Kraukk.com

728 x 90

Friday, April 30, 2010

Jelajah Kota Tua di Bogor ( with Komunitas Jelajah Budaya ) - Part I

*Rute : stasiun kota, stasiun bogor , taman topi , katedal bogor , balaikota , hotel salak the heritage , bakorwil *

Tujuan jelajah kota tua kali ini adalah ke Kota Bogor. Acara jelajah kota tua ke bogor ini diadakan oleh Komunitas Jelajah Budaya disingkat KJB , yang keberadaannya sudah ada sekitar 5 tahun yang lalu. Registrasi dan tempat keberangkatan peserta dilakukan di museum mandiri , pagi hari dari pukul 06.00 - 07.30 wib. Tempat registrasi peserta selain di Museum Mandiri, ada juga melalui stasiun UI-Depok dan Gondangdia. Keikutsertaan peserta dikenakan biaya sebesar Rp 80.000. Masing-masing peserta akan mendapat : satu buah air mineral ukuran 600ml , satu buah roti buaya, ID peserta dengan nama kelompok yang tercantum di ID tersebut, satu lembar synopsis perjalanan, tiket kereta listrik jabotabek AC Ekonomi seharga Rp 5.500 jurusan Jakarta - Bogor ( PP ) dan makan siang. Tiket kereta untuk kepulangan peserta sampai stasiun kota dari bogor diberikan saat pulang.


Buat saya, perjalanan naik KRL AC ekonomi menyenangkan walaupun pagi itu saya sedang bingung karena memory card camera saya ketinggalan. Pertama kalinya saya naik KRL yang ber-AC dan memang berbeda dengan KRL ekonomi yang hanya seharga Rp 2.000,- ,lalu tempat duduk yang dari plastik seperti tempat duduk kopaja/metromini, banyak pedagang , pengemis , pengamen dan penuh sesak orang dan banyak penumpang yang berdiri dipintu kereta. Sedangkan AC ekonomi kebalikannya nyaman, pintu otomatis ketika berhenti di tiap stasiun kecuali Gambir, tempat duduknya empuk, peserta jelajah kota tua berada pada gerbong paling depan dan seperti naik bus transjakarta akan diberitahukan tiap shelter jika menurunkan atau menaikan penumpang demikianpun juga di KRL AC Ekonomi. Jadi tidak akan takut nyasar atau kelewatan bagi yang belum pernah naik kereta jurusan Jakarta - Bogor ataupun sebaliknya. Perjalanan menempuh waktu kurang lebih satu setengah jam. Lumayan kan bisa tidur…


Begitu sampai di stasiun Bogor , peserta yang berjumlah sekitar 150 orang, dikumpulkan sesuai dengan nama-nama yang ada di ID peserta seperti depok , Batavia , gondangdia. Saya tergabung dalam kelompok BATAVIA dan tiap kelompok ada tour guidenya. Tour guidenya berbaju seragam merah dengan nama JELAJAH BUDAYA dipunggungnya. Sang pemandu kelompok mulai menjelaskan sejarah mengenai stasiun bogor. Namun suaranya terbentur suara dari speker peron kereta dan beberapa rekan pemandu dari kelompok lainnya.


Ke arah pintu keluar atau taman topi square terlihat puncak gunung salak. Karena letaknya ditempat yang berbukit, maka stasiun bogor mempunyai ketinggian 246Mdpl seperti yang terpajang. Begitupun berlaku pada setiap stasiun kereta , angka tersebut yang menandakan letak ketinggian tempat stasiun. Stasiun bogor merupakan bangunan tua sejak tahun 1881. Begitu tanggal 31 Januari 1873 diresmikan jalur kereta api antara Batavia - Buitenzorg , nama dari kota bogor waktu itu. Sebelumnya untuk mencapai ke dua kota tersebut , digunakan transportasi kuda. Pada tahun 1960-an stasiun ini melayani jalur selatan hingga ke Jogjakarta lewat Bandung. Namun saat ini stasiun bogor hanya melayanai jalur kereta api listrik jurusan Jakarta - Bogor dan sebaliknya, juga mengangkut penumpang hingga sukabumi.


