Kraukk.com

728 x 90

Tuesday, February 08, 2011

Bedah Buku dan Review Museum di Indonesia

“Museum merupakan sebuah nama yang singkat. Akan tetapi, ditinjau dari pengelolaannya, nama ini tidak sederhana. Jika dikaitkan dengan konteks masyarakat dan Negara , nama museum justru semakin kompleks. Museum di beberapa Negara telah berkembang menjadi sebuah lembaga yang tidak dapat diabaikan keberadaannya karena telah menjadi tempat yang berperan penting bagi masyarakat Negara tersebut.”
Demikianlah yang tertulis pada awal paragraph Bab I dari sebuah buku yang berjudul Museum di Indonesia , Kendala dan Harapan karya Dr. Ali Akbar seorang dosen Arkeolog yang awal mulanya turut membantu mengatur tata letak dari Museum Bahari.

Kendala yang dialami oleh museum menurutnya pada sebuah acara bedah buku di Museum Mandiri, ditinjau dari definisinya adalah Museum di Indonesia dianggap sebagai tempat menyimpan barang saja. Sedangkan di beberapa Negara , museum adalah tempat yang berguna bagi masyarakatnya karena memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelajar , tempat interaksi, sebuah komunitas dan sebagi media komunikasi. Buku ini juga mengulas beberapa museum di luar negeri seperti Jerman, Belanda , Pracis , Belgia , India , Malaysia , SIngapura dan Vietnam dari hasil observasinya untuk mengkaji dan dicarikan jalan keluar dari kendala-kendala yang dihadapi oleh museum-museum di Indonesia.

Beberapa pandangan negatif masyarakat umum di Indonesia mengenai museum adalah kuno , kusam , ketinggalan jaman, seram, tempat yang terlalu serius , sia-sia karena tidak akan mendapatkan apa yang diharapkan, sepi sehingga dapat dijadikan untuk lokasi pacaran dan lain sebagainya. Termasuk dengan perkataan bagi pegawai yang dimutasikan ke bagian lain atau dianggap dibuang menyebutnya “dimuseumkan” Oleh sebab itu , sangat diharapkan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki museum dapat merubah cara pandang masyarakat mengenai museum itu sendiri.

Apa saja yang menjadi kendala dari museum –museum yang diIndonesia juga dipertanyakan juga oleh beberapa orang yang hadir adalah sumber daya yang dimiliki oleh museum tersebut. Jawaban penulis buku ini membuat saya terus mengiangnya ketika membahas mengenai pengawai yang pensiun dari museum. Ia menjawab bahwa disebuah museum di luar negeri tanpa menyebut nama museumnya, pegawai yang akan pensiun tidak akan duduk-duduk saja tanpa melakukan apapun, melainkan berfikir karya apa yang akan diberikan olehnya sebelum pensiun untuk museumnya. Oleh sebab itu pegawai itu akan melakukan sesuatunya tidak diam saja sampai waktu pensiunnya tiba.

Memang, belum diketahui apa sebenarnya yang diingini masyarakat tentang museum juga rasa bangganya mereka yang telah bekerja di museum. Mungkin hal-hal seperti ini dapat dimulai dari museum itu untuk bercerita atau membagi pengalamannya kepada umum sehingga sedikit membuka pikiran masyarakat umum mengenai kondisi atau harapan terhadap museum selanjutnya.

Sudah mulai banyak orang-orang yang tertarik untuk berkunjung ke sebuah museum. Namun kadang dimuseum tersebut tidak ada seseorang yang memandu para pengunjung untuk memperkenalkan isi dari museum tersebut. Sehingga pengunjung hanya mendapat sedikit informasi dari barang-barang yang dikoleksi museum atau hanya sekedar mampir saja. Ada juga di bahas dibuku ini, jam-jam yang diberlakukan sebuah museum hanya terbatas sampai jam 5 sore.Mungkin dapat diberlakukan suatu saat nanti ada waktu kunjungan sampai malam.

Bedah Buku mengenai Museum di Indonesia tentang Kendala dan Harapannya adalah sedikit cara yang digunakan untuk membuat saya dan teman-teman yang belum mengenal museum untuk lebih mencintai museum. Sehingga Museum bukan lagi sebuah tempat tanpa makna tanpa pengujung semakin jauh dan dilupakan orang.

Terakhir , saya kutip tulisan dari buku ini sebagai penutup tulisan saya :
“Museum masa kini adalah sebuah system yang kompleks yang sulit dikerjakan oleh satu atau dua orang saja. Belum tentu museum yang pengelolanya lebih banyak akan lebih baik dibandingkan museum yang pengelolanya lebih sedikit. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pengelolaan museum yang hakiki adalah motivasi dan empati pada koleksi ditambah tanggung jawab pada organisasi, teamwork yang kuat serta integritas yang tinggi untuk memberik manfaat bagi masyarakat.”


Jakarta , 06 Februari 2011
Veronica Setiawati

Note :
* Judul buku Museum di Indonesia - Kendala dan harapan
• Penulis : Dr. Ali Akbar
• Penerbit Papas Sinar Sinanti – Anggota IKAPI Jakarta 2010

1 comment:

  1. mba maaf boleh saya pinjam buku ini karena saya butuh refrensi untuk bahan TA saya tolong balas ke ym saya budiyanto109@rocketmail.com

    ReplyDelete

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D