Di sindangbarang setiap satu tahun sekali diselenggarkan upacara adat Seren Taun yaitu upacara ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil Panen dan hasil bumi yang diperoleh pada tahun ini dan berharap hasil panen tahun depan akan lebih baik lagi.
Turun dari angkot kami berjalan kaki sekitar kilometer kurang lebih. Gerimis menemani langkah kami menuju kampung adat sindangbarang serta melintasi persawahan yang masih sangat luas. Dari kejauhan memang tampak atap-atap rumah yang menurut Evi , salah seorang rekan kami, itu sudah lokasi dari kampung sindang barang.
Sampai di depan pintu masuknya saya terdiam karena tidak melihat pintu gerbang atau sebuah tanda memasuki kampung budaya sindangbarang. Melihat banyak orang melewati jalan yang di depan saya ternyata jalan bebatuan tersebut yang menuju lokasi kampung sindangbarang. Kemudian setelah sampai di lokasi perkampungan sindangbarang ada lumbung-lumbung padi yang disebut leuwit, alat-alat penumbuk padi serta setumpuk padi didekatnya. Didepan ada sebuah rumah utama beratap ijuk terlihat beberapa anak berseragam putih abu-abu berkumpul disana sedang asik mendengarkan kokolot setempat yang memakai pakaian serba hitam , sedang bercerita mengenai sindangbarang dalam bahasa sunda.
Tidak jauh disebelah rumah utama yang menghadap ke halaman yang luas di tengah kompleks perkampungan , ada tempat untuk pertunjukan kesenian lengkap dengan alat-alat musiknya. Sepertinya semua sedang dipersiapkan untuk acara seren taun yang ternyata diadakan pada hari Minggunya. Hujan juga cukup deras mengguyur dan kami semua kumpul di sebuah tempat bale-bale yang terbuka.
Tidak banyak yang kami lakukan selama disindangbarang. Maksud hati mau liat perayaan serentaun tapi ternyata baru esok harinya acaranya dimulai maka kami memutuskan untuk pulang. Sampai di depan parkiran, ada angkot yang baru saja datang mengantarkan bahan-bahan makanan. Kami bermaksud untuk menumpang sampai ujung jalan namun beberapa teman memesan bakso. Untunglah supir angkotnya mau menunggu sampai mereka selesai makan dan mengantar kami sampai diujung jalan.
Melihat durian yang ada di salah satu warung di ujung jalan, ida, evi dan mutia segera memesan durian. Mereka berlima pesta durian waahh saya tidak bisa ikutan deh hanya melihat kenikmatan teman-teman melahap durian. Dari sindang barang kami berpisah di BTC dan saya sendiri naik bus dari terminal bus.
Kampung Budaya Sindang Barang
Desa Pasir Eurih Kec.
Telp : 0251 9148854
Bpk Asenk
HP. 08568092040
e-Mail info@kp-sindangbarang.com, maki@cbn.net.id
http://www.kp-sindangbarang.com/index.php?page=halaman&id=68
Sindang barang, 16 Januari 2010
Veronica Setiawati
No comments:
Post a Comment
Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D