Ketika penjelasan sudah sampai pada ruang kepala stasiun dan ruang tunggu VIP , saya minta izin kepada salah satu panitia untuk membeli memorycard di sebrang tepatnya di kios bawah dari square taman topi. Untunglah saya mendapatkannya dengan harga Rp 70.000, jadinya saya bisa mendapatkan dokumentasi dari perjalanan saya di jelajah kota tua di bogor. Begitu saya kembali menuju stasiun , ternyata rombongan sudah meninggalkan lokasi dan menuju taman topi. Letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun. Bentuk dari tiap bangunan yang seperti topi dengan warna-warna yang cerah sehingga dinamakan Taman Topi.


Dahulu kawasan ini dinamakan Taman Wihelmina. Di tengah taman topi terdapat sebuah tempat informasi wisatawan atau Tourist Information Centre ( TIC ). Jadi jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan seputar tempat wisata yang ada di kota Bogor dapat bertanya di sini. Di sebelah kiri gedung TIC terdapat peta dan nama-nama dari tempat wisata yang ada di Bogor. Selain itu nama lokasi ini adalah Plaza kapiten Muslihat. Replika patung dari Kapten Muslihat di atas sebuah kolam dan tangannya yang sedang menunjuk kearah Istana Bogor terlihat jelas di pinggir jalan yang nama jalan raya didepannya sesuai dengan namanya , Jl. Kapten Muslihat.


Mengapa kota Bogor begitu istimewa dan menjadi kunjungan jelajah kota tua? Kota Bogor dikenal dengan kota hujan dan juga kota dengan sejuta angkot. Awalnya kota Bogor bernama Buitenzorg yang berarti beyond worry / enau tree / tanpa kecemasan . Mungkin karena pada zaman belanda , kota bogor digunakan sebagai tempat beristirahat atau tempat wisata bagi kaum elite atau warga belanda yang datang ke Batavia sehingga secara harafiah arti dari kata Buitenzorg adalah “tanpa kecemasan”. Sebuah tempat baru di pesisir Batavia yang memikat hati seorang gubernur jendral van Imhoff untuk mengembangkan wilayah bekas jajahan Pajajaran ini menjadi area pertanian dan peristirahatan yang nyaman.


Oleh sebab itu dibangunlah Nederlandsche Plantetuin te Buitenzorg alias Kebun Raya Bogor, Paleis Buitenzorg (Istana Bogor). Kota bogor sendiri di aliri dua sungai besar yakni sungai Cisadane dan sungai ciliwung. Dan gunung salak menjadi andalan dari kota bogor. Bahkan dalam setiap symbol kota , puncak gunung salak tercantum di dalamnya. Kota bogor juga terdapat beberapa bangunan bersejarah lain yang tak kalah menariknya untuk dijelajahi dan dikenal lebih dalam. Seperti contohnya gedung gereja cathedral yang ada di jalan kapten muslihat no.22 , benama Gereja Santa Perawan Maria. Gereja yang megah berwarna putih ini terlihat tampak luas bangunannya. Namun saya dan teman-teman tidak dapat masuk ke dalam gereja ini karena sedang ada misa ekaristi. Di atas pintu masuk gerbang utama yang kedua daun pintunya besar-besar itu , terdapat patung bunda maria yang sedang menggendong Bayi Yesus, Sang Putera. Di bawah pintu masuknya terdapat beberapa anak tangga lalu halaman parkiran yang luas.


Katedral Bogor didirikan oleh Mgr AC Claessens Pr dan Mrg MYD Claessens Pr. Awalnya Mgr AC Claessens membeli sebuah rumah dekat pekarangan yang cukup luas disekitar istana Gubernur Jendral. Kemudian membuat yayasan untuk yatim piatu baru pada tahun 1886 gereja katedral di bangun. Sebelah kiri katedral ada bangunan lain yang mungkin digunakan untuk kegiatan pastoran. Jadwal misa untuk misa katedral antara lain Sabtu pkl 17.00 , hari minggu ada 6 ( enam ) kali jadwal misa antara lain pkl 05.30 , 07.00 , 09.00 , 11.00 , 17.00 dan 19.00 sedangkan untuk misa jumat pertama pkl 06.00 dan pkl 17.00 .


Dari gereja katedral , kami menyebrangi jalan kapten muslihat yang dua arah itu menuju kantor balaikota dengan berjalan kaki tentunya. Melewati sepanjang trotoar dan bertemu pohon beringin yang besar di ujung jalan, lalu belok kiri menuju kantor balaikota yang dahulu merupakan tempat kediaman assisten gubernur. Di depan pintu masuk dan keluar gerbang kantor balaikota terdapat pohon beringin yang besar dan waktu kami datang mengelilinginya ada acara dari perkumpulan karateka di halaman kantor balaikota.


