Pedih mata saya karena asap dari kertas-kertas doa yang sudah dibakar membuat saya menyingkir dari klenteng tua tersebut. Tidak jauh , ada sebuah klenteng yang lain, tidak terlalu besar dan tidak padat yang mengunjungi. Namun di halamannya berjejer para pengemis yang menanti angpau. Di tempat ini teman saya lebih leluasa untuk mengambil beberapa photo. Cukup banyak turis asing yang datang mengunjungi klenteng tua ini.
Selepas dari klenteng tua , menyusuri sepanjang jalan Petak Sembilan lalu singgah pada sebuah Gereja tua bergaya Tionghoa. Tidak seramai di klenteng tua itu, tetapi ada beberapa turis asing yang juga singgah disini. Gereja ini tertutup dan tidak ada seorangpun yang dapat masuk ke dalamnya. Begitu juga dengan sebuah vihara yang lain tidak jauh dari Gereja. Hanya beberapa orang yang hendak bersembahyang yang ada terlihat di sana. Sepanjang jalan yang kami lalui pun tidak macet oleh kendaraan
Tidak demikian ketika berada di lorong yang menghubungkan antara stasiun dan halte bustransjakarta. Ramai sekali dilorong , hujan gerimis yang sempat datang juga semakin menambah jumlah orang. Kemudian kami memutuskan untuk ke Bogor dengan kereta. Sesampainya di kota Bogor, kedatangan kami disambut hujan. Biarpun begitu, stasiun Bogor sangat penuh sesak dengan para penumpang yang akan meninggalkan atau baru saja sampai di Kota Bogor.
Disebuah mall yang tidak jauh dari Tugu Kujang Kota Bogor. Ketika berada di sebuah store yang menjual aneka bahan hasil karya mahasiswa IPB, ada sebuah pertunjukan barongsai. Musik keras dari sebuah alat yang dipukul menggemakan isi ruangan. Seekor ular naga yang dibawa oleh beberapa orang menghampiri store dimana kami berada untuk mengambil Angpao ( amplop merah ) yang tergantung di di rolling door store. Tidak lama muncul dua buah barongsai warna merah dan kuning.
“ Selamat Tahun Baru Imlek “
Jakarta –Bogor, 03 Februari 2011
Veronica Setiawati
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D