Kraukk.com

728 x 90

Tuesday, October 06, 2009

Berkunjung ke pulau tidung

(* Acara ini diadakan oleh travel writer /penulis pengelana )

Pukul 7 pagi hari sabtu yang cerah , kapal berangkat dari pelabuhan Muara Angke menuju Pulau Tidung yang terletak di sebelah utara pulau jawa ( termasuk dalam kepulauan seribu ). Perjalanan 3 jam untuk sampai ke sana. Angin laut sangat terasa kencang ketika kapal sudah berada di tengah laut membuat saya masuk angin.. Sayangnya saya tidak membawa jacket/sweater.

Pukul sepuluh lebih , kapal yang kami naiki mendarat dengan sukses di dermaga pulau tidung besar. Para penumpang yang ada di atap dan di dalam kapal bergegas turun. Barang-barang bawaan kami selama menginap di pulau tidung dikumpulkan pada dua buah becak yang telah di sewa oleh panitia acara untuk kemudian dibawanya ke tempat penginapan kami yakni di “penginapan lima saudara” , tidak jauh dari dermaga.

Selesai istirahat dan makan siang, perjalanan di mulai mengelilingi pulau tidung dengan memakai sepeda yang telah di siapkan. Sepeda yang saya gunakan cukup menguras tenaga dan membuat pegal ke dua kaki. Karena jalan yang dilalui melewati pasir dan rumput liar,beberapa kali terpaksa saya tuntun. Belum lagi rem sepeda saya tidak berfungsi dengan baik. Cukup lama saya beradaptasi dengan sepeda saya. Uugh mulai terasa pegal..

Pemandangan menarik yang dapat dilihat di Pulau Tidung adalah lautnya yang luas sepanjang mata memandang. Pulau ini dikelilingi laut yang teduh dan tidak bergelombang tinggi. Menurut penduduk di sini, pulau tidung yang merupakan satu kecamatan ini tidak pernah terjadi gelombang tinggi seperti tsunami ataupun gempa. Menyenangkan sekali buat saya yang sudah lama tidak berjalan-jalan memakai sepeda apalagi melewati perkampungan seperti yang ada di pulau tidung . Namun cuaca siang hari kurang mendukung, begitu panas menyengat kulit dan membuat saya juga beberapa teman untuk mampir sejenak membeli minuman es.


Setelah berkelililing, kami bergerak ke arah timur dari pulau tidung dan menemui sebuah jembatan penghubung antara pulau tidung besar dan pulau tidung kecil. Untuk sampai ke jembatan penghubung ini dapat menyewa perahu. Tetapi jika pembangunan jembatan telah selesai dapat dilakukan dengan berjalan kaki saja dari pinggir daratan pulau tidung besar. Sepanjang jembatan penghubung ini dapat dilihat dengan mata telanjang ,isi dari panorama laut yang ada dibawah, seperti melihat aquarium. Air lautnya jernih berwarna hijau dan sangat teduh.

Berlama-lama dijembatan penghubung ini juga tidak akan membosankan karena selain dapat berenang atau menyelam , juga dapat menunggu panorama langit yang sangat indah saat matahari tenggelam serta suasana menjelang malam. Apalagi saat kami datang , dilangit sedang bulan purnama dan agak sedikit mendung. Setelah maghrib , perkampungan di pulau tidung ini sangat sepi, tidak ada yang keluar rumah lagi. Hanya beberapa orang saja yang terlihat ada diluar dan itupun hanya para bapak. Sepanjang jalan menuju penginapan ada beberapa tempat yang belum diterangi lampu jadi sebaiknya membawa senter ataupun headlamp.

Sewaktu pagi hari karena cuaca kurang begitu bagus, kami tidak mendapat suasana laut saat matahari terbit. Pukul 7.30 pagi , perahu yang akan membawa kami menyebrang ke jembatan penghubung untuk melanjutkan bersepeda menuju pulau tidung kecil sudah datang.

Dari jembatan penghubung mengikuti jalan yang cukup lebar sampai menemukan tempat perkembangbiakan mangrove. Nah dari sini kami naik sepeda melewati jalan setapak yang penuh dengan ilalang dan rumput-rumput yang tajam.Kami sampai di sebuah mushola dan didepannya terdapat makam panglima hitam yang konon sebagai penghuni pertama pulau tidung. Di tempat ini kami parkir sepeda kemudian berjalan kaki menyusuri jalan setapak lagi sampai menemukan laut berpasir putih dan sangat sepi. Indah tempatnya.

Dari sini kami berjalan menyusuri pantai pulau tidung kecil, melewati bibir pantai yang dangkal sampai ke ujung pulau ini. Bagi yang ingin berjemur, menyelam atau sekedar berbasah-basahan dapat dinikmatii kenyamanannya tanpa risih dilihat orang yang berlalu lalang. Tetapi jika mencari warung-warung kecil yang menyediakan makanan , disini tidak ada lebih baik membawa makanan atau minuman sendiri. Juga fasilitas WC umum juga belum ada.

Perjalanan pulang dari pulang tidung kapal yang kami naiki singgah sekitar 45 menit pulau payung. Hujan mulai menguyur kapal yang membawa kami pulang menuju pelabuhan muara angke – Jakarta ketika kami masih di tengah laut. Ombak laut yang meninggi , menggucangkan isi kapal ke kiri kanan termasuk isi perut saya, seperti naik perahu kora – kora di Dufan rasanya. Belum lagi atap kapal yang bocor membangunkan saya yang sudah pulas tertidur. Saya merasakan pusing , panas dingin yang luar biasa sampai tak tertahankan sampai akhirnya saya mengeluarkan isi perut dengan sukses. Yaah walaupun saya mabok laut , namun pendaratannya sukses di Jakarta dan syukur kepada Tuhan semua selamat dan itu yang penting.

Thanks to :
*panitia penulis pengelana, jadi pengen juga bercerita tentang Indonesia lewat tulisan dengan lebih baik lagi dan mau doonk sampai menembus media..
*teman-teman seperjalanan pulau tidung..
*semua pihak yang telah terlibat hehe..

veronica setiawati
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com
mail to : g1g1kel1nc1@live.com

No comments:

Post a Comment

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D