Tampak luar bangunannya megah berwarna putih. Bangunan seperti istana dengan bebeberapa tiang yang besar dan kolam air mancur. Diatas nama Balaikota terdapat symbol dari kota bogor. Bentuk bangunan di bagian belakang balaikota ini masih terlihat arsitektur campuran betawi dan eropa. Terlihat dari bentuk plang yang terdapat di bawah atap bangunan seperti yang ada di rumah-rumah betawi. Namun untuk pintu , jendela dan tiang penyangganya menggunakan gaya Eropa. Begitupun dengan bentuk tangganya. Perpaduan bentuk arsetektur rumah yang sangat bagus.


Cuaca pukul 10 di kota bogor sangat panas, namun perjalanan harus dilanjutkan. Tujuan berikutnya adalah menuju sebuah hotel yang ada di tepi jalan raya Juanda. Namanya Hotel Salak The Heritage, letaknya persis di sebelah kiri balaikota. Akhirnya kami dapat beristirahat setidaknya sebentar tidak merasakan teriknya matahari. Di hotel salak, kami para peserta menuju ruang ball room yang berada di gedung belakang hotel. Kami diterima langsung oleh Bapak Mohammad Natshar, jabatannya beliau adalah the Chairman atau Direktur Hotel Salak, juga sebagai ketua yayasan Heritage Bogor. Beliau juga merupakan kawan dari ketua Komunitas Jelajah Budaya , kartum Setiawan. Wuuiih keren banget kaannn..


Kami dijelaskan di dalam ruangan yang dingin ber-AC mengenai sejarah kota bogor dan sejarah dari hotel salak. Ternyata berkat penjelasan beliau juga saya jadi tahu kalau ternyata taman topi itu adalah dulunya sebuah halaman yang luas dan terdapat patung Wilhelmina. Menurutnya dahulu taman wihelmina sebagai tempat janjian untuk bertemu para penjemput tamu yang tiba di stasiun bogor atau Buitenzorg. Karena dahulu belum ada handphone , maka patung wihelmina yang dijadikan patokan untuk pertemuan untuk menjemput para tamu. Bapak Nanat, begitu beliau biasa disapa, juga memperlihatkan beberapa gambar dalam layar proyektornya keadaan kota bogor tempo dulu termasuk hotel salak ini.


Hotel salak didirikan tahun 1856 dan awalnya bernama Binnenhof yang artinya di dalam istana. Setelah kemerdekaan baru dinasionalisasikan oleh pemerintah kota Bogor sebagai cagar budaya. Oleh sebab itu dinamakan Hotel Salak The Heritage seperti yang tertulis di depan hotel menghadap jalan raya. Hotel salak dahulunya dipakai oleh para kaum bangsawan Batavia yang ingin menginap di Buitenzorg atau sebagai tempat rapat kaum elite Belanda dengan keindahan view menghadap gunung salak sebagai andalan hotel ini. Keunikan dari hotel salak ini, pernah bernama Hotel DIbbets yang kemungkinan berasal dari nama pemiliknya, kemudian pernah dijadikan sebagai kantor polisi militer jepang ( thn 1942 ) , lalu menjadi markas POLRI hanya sementara saja ( thn 1945) , dan terakhir setelah kemerdekaan diubah namanya menjadi Hotel salak ( 1948 ). Selain itu sewaktu presiden Amerika berkunjung ke Indonesia dalam rangka KTT di bogor, hotel salak dijadikan white housenya. Wihh menarik , bisa dibayangkan suasananya seperti apa yaa ..


Setelah penjelasan selesai , kami berkesempatan mengelilingi isi dari hotel salak. Begitu masuk pintu lobby akan melihat sebuah meja kecil dengan kaca bundar , ada bunga, dan dibelakangnya ada tangga dengan karpet merah sebagai alasnya. Oh ya sebelah kiri tangga sebelum naik, ada kaca hias jadi jika merasa belum rapi bisa sebentar mengaca hehe.. lalu jika mencari resepsionis atau jika hendak menginap dihotel ini , letaknya ada disebelah kiri pintu masuk. Lobbynya cukup luas. Jika mendongak ke atas terlihat dengan jelas beberapa lukisan. Jarak antara lantai lobby dan atap hotel cukup jauh, jadi sirkulasi udara terasa sejuk. Tidak jauh dari lobby ada Rafflesia lounge , sebuah tempat makan untuk perjamuan atau menerima tamu. Ada juga tempat makan yang lain letaknya di dekat pintu masuk.


