orang untuk satu angkutan. Di depan tempat wisata kawah putih ada sebuah arena wisata yang baru dibuka. Pemiliknya bernama Bp. Haji MT orang ciwidey seperti nama tempatnya.


Kami kembali ke penginapan untuk pakcing dan mandi. Kami meninggalkan penginapan sekitar pukul 1 siang. Tujuan berikutnya adalah situ patengan. Cuaca siang hari sangat cerah dan bagus walaupun terik. Kami menaiki mobil angkutan kuning menuju situ pantengan dengan ongkos seharga Rp 3.000 per orang. Kami tidak melewati pintu masuknya jadi tidak dikenakan biaya tiket masuk kecuali mereka yang menggunakan mobil atau motor akan dikenakan biaya tiket masuk. Sepanjang jalan menuju situ pantengan kami melihat perkebunan teh yang sangat luas. Cantik sekali, tak henti-hentinya saya berdecak kagum dengan apa yang saya lihat.


Setelah itu, angkutan melewati pemukiman dari perkebunan teh kecamatan ranca bali. Rumahnya tidak besar , satu atap terdiri dari dua rumah dan dikelilingi area kebon teh yang luas. Sebelum sampai ke tempat akhir dapat dilihat bukit-bukit teh yang menghijau atau melihat danau dari tepi jalan yang kami lalui , rasanya saya ingin turun sebentar mengabadikan semuanya..


Pengunjungnya ramai sekali. Luas situ pantengan adalah 48 ha dengan luas taman wisata alam 17 ha. Tukan perahu beberapa kali menawarkan saya untuk naik perahunya menuju batu cinta yang ada ditengah-tengah situ pantengan. Menurut cerita batu cinta itu merupakan tempat bertemunya Dewi Rengganis dan Prabu Ki santang ketika mereka saling mencari dan berpisah sekian lama. Dan jika sampai ke batu cinta akan menemukan cinta yang abadi, duuh romantis banget ya..

Situ patengan sendiri berasal dari bahasa sunda yakni pateang – teang yang artinya saling mencari. Dan ketika mereka berdua saling bertemu, Dewi Rengganis meminta dibuatkan sebuah danau dan sebuah perahu layar untuk berlayar bersamanya yang kemudian perahu ini menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati. Selain objek wisata danau, ada permainan flying fox dapat dinikmati langsung oleh para pengujung yang penasaran mencoba permainan ini dengan harga Rp 15.000.- rata –rata anak-anak yang mencobanya. Seru juga melihat keberanian mereka mencoba flying fox , terima saja mereka diikat dengan tali pengaman dan meluncur kebawah.


Pukul tiga sore kami bergerak meninggalkan situ patengan untuk kembali ke terminal ciwidey menuju kota bandung. Karena perkiraan kami akan macet seperti ketika kami datang maka kami memutuskan untuk pulang tidak terlalu malam. Dari Situ patengan ke terminal ciwidey dikenakan tarip Rp 8.000 per orang. Dari terminal bus ciwidey naik mobil elf/ L300 menuju bandung. Ternyata diluar dugaan lebih cepat kami sampai di terminal bus leuwipanjang. Tidak seperti bus , mobil elf L300 ini tidak melewati pasar sorean serta sepanjang jalan terusan kopo sore itu tidak macet. Kecuali mendekati lampu merah yang menuju terminal bus leuwipanjang yang padat merayap.

Setengah lima sore kami tiba di terminal dan mencari makan. Kami makan bubur ayam , duduk lesehan di depan alfamart yang terletak tidak jauh dari terminal bus. Lumayanlah seharga Rp 3.000 per orang sudah cukup mengisi perut yang kosong. Kami berpisah di terminal bus dan saya melanjutkan perjalanan dengan bus AC jurusan kalideres – bandung. Sedangkan mereka berdua melanjutkan naik bus menuju depok.

Benar-benar pengalaman yang seru. Dengan persiapan yang mungkin dibilang dadakan tetapi bisa juga dijalani. Thanks buat ida dan hanny juga catatannya yaa, sedikit banyak membantu saya membuat tulisan ini. Sampai bertemu lagi di trip brikutnya.

Ciwidey, sabtu – minggu , 17-18 Oktober 2009

Veronica setiawati

No comments:

Post a Comment

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D