Kraukk.com

728 x 90

Tuesday, December 28, 2010

Museum Taman Prasasti - Jakarta

Museum Prasasti , tidak nampak seperti pemakaman jika dilihat dari luar. Bagunan tua dengan pilar - pilar di pintu gerbangnya sperti memasuki gedung museum pada umumnya. Namun, di halaman luar , terdapat tiga monumen yang memberitahukan tempat tersebut adalah sebuah museum tetapi menampikan koleksi dari batu nisan lengkap dengan arsitektur yang menarik.

Pintu masuk terbuat dari kayu dan ketika berada disekitarnya dapat dilihat nama-nama mereka yang sudah meninggal, tercantum dalam prasasti yang berada di sisi kanan dan kiri dinding. Bahkan tugu – tugu monument berbaris rapi ketika kaki memasuki pemakaman. Tugu-tugu tersebut berbentuk empat persegi panjang seperti benteng-benteng yang berdiri tegak. Di setiap sisi, terdapat nama-nama dari mereka yang dimakamkan ditempat ini. Uniknya setiap tugu monument ini ditandai dengan sebuah angka.

Selain yang berbentuk tugu monument , terdapat juga makam yang memakai batu nisan, bahkan ada juga yang di buatkan sebuah bangunan atau dipagari dengan besi. Lalu ditambahi dengan patung-patung malaikat , cawan, sebuah alat musik harpa bahkan replika orang yang meninggal, ada di tempat ini kemudian ada sebuah bangunan yang menyerupai atap dari gereja Kathedral. Sangat menarik buat saya, walaupun beberapa makam , tataletaknya tak beraturan. Hanya sayang, pemakaman ini kurang terawat dan banyak dari patung malaikat ataupun prasasti yang rusak ataupun dicorat coret.

Usia dari mereka yang meninggal, dapat dilihat dengan jelas di makam-makam tersebut. Nama-nama yang tercantum di batu nisannya bisa ditebak , dari mana mereka berasal. Di lokasi pemakaman ini juga terdapat sebuah kereta jenasah yang sudah dipakai lagi. Dahulu , kereta ini digunakan membawa jenasah untuk dimakamkan disini , dan ditarik dengan beberapa ekor kuda. Kereta jenasahnya masih sangat bagus dan utuh, lengkap dengan empat rodanya. Kereta tersebut terbuat dari kayu yang tidak dimakan usia, dicat warna hitam dan dilengkapi dengan kaca yang tembus pandang.

Patung-patung malaikatnya pun dibuat seakan turut berduka. Wajah-wajah perempuan yang tertunduk dan berduka dapat dirasakan dari patung-patung yang dibuat dan diletakan tidak jauh dari makam atau batu nisan. Seakan mereka sangat bersedih atas kepergian orang-orang yang dikasihinya.

Di Museum Makam Prasasti terdapat makam dari Soe Hok Gie, Kapitas Jas, Marius Hulswit – seorang arsitek asal Belanda, seorang monsinyur ( uskup ) , Pasukan tentara Jepang yang Gugur ketika melawan sekutu di Sungai Ciantung Bogor .
Jika diperhatikan, ada sebuah tiang yang sangat tinggi menjulang. Pada tiang tersebut terdapat sebuah bel. Bel tersebut digunakan untuk memberitahukan kedatangan kereta jenasah memasuki makam prasasti ini.

Jakarta, 26 Desember 2010
veronica setiawati
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Wednesday, December 08, 2010

Kawasan Belanja Blok M

Sudah lama saya tidak menginjakan kaki di kawasan yang sangat terkenal dikawasan Jakarta Selatan ini. Padahal dulu saya selalu menyempatkan diri untuk datang. Menurut teman-teman saya , belanja sepatu atau tas murah-murah. Belum lagi tempatnya yang sangat ramai sehingga tidak terasa berlama-lama di sini hanya untuk sekedar jalan-jalan ataupun cuci mata.

Adanya terminal yang menjadi tujuan akhir beberapa bus umum membuat kawasan Blok M selalu ramai bahkan saat malam menjelang. Denger-denger dari berita sih, terminal ini dulunya yang pertama di Indonesia. Terbagi atas beberapa jalur untuk bus atau minibus angkutan umum. Dari pintu masuk terminal untuk kendaraan umum ini , ada lajur khusus untuk penumpang turun dan naik. Seharusnya sih melewati sebuah tangga yang menghubungkan para penumpang ini dengan sebuah tempat dibawah tanah tepat dibawah terminal. Tetapi karena kebanyakan para penumpang termasuk saya yang kurang disiplin dan tertib jadinya banyak yang menunggu, naik bus atau turunnya di luar terminal.

Di bawah terminal ini sangat luas dan ramai oleh banyak pedagang / kios kecil , sebuah tempat perbelanjaan juga restoran cepat saji. Ada tangga – tangga yang digunakan untuk menuju ke terminal diatas ataupun untuk keluar dari terminal. Untuk nomor-nomor kendaraan umum yang melintasi tiap jalur pun dapat dilihat pada tangga-tangga yang menuju terminal. Namun keliatannya sekarang kurang terawat, jadi calon penumpang kurang mendapat informasi yang jelas.

Di sebelah kiri terminal terlihat sebuah gedung Blom M Square yang besar . Dahulu tempat tersebut adalah sebuah gedung Aldiron sebuah gedung yang menampung kios-kios kecil fungsinya seperti pasar – pasar kelontong. Sejak terjadinya kebakaran besar, tempat ini berubah menjadi sebuah mal yang besar. Terdapat jalan bawah tanahnya menuju Terminal Blok M. Sekarang sih para pedagang yang diluar gedung tidak sepadat dahulu sampai memenuhi jalan. Di sekitar halaman Square yang besar ini ada beberapa pelukis jalanan seperti yang ada disepanjang Jalan Melawai.

Selain yang saya sebut diatas, juga terdapat Blok M Plaza , diseberang kawasan Blok M Mal letaknya. Disekitarnya terdapat sekolah SMU, dan Gelanggang Olahraga Bulungan. Tidak mengenal siang atau malam , kawasan ini sangat ramai terlebih ada beberapa tempat yang menyediakan tempat makan/kuliner.

Oh ya , tidak jauh dari terminal terdapat sebuah taman dan memang dikhususkan untuk taman kota. Namanya Taman Martha Tiahahu. Jika hendak melepas lelah atau sekedar duduk dan berbincang bisa mampir ditempat ini. Ramai juga yang mengunjungi, namun perlu pengawasan juga sih dari petugas jika tempat ini disalahgunakan pengunjung yang ingin mencemari taman ini dengan perbuatan yang tidak baik.

Ini hanya sedikit cerita jalan-jalan saya ketika kembali menengok kawasan Blok M yang dahulu sangat terkenal dan sebagai icon pusat perbelanjaan modern. Sudah banyak yang berubah tetapi juga kurang terawat dengan baik. Sekarang sudah tersedia jalur khusus untuk bustransjakarta, sehingga penumpang jauh lebih mudah mencari transportasi menuju harmoni. Biar bagaimanapun, kawasan Blok M ini tetap menjadi tempat yang favorit bagi warga Jakarta dan bagi para pendatang. Menara yang berada di tengah terminal sebaiknya difungsikan kembali jadi tidak hanya sebagai bangunan tanpa tuan yang mengawasi keadaan yang terjadi disekitar terminal.

Jakarta, 07 Desember 2010

Veronica Setiawati
Http://g1g1kel1nc1.blogspot.com
Facebook Page : Catatan Perjalanan
Mail to : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au