Dilantai dua, selain balkon , dimana terletak tulisan HOTEL SALAK yang menghadap jalan juanda dan kebon raya bogor, juga terdapat kamar-kamar hotel yang masih terawat dan tertata rapi sesuai aslinya. Di belakang hotel , ketika keluar dari ball room ada sebuah kolam kecil dan terdapat gazebo. Ada mesin jahit yang masih menggunakan kaki untuk menggerakkannya dan dipajang dalam sebuah kaca. Serta beberapa lukisan bernadakan kota Denhaag. Kalau melihat dari luar pintu masuk lobby, ada dua buah patung kijang emas di sebelah kiri dan kanan menghadap pintu masuk lobby.


Dari hotel salak yang diambil dari nama gunung salak di kota bogor, perjalanan dilanjutkan ke gedung yang ada disebelah kirinya. Sebuah bangunan tua yang merupakan tempat kediaman sekaligus kantor pemerintahan seorang asisten residen. Pada tahun 2000 bangunan tersebut digunakan oleh pemerintah daerah kota bogor sebagai kantor koordinasi wilayah bogor, wilayah II yang daerah operasionalnya meliputi : kota Bogor, kabupaten Bogor , kota Depok , Kota Sukabumi dan Kota cianjur.

Bangunan yang didominasi warna putih , krem dan coklat memang sangat unik tampak dari luar. Tiang-tiang peyangga di lantai dua dan di depan pintu masuk. Ciri khasnya jendela dengan daun pintu yang panjang, atap bangunan dengan risplang seperti milik rumah orang betawi, dan dua daun pintu masuk yang memanjang. Begitu masuk ke dalam, akan menaiki tangga yang terbuat dari kayu berwarna coklat. Begitu di lantai dua , ada teras yang luas lengkap dengan meja kursi. Lampu -lampu gantung yang terlihat mewah, lantai dan atap terbuat dari kayu , jendela yang panjang, membuat terasa nyaman tinggal disini.


Saya mencoba melihat isi di dalam ruangan. Ada sebuah meja yang panjang seperti meja rapat , lengkap dengan kursi dan beberapa tiang bendera. Tirai-tirai yang dipasang dijendela berwarna merah. Ruangan ke dua juga sama namun diruangan yang kedua, kursi mejanya lebih terlihat seperti ruang keluarga dan santai. Ada beberapa poto terpajang di dinding. Ruangan belakangnya lagi tidak terpakai sepertinya dan ada dapur. Dari lantai dua bisa terlihat puncak gunung salak , namun sedikit terhalang pepohonan dan bangunan lain di depan.

Begitu kami akan melanjutkan perjalanan menuju gereja ayam , ternyata ada beberapa crew televisi untuk acara “Status Selebriti”. Mereka meminta sebagian dari kami untuk ikut syuting dengan hostnya adalah Joe Richard. Ternyata mereka ikut serta dalam acara jelajah kota tua sampai di kebon raya bogor loch. Hehe..

Bogor , 25 April 2010
Veronica Setiawati
Http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Jelajah Kota Tua di Bogor ( with Komunitas Jelajah Budaya ) - Part II

*Rute : Gereja Zebaoth , kebon raya bogor , kelenteng dan stasiun bogor*

Hari semakin siang, perjalanan dilanjutkan menuju sebuah gereja protestan dari Bakorwil. Kami menyebrangi jalan juanda lalu berjalan kaki disepanjang trotoar sambil melihat keindahan istana bogor dengan halamannya yang luas serta rusa-rusa tutulnya. Ada rusa yang menempel pada pagar pembatas. Lucu sekali rusanya, kulit warnanya coklat berbintik putih dan jinak. Setelah berpanas-panasan di jalan , sampailah di gereja ayam atau Gereja Zebaoth. Kami diterima oleh salah satu penatua gereja Zebaoth yakni Bapak Feri. Kayaknya sih saya lebih pantas menyebutnya Opa hehe.. logatnya seperti orang timur. Beliau menjamu kami dengan makan dan minum serta sedikit menjelaskan tentang gereja zebaoth.


