Kraukk.com

728 x 90

Monday, June 21, 2010

Gua Maria Tritis yang sunyi dan misterius


Saya menyukai Gua Maria Tritis karena letaknya yang benar-benar di dalam goa yang alami. Langit-langitnya adalah batuan stalaktit yang meneteskan air. Oleh sebab itu gua maria ini dinamakan Tritis yang dalam bahasa Jawa berarti ‘tetesan air’. Air yang menetes tersebut ditampung dan dapat digunakan sebagai obat atau untuk dibawa oleh mereka yang datang ke gua maria ini.

Letak gua maria tritis ini memang jauh dari pemukiman penduduk tetapi tidak jauh juga dari pantai selatan. Karena lokasinya yang memang gunung kapur sehingga akses masuk kendaraan menuju tempat ini terbilang sangat susah. Dari tempat parkir ke arah lokasi untuk jalan salib saja sekitar 400meter dan bersiaplah menanjak dengan berjalan kaki.


Gambar-gambar setiap perhentian jalan salib diletakan pada sebuah dinding batu yang cadas. Lengkap dengan tempat menaruh lilin. Jika tidak membawa lilin , penduduk sekitarpun ada juga yang menawarkan lilin bagi peziarah yang membutuhkannya. Lokasi dari perhentian jalan salibnya bener-bener sunyi karena sebagian besar itu hutan dan belum terlihat lampu penerangan jalan. Tetapi jalan setapak yang dilewati tiap perhentian sudah ditata.


Ketika perjalanan jalan salib mendekati gua , bisa dilihat dengan jelas dinding-dinding batunya ada tetesan air dan ditumbuhi pohon pakis. Untuk signal sepertinya tidak terjangkau. Dari kejauhan terlihat gua yang besar nah disitulah gua marianya. Saya jadi teringat saat mengikuti susur goa cereme di jogja beberapa tahun yang lalu, seperti itulah pintu mulut goanya. Besar dan pemandangan batuan stalagmite dan stalagtitnya sudah menyapa saya dan teman-teman terlebih dahulu. Rasanya ingin segera menuntaskan rangkaian jalan salib dan masuk ke dalam goa tetapi rombongan yang didepan kami belum selesai beribadat.


Begitu saya memasuki ke dalam gua, pesona gua maria tritis membius saya. Indahnya patung bunda maria berdiri diujung sana berwarna putih di tutupi batu-batuan yang seperti bertempelan. Namun saat itu ada kelompok peziarah lain yang sedang mengadakan misa kudus jadi saya hanya bisa memandangi dari kejauhan saja. Melihat beberapa teman mendekati patung maria , saya pun ikut menuju ke sana untuk menaruh lilin dan berdoa disana letaknya persis di hadapan patung bunda maria. Saya juga tak henti-hentinya menengadah melihat batu-batuan yang ada di atas kepala saya karena begitu menarik dan alami. Saya senang berada didalam gua yang sunyi seperti ini.


Setelah misa yang diadakan kelompok peziarah yang lain telah selesai. Kami pun duduk beralaskan karpet berkumpul berdoa bersama tetapi ada sebagian karpet yang basah karena tetesan air dari batuan stalatit tersebut. Namun harus hati-hati karena karpet tersebut ada yang licin dan penuh tanah.


Keindahan goa maria Tritis memang tidak diragukan. Tidak jauh dari altar ada salib besar, kalau mendekatinya ya harus berusaha sedikit menanjaki batuan. Beberapa penduduk sekitar memanfaatkan tetesan air untuk diberikan kepada para pengunjung dan dari air tersebut mereka mendapatkan penghasilan. Kesunyian gua maria tritis juga membuat saya bersatu dengan alam dan Tuhan. Pesonanya tidak akan pernah habis walau jarak yang harus ditempuh sangat susah , bertandus karena melalui gunung kapur.

Inilah yang menarik sebuah perjalanan tentang peziarahan dan hidup manusia untuk mencari sang pencipta yang maha cinta. Walau berat , susah dan jalannya tandus berliku bahkan sangat jarang orang yang mengunjungi tetapi demi cinta kepada sang Ilahi pasti akan sampai juga karena ada niat tulus untuk bertemu denganNya.

Gua Maria Tritis, 28 Mei 2010

Veronica Setiawati

No comments:

Post a Comment

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D