Kraukk.com

728 x 90

Tuesday, January 18, 2011

Kota Toea : Mengenal Kampoeng Pecah Kulit

Kampung Pecah Kulit? Nama itu terkesan aneh bagi saya. Rasa penasaran karena nama tersebut , membuat saya ikut serta dalam Jelajah Kota Tua bersama Komunitas Jelajah Budaya supaya dapat mengenal lebih dekat tentang Kampung Pecah Kulit ini sekaligus juga menjawab rasa penasaran saya.

Perjalanan mengenal sejarah ini, saya lakukan dengan berjalan kaki menyusuri sepanjang Jalan Pangeran Jayakarta – Mangga Dua. Menurut historisnya Jalan Jayakarta ini bernama Jacatraweg . Letaknya sudah diluar kota Batavia atau diluar benteng kota Batavia, dengan perbatasannya adalah Jembatan Jassen yang sampai sekarang ini masih terlihat ditepi jalan menuju stasiun Jakartakota dari arah manggadua. Selain itu, Jacatraweg dahulunya merupakan sebuah tempat perkebunan dan hutan belantara, dimana masih terdapat banyak binatang buas di dalamnya.

Di luar kota Batavia ini, terdapat sebuah perkampungan yang diberi nama Kampung Pecah Kulit. Nama “Pecah Kulit” menurut versi yang pertama konon berasal dari sebuah profesi ayah dari Peter Erbervelt yang seorang Penyamak Kulit .Ia diangkat sebagai anggota Heemraad untuk mengurusi kepemilikan tanah di daerah Ancol, ia menjadi tuan tanah. Kekayaan ini diwariskan kepada anaknya.

Lalu siapa itu Peter Erbervelt sehingga ia dan keluarganya begitu terkenal? Dari sebuah catatan sejarah, Peter ini adalah seorang Indo keturunan Jerman - Siam yang bekerja di Batavia menjadi seorang pedagang dan tuan tanah yang cukup terkenal warisan dari ayahnya. Nama keluarganya menunjukkan bahwa keluarganya berasal dari Elberfeld, yang sekarang menjadi bagian dari kota Wuppertal,NRW, Jerman. Kematiannya sangat mengenaskan. Peter , dihukum mati pada tanggal 22 April 1722 dengan masing-masing kaki dan tangannya ditarik oleh empat ekor kuda, hingga tubuhnya terpotong dan kulitnya terpecah. Inilah versi kedua , mengapa kampung tersebut dinamakan “Kampung Pecah Kulit.”

Peter dieksekusi diluar benteng Batavia bukan di halaman balai kota , yang sekarang ini menjadi Museum Fatahillah ( Museum Sejarah ). Alasannya pemerintah VOC takut jika ada pengikutnya yang melakukan perlawanan dan demi alasan keamanan. Tubuh Peter yang hancur dimakamkan dan kepalanya di penggal dan ditancapkan pada sebuah tombak. Hal itu menjadi peringatan buat semua orang agar tidak lagi melakukan perlawanan terhadap pemerintah VOC.

Lokasi dari monumen tengkorak Peter , sekarang ini sudah menjadi sebuah gedung showroom mobil yang besar, letaknya tidak jauh dari Gereja Sion- Jakarta. Dahulunya tempat itu adalah rumah peninggalan Peter Everbelt dan juga merupakan tempat dibangunnya sebuah tugu peringatan dengan tengkorak kepala Peter yang telah ditancapkan sebuah tombak dan ada sebuah prasasti dibawahnya. Namun, ketika Jepang datang ke Indonesia, Tugu tersebut dihancurkan namun prasastinya masih dapat diselamatkan. Tubuhnya dimakamkan di Museum Fatahillah dan replika dari tugu peringatannya tempatnya di pindahkan ke Museum Prasasti , Tanah Abang Jakarta.

Ada yang jadi pertanyaan saya , kenapa sampai Peter Ebervelt ini dihukum mati dengan cara yang sadis seperti itu? Beberapa catatan VOC menyebutkan Peter dianggap memimpin konspirasi dan sejumlah kekacauan yang bertujuan menentang kekuasaaan. Terlebih lagi, Peter merasa sakit hati terhadap Kolonial Belanda , terutama Gubernur Jendral waktu itu Johan Van Hoorn dimana telah menghancurkan hidupnya dengan menyita tanah dan rumahnya , dengan alasan supaya Peter mau menjual tanahnya kepada Gubernur Jendral tersebut.

Bersama sahabatnya yang orang pribumi yakni Raden Ateng, membuat rencana pembuhunan terhadap orang-orang Belanda. Namun sayang, rencana mereka gagal , akhirnya mereka dihukum mati bersama beberapa orang yang menjadi pengikut mereka. Ada juga yang mengatakan kematian Peter Ebervelt merupakan masalah politis karena terdapat banyak kejanggalan akan tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Raden Ateng Kartadriya pun dimakamkan tidak jauh dari Kampung Pecah Kulit. Di sebuah tempat pemakaman yang padat penduduk dan gang yang kecil di tepi jalan Jayakarta. Ia diyakini oleh warga sekitar sebagai Pangeran Jayakarta, walaupun catatan sejarah mengenainya tidak secara pasti dijelaskan. Namun, makamnya sangat ramai dikunjungi orang yang berziarah dan berdoa.

Selain makam Raden Ateng, ada juga seorang kapitan yang sangat terkenal dan yang pertama di Batavia bagi warga Cina yakni Kapitan Souw Bing Kong. Kematiannya pun sama karena dihukum mati oleh pemerintahan VOC dengan kata lain ia adalah salah satu korban eksekusi seperti Peter Ebervelt. Ia diberi gelar Kapitan , yakni sebuah jabatan yang diberikan oleh VOC untuk membantu pemerintah dalam menangani segala perkara sipil seperti memungut pajak dan menyediakan tenaga kerja untuk pembangunan Batavia.

Karena Souw Bing Kong atau Bencon , berasal dari etnis Tionghoa , maka dia dipercaya untuk menjadi Kapitan Cina untuk etnisnya. Begitupun untuk golongan etnis lain di Batavia , dipercayakan satu orang untuk menjadi pemimpin atau seorang Kapitan untuk membantu VOC. Ia pun merupakan sahabat dekat dari Gubernur Jendral VOC J.P Coen yang pernah membumihanguskan Jayakarta pada tahun 1619. Makamnya terdapat ditengah pemukiman penduduk yang sangat padat dan berada dalam Yayasan Souw Bing Kong jadi situsnya masih dapat diselamatkan dan dipelihara sehingga setiap peziarah dapat melihat makamnya.

Perjalanan terakhir bersama Komunitas Jelajah Budaya untuk mengenal Kampung Pecah Kulit, berakhir di sebuah mesjid Keramat Mangga Dua. Bangunan masjid ini sudah terlihat modern walaupun termasuk dalam masjid tua. Namun karena yang masih terlihat sebagai masjid tua adalah atapnya dan bentuk jendela, sudah tidak bisa dikategorikan cagar budaya karena sudah banyak bangunan aslinya yang sudah diganti marmer. Di dalam pun masih terdapat makam seorang ningrat yakni Raden Tumenggung Anggakoesoemah Dalem Gadjah.

Jakarta, 16 Januari 2011
Veronica Setiawati
http ://g1g1kel1nc1.blogspot.com
*thanks to : Komunitas Jelajah Budaya*
Foto-foto kegiatan Jelajah Kota Tua : Kampung Pecah Kulit

No comments:

Post a Comment

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D