Sebelum adanya gereja zebaoth dan katedral, awal mulanya umat Kristen protestan dan katolik di kota Buitenzorg atau bogor mengadakan ibadat oukumene di sebuah tempat yang sekarang menjadi kantor pos. Lokasinya persis disebelah pintu masuk II kebun raya bogor. Gereja Zebaoth sendiri didirikan pada tahun 1950. Zebaoth sendiri mempunyai arti “bala tentara”. Bangunan gerejanya didominasi warna coklat tua dan serupa dengan gereja Pniel /gereja ayam yang ada di pasar baru.


Kenapa dinamakan ayam? Karena selain dipuncak menara gereja ada symbol ayam jago ternyata juga dimaksudkan agar setiap umat diharapkan tetap sadar dan tetap setia kepada Tuhan. Dahulunya gereja ini memakai bahasa belanda di dalam kebaktiannya. Oleh sebab itu gereja ayam ini juga disebut gereja belanda. Kemudian pada tahun 1963 tidak lagi memakai bahasa belanda sesuai keputusan dari pimpinan pusat GPIB ( Gereja Protestan Indonesi bagian Barat ). Dan menurut bapal feri setelah kemerdekaan, seluruh bangunan gereja protestan diserahkan dan dibawah pengawasan GPIB pusat.


Interior di dalam gereja juga pun serupa dengan gereja pniel. Atap gereja yang tinggi terbuat dari kayu dan melengkung, ada balkon yang digunakan sebagai tempat paduan suara, bangku-bangku umat yang tebuat dari kayu, podium dengan salib besar di atasnya. Namun tidak ada gambar ayam seperti yang ada pada gereja pniel Jakarta. Kalau di gereja zebaoth jendela kacanya dari nako dan memanjang. Menurut pak feri lagi, bagian luar bangunan telah direnovasi atas prakarsa dari bapak Radius Suprawiro mantan menteri Negara. Umatnya terdiri atas 1500 kepala keluarga dan mempunyai jadwal kebaktian setiap hari minggu pkl 06.00 , 09.00 , 16.30 dan 19.00 .


Akhirnya perjalanan memasuki kebon raya bogor. Tiket masuknya 9.500 per orang, namun peserta tidak usah membayar lagi hanya tinggal menunjukkan ID peserta kepada panitia dan penjaga karcis pintu II yang jalan masuknya hanya cukup dilewati satu orang. Setelah pintu masuk ada sebuah peta yang membantu pengujung di kebon raya. Dari pintu masuk atau peta yang dipajang di pinggir jalan itu, kami belok ke kiri melewati hutan bamboo. Ada sebuah informasi mengenai batang bambu yang dipasang di pinggir jalan. Kemudian melewati jalan setapak yang ada pohon besarnya , baru sampailah di sebuah lokasi pemakaman belanda.

Masih tampak beberapa batu nisan yang besar -besar , ada beberapa tulisan nama dan relief, namun sudah banyak yang berlumut juga terkesan menyeramkan. Dari sebuah informasi yang di pasang di depan makam, menyebutkan bahwa pemakaman ini sudah ada sebelum kebon raya didirikan thn 1817. Didalamnya terdapat 42 makam , 38 diantaranya dikenal sisanya tidak dikenal. Kebanyakan yang dimakamkan adalah masih kerabat dekat dari gubernur jendral Hindia Belanda.


Dari pemakaman perjalanan dilanjutkan melewati sebuah jalan yang kecil dikelilingi hutan bambu sampai menemukan jalan yang membawa kami ke tepi danau untuk melihat kemegahan Istana Bogor dari kejauhan. Karena hanya pada hari senin - jum’at saja diperkenankan masuk ke dalam jadi kami hanya menikmatinya dari seberang danau saja. Istana Bogor bentuknya seperti istana Negara yang ada dijakarta ciri khasnya tiang-tiang besar seperti yang ada di kantor balaikota. Namun di atap istana bogor terlihat ada sebuah kubah seperti yang ada di museum sejarah fatahillah. Kompleks Istana bogor pun dikelilingi halaman yang luas berwarna hijau. Tak jauh dari tempat kami , terdapat sebuah prasasti dari gubernur jendral yang mendirikan kebon raya bogor. Pengujung kebon raya kebanyakan adalah keluarga yang sedang menghabiskan waktu dengan berpiknik.


Setelah berpoto berdasarkan kelompoknya, perjalanan dilanjutkan menuju museum zoology. Museum zoology letaknya sebelah kiri dari pintu gerbang utama kebon raya bogor . Begitu kaki melangkah memasuki jalan menuju museum , disebelah kiri ada sebuah bangunan kaca yang menjual bibit - bibit tanaman, ada juga pohon yang rindang dan halaman yang sangat luas. Kami berjalan terus sampai menemukan sebuah bangunan tua yang bernama Treub Laboratorium , lalu belok kiri atau ikuti arah tanda jalan yang ada di pertigaan menuju museum. Beberapa meter dari penunjuk arah jalan , sudah terlihat museum zoology.


Hari sudah siang ketika saya dan teman-teman peserta jelajah kota tua sampai di museum zoology. Waktunya untuk makan siang. Ternyata makan siang sudah tersedia di halaman gedung bidang mikrobiologi yang menghadap jalan raya. Dua tempat hidangan yang disediakan oleh panitia untuk makan siang kami dengan menu yang sama. Menu makan siang kami adalah nasi , sayur asem, ikan mujair , tempe goreng, urap , lalapan dan sambel serta beberapa tandan pisang yang digantung pada sebuah kayu. Hmm menu yang menyegarkan buat saya dan menarik seperti suasana pedesaan walaupun hanya beralaskan terpal diatas rumput..


Setelah kenyang dengan makan siang, saya masuk ke dalam museum zoology. Disebelah kiri pintu masuk terdapat denah dari beberapa ruangan yang terdapat dalam museum. Begitu didalam yang terlihat pertama adalah sebuah kerangka hewan yang dipajang menghadap pintu masuk. Ke sebalah kiri akan memasuki ruangan aneka satwa unggas dan burung. Kalau ke sebelah kanan adalah ruangan aneka satwa primata , hewan pengerat , serta ada seekor badak yang ada dalam kaca. Upps saya kaget begitu melihat melihat ke atas dari pintu ruangan ini, banyak sekali kepala hewan yang di pajang di dinding, ada kepala rusa, gajah, badak entah hewan apalagi. Keluar dari ruangan mamalia, ke ruangan di sebelah kanannya saya memasuki sebuah ruangan yang memajang berbagai jenis ular, ikan-ikan, penyu, dan ada juga kepiting raksasa. Ada juga ruangan yang isinya memajang kupu-kupu, kerang, dan aneka hewan moluska dan ikan-ikan laut yang ada di Indonesia. Lengkap sekali.


Keluar dari museum pun akan melihat sebuah kerangka dari ikan paus biru yang pernah terdampar di Priangan Selatan pada tahun 1916 yang panjangnya adalah 27.25 meter dengan berat sekitar 119.000kg dan bobot kerangka 64.000kg.. woow luar biasa! Dikerangka ekor ikan paus biru terdapat informasi dan penjelasan tentang ikan mamalia yang lain seperti lumba-lumba, pesut ,dsbnya. Museum zoology buka setiap hari dari pkl 08.00 - 17.00 sedangkan jumat tutup dari jam 11.00 - 13.00


Setelah dari museum perjalanan jelajah kota tua di kota bogor akan berakhir di sebuah kelenteng tertua di kota bogor. Namun ada beberapa peserta yang tidak melanjutkan perjalanan. Mereka memilih pulang lebih awal. Saya dan teman-teman yang masih ada melanjutkan perjalanan menuju pintu gerbang utama atau pintu masuk I kebon raya bogor. Kami keluar dari pintu I. Pintu gerbangnya masih terlihat sama seperti pada waktu pertama kali didirikan seperti slide poto yang ditampilkan Bpk Natshar sewaktu menjelaskan kebun raya bogor di hotel salak the heritage. Gerbangnya berwarna putih, ditengahnya ada patung manusia namun berwajah gajah dan bertangan empat seperti dewa wisnu. Di atas masing-masing gerbangnya yang seperti nisan belanda, ada benda bentuknya seperti piala. Di tengah - tengah gerbang tertulis "Pintu Kebun Raya Bogor - Pintu 1."


Dari kebon raya bogor, kami menyebrangi jalan suryakencan lewat pasar yang ramai. Persis disebelah gedung robinson ada sebuah kelenteng yang dari pintu gerbangnya tertulis vihara Dhanagun. Pkl setengah tiga sore kami tiba disini. Begitu masuk disebelah kiri ada lukisan atau relief pada tembok tentang seorang guru dan ketiga muridnya yang mencari kitab suci yang lebih dikenal dalam cerita Kera Sakti. Jika diperhatikan, padai atap pintu masuk ke kelenteng bahkan disetiap keleteng yang pernah saya datangi pasti ada sepasang naga yang saling berhadapan dan ditengah-tengah naga itu ada sebuah benda yang kecil dan dilingkari seperti gambaran cahaya matahari.

Di sini saya baru mengetahui bahwa itu maksudnya adalah dua naga itu menjaga mustika supaya terciptanya suatu kedamaian, karena diharapkan adanya damai dimuka bumi ini. Replika atau ukiran symbol dua naga yang menjaga mustika ini juga terdapat pada altar persembahan yang berada dipintu masuk kelenteng yang berwarna coklat.


Perjalanan berakhir dengan belanja. Setelah itu kembali menuju stasiun bogor. Pedagang cinderamata memang banyak disepanjang jalan. Namun saya dan lainnya memilih ke stasiun bogor saja dengan berjalan kaki. Sore hari yang cerah juga terik membuat pemandangan gunung salak terlihat jelas dan sangat cantik. Namun sayang battery camera saya sudah habis jadinya tidak bisa mengabadikannya. Terus terang pegel banget jalan kaki mengelilingi kota bogor. Kami melewati gereja cathedral juga taman kopi. Kami sempatkan diri berpoto di depan katedral yang sudah sepi dari parkiran mobil. Sayang sekali tidak bisa masuk kedalam. Sampai di stasiun bogor , kami dibagikan tiket kereta AC Ekonomi untuk perjalanan pulang.


Berakhirlah perjalanan jelajah kota tua di stasiun kota walaupun beberapa teman sudah turun dibeberapa stasiun sebelum stasiun kota. Lelah sekaligus menyenangkan ke bogor kali ini, setidaknya dari perjalanan sejarah ini , saya sedikit banyak mengetahui ternyata masih ada tempat yang menarik dari kota bogor yang tidak saya ketahui.

Bogor , 25 April 2010
Veronica Setiawati
Http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

Wednesday, April 28, 2010

Piknik keluarga

Dari sebuah usulan iseng dalam perjalanan menuju balaraja, akhirnya tercipta sebuah acara piknik keluarga. Diputuskan tanggal 5 Desember 2009 berangkat dari kantor sudah siang sekitar pukul 11. Cuaca juga mendung ketika dalam perjalanandan benar saja ditengah jalan hujan turun dengan deras. Untunglah piknik ini tidak dengan motor seperti rencana pada awalnya. Kalau sampai terjadi , bisa habis waktu untuk berteduh dijalan.


Sekitar pkl 2 siang, kami mampir ke masjid besar yang ada di puncak Bogor, namanya Atta A’wun. Beberapa teman sholat. Saya dan bu Ren mencari makan di dekat parkiran masjid sambil menunggu teman-teman selesai sholat.. Pemandangan dari pelataran masjid sangat bagus. Apalagi dari halaman mesjid setelah naik tangga , bisa dilihat hamparan kebon the, jalan puncak yang berliku-liku dan udaranya pun sangat dingin. Ramai sekali di sini.


Sambil menikmati soto mie, saya menghubungi beberapa teman yang masih di Jakarta. Mereka ada 9 orang setelah jam pulang kantor. Ketika saya menghubungi posisinya sudah dalam perjalanan di tol namun terjebak macet dan hujan. Selesai makan di masjid puncak, saya dan 6 orang yang berangkat awal langsung mencari tempat untuk menginap. Ternyata sampai di puncak pass turun hujan deres banget. Orang yang direkomendasikan untuk penginapan , ternyata membawa kami turun lagi menuju sebuah tempat penginapan di daerah ciloto, namanya villa bondol.

Harga untuk semalam sekitar 400 ribu rupiah. Kami segera bayar DP nya. Rumahnya cukup besar dua kamar tidur yang luas diruang depan, satu kamar tidur dibelakang dan masing-masing kamar ada kamar mandinya , ada dapur dan garasi. Ruang tengah luas memanjang. Dan tempat tidur nya ada 3 buah kasur yang besar. Cukuplah untuk kami yang sudah tiba juga teman-teman yang sedang dalam perjalanan. Halaman villanya juga cukup luas dan dipenuhi tanaman.


Sore hari , kami meluncur ke sebuah supermarket, belanja aneka rupa makanan untuk malam hari. Dari supermarket tidak langsung kembali ke villa tetapi ke lokasi rindu alam dekat sebuah restoran dengan nama yang sama. Disana kami janjian bertemu dengan teman-teman yang masih dalam perjalanan. Dingin udaranya, karena baru saja selesai hujan. Matahari sore pun terlihat menerangi rindu alam yang masih tersisa rintik – rintik hujan. Dan terlihat pelangi cantik sekali dibukit seberang rindu alam.

Dari atas telihat jalur puncak semakin padat, terlihat dari pelataran parkir rindu alam yang menghadap ke jalan raya puncak. Rasanya bosan menunggu cukup lama, kami berjalan-jalan disekitar rindu alam, ke sebuah kebon teh diseberangnya. Tidak jauh-jauh kami berjalan karena hari semakin malam dan jalan semakin tidak terlihat. Kami memutuskan kembali ke tempat semula karena saya diberitahu bahawa posisi mobil yang ditumpangi teman-teman, rombongan ke dua sudah semakin dekat.


Pukul 18.30 akhirnya kami semua bertemu di parkiran rindu alam. Udara semakin dingin. Senang sekali akhirnya kami semua dapat kumpul bersama. Kenalan dengan beberapa teman yang membawa teman dari luar dan berpoto bersama. Laparr?? Sudah pasti. Diskusi cari tempat makan, sampai akhirnya kami meluncur ke arah ciloto dan sampai menemukan restoran padang. Berpestalah kami disana. Seperti belum pernah makan seharian , kami melahap habis menu yang disediakan di atas meja.


Saya tidak tahu berapa jumlah yang dikeluarkan untuk makan, karena keuangan dari dana sponsor di tangan asep dan mamat. Denger-denger sekitar 300 ribuan , wuiihh makan apa aja tuuh hehehe..


Setelah makan , kami segera meluncur ke villa. Untunglah parkiran villa cukup luas sehingga dua mobil yang kami bawa dapat tertampung di dalam. Sampai villa, ada yang mandi, bebenah kamar untuk cari posisi yang enak, ada yang minum, charge handphone, nonton tipi , bercanda di ruang tamu, masak mie, bikin kopi dan lainnya. Di villa kami tidak bisa tidur. Lalu merencanakan supaya pulang ke Jakarta esok harinya tidak terlalu malam. Karena anaknya pak yudi, iksan mau ujian , jadi ada waktu untuk belajar dan istirahat.

Karena keinginan seorang teman yang hendak mencari rokok keluar, kami pun tidak berlama-lama di villa. Semua memutuskan untuk pergi untuk mencari udara malam bersama-sama. Yups. Tujuannya Jagung bakar. Meluncurlah dua mobil menuju masjid besar yang dipuncak dan kami memesan tempat untuk menyantap jagung bakar.


Ada cerita , sebelum kami memutuskan tempat di sebrang mesjid puncak , kami sempat salah masuk ke sebuah tempat hiburan malam orang dewasa. Musik keras terdengar saat mobil memasuki parkirannya dan ada beberapa wanita berpakaian minim duduk di sebuah warung. Duuuhh ternyata ini ide seorang teman. Dia mengira tempat ini yang dia maksud.. parah! Mungkin beberapa orang senang tempat seperti ini, tapi kan ada anak kecil dan bukan maksud seperti itu diadakan piknik keluarga ini.


Segera kami meninggalkan tempat tersebut. Saya dan beberapa teman mengomeli teman yang menyarankan tempat tersebut dan dia sambil cengar cengir. Untungnya dia mau sebagai gantinya membayar jagung bakar yang dipesan , sebab lain dia ulang tahunn hehe.. ( kerjain abiss )


Tengah malam kami kembali ke villa.Istirahat dan besok paginya harus bangun pagi. Saya memilih tidur dan memang ada beberapa teman yang masih bergadang. Besok pagi kami melanjutkan perjalanan ke cibodas supaya nanti pulang ke Jakarta tidak terlalu sore.

Sebelumnya kami membayar dahulu pelunasan villa. Kami mengecek tiap ruangan jikalau masih ada barang-barang yang tertinggal setelah itu kami meluncur menuju cibodas. Perjalanan selanjutnya ke Air terjun Ciberuem

Puncak bogor, 5 – 6 Desember 2009

Veronica Setiawati