Caving atau susur goa ini untuk keduakalinya saya lakukan dan menyenangkan buat saya karena dapat merasakan sensasi yang berbeda ketika berada di dalam perut bumi yang gelap dan pengap. Lokasi awal dimulainya petualangan susur goa ini , saya berjalan kaki menyusuri hutan. Tentunya saya tidak sendiri selain bersama teman-teman juga ditemani guide lokal yang paham benar tentang susur goa yang akan lalui. Menurut guidenya wisata goa buniayu sudah dibuka sejak tahun 1993 dengan menggunakan orang lokal yang paham akan jalur-jalur yang dilalui sebagai guidenya.
Perlengkapan yang dipakai saya untuk susur goa antara lain adalah pakaian terusan atau wearpak , bentukny seperti baju bengkel dengan kantong kecilnya didepan.Fungsinya menlindungi badan dari lumpur dan air ketika berada didalam. Hanya saja bagian celana belakangnya agak robek dan ukurannya rata-rata adalah M. Jadi agak susah bagi yang mempunyai badan ukuran besar seperti saya. Menurut seorang guide ada peserta yang tidak dapat memakai seragam tersebut ketika susur goa.
Perlengkapan lainnya adalah Helmet yang fungsinya melindungi kepala dari stalagtit yang tajam ketika melangkah di dalam goa. Sebenarnya di helmet ini ada alat penerangnya atau disebut headlamp. Tetapi kebanyakan helmet yang ada headlampnya tidak berfungsi sehingga diganti dengan senter atau headlamp peserta sendiri. Karena di dalam goa sangat gelap sehingga senter mempermudah langkah-langkah yang akan dilalui.
Sampai di pintu masuk goa buniayu, ternyata harus turun lagi ke bawah karena memang letaknya sangat terpencil. Mulut goanya tidak besar, untuk masuk ke dalamnya badan saya diikatkan tali dan diturunkan ke dalam dengan tali tambang. Sampai di dasar goa jaraknya sekitar 25 – 30 meter dalamnya. Rasanya menegangkan takut jatuh apalagi harus berpegangan pada tali yang dikendalikan oleh seorang guide. Disarankan ketika diturunkan tidak melihat ke bawah karena takut pusing kepalanya. Namun begitu tali telah melewati mulut goa akan terlihat dinding goa yang luas yang sangat indah sehingga walaupun bergelantungan tidak akan merasa takut oleh sebab pemandangan goa yang menakjubkan.
Dibawah sudah ada guide yang lain melepaskan ikatan tali serta memandu menyusuri goa buniayu selama kurang lebih 3 – 4 jam. Melewati beberapa ruas jalan penuh lumpur yang tebal-tebal dan aliran air. Batu-batuan besar yang harus dilewati bahkan sangat sempit untuk dilalui. Tak jarang saya harus duduk untuk membantu langkah saya sendiri. Mau tak mau seragam yang saya pakai kotor dengan lumpur bahkan tangan saya. Ketika akan melewati aliran sungai , kaki saya meraba ketinggian dan dengan senter yang saya bawa untuk melihat disekelilingnya. Karena bisa saja terantuk batu. Lumayan melelahkan dan pengap sampai bercucuran keringet. Apalagi bau karbit sangat menyengat, tetapi kalau tidak ada karbit guide nya tidak dapat melihat jalan yang akan dilalui.
Semakin dalam perjalanan semakin menyenangkan seperti masuk ke dalam perut ular. Warna-warna batuan stalagtit sangat menarik walaupun dipenuhi lumpur.
Langkah saya selanjutnya mulai gontai dan lapar.
Setelah rest area perjalanan susur goa buniayu bukannya semakin santai tetapi semakin berat saja. Rasanya ingin segera menuntaskan perjalanan ini dan kembali ke atas. Keringat mulai membanjiri tubuh saya karena ternyata harus menyebrang lagi dan kali ini kedua tangan harus berpegangan dengan seutas tali yang sudah direkatkan pada dinding goa. Cara menyebaranginya pun punggung badan harus bersenderan pada batu dibelakangnya dan kaki kiri dan kanan mencari pijakan yang kuat untuk melangkah. Kedua tangan tidak boleh melepaskan tali karena kedalaman tempat yang akan disebrangi sekitar 5 meter. Salut saya dengan pak Kamal yang merentangkan kakinya untuk membantu saya menyebrang padahal saya sudah sangat ketakutan.
Setelah bagian yang menegangkan , selanjutnya melewati sungai kecil yang cukup deras tingginya sepaha saya. Pelan-pelan saya melangkah.
Benar-benar melelahkan ketika kaki melewati lumpur-lumpur yang mungkin tidak pernah mengering itu. Tebal seperti semen dan bisa membuat sepatu boot terlepas ketika kaki akan melangkah. Belum lagi di atas kepala kami stalagtitnya sangat rendah, setengah menunduk jalannya. Sepatu boot yang sudah licin dan penuh air ketika di tempat tersebut menjadi penuh lumpur. Bunyi – bunyian seperti ngulek cabai terdengar jelas begitu kaki bersentuhan dengan lumpur. Benar-benar sensasi yang luar biasa menguras tenaga.
Masih belum selesai perjuangannya lepas dari lumpur, selanjutnya adalah naik tebing untuk sampai ke atas. Untunglah ada tangga besi kecil yang digunakan untuk sampai ke atas. Pelan-pelan dengan berpijak pada anak tangga yang terbuat dari besi tersebut dan bersender pada dinding tebing akhirnya sampai juga di atas. Lemes , ngantuk , lelah dan lapar mulai menyerang saya. Tetapi perjalanan belum selesai masih harus melewati lumpur dengan batuan stalagtit yang rendah. Sehingga jika ingin menyebranginya harus menunduk atau sambil duduk. Sangat licin karena lumpur yang sudah melekat di baju dan tangan, tetapi untunglah akhirnya bisa juga dilalui dengan mendorong badan dengan bertumpu pada kaki kanan.
Setelah perjuangan melewati semua itu terakhir adalah melewati tangga untuk sampai akhir susur goa. Menyenangkan sekali begitu melihat cahaya matahari akhirnya perjalanan susur goa sudah selesai. Saya langsung tergeletak di ladang milik penduduk setempat. Tidak menyangka akhirnya selesai juga perjalanannya. Setelah minum sedikit , perjalanan dilanjutkan ke kawasan air terjun. Disana membereskan diri karena baju wearpak yang dipakai sudah penuh dengan lumpur.
Agak jauh untuk sampai ke air terjun tetapi semua letih akan terbayar begitu badan terkena derasnya air yang mengalir. Kemudian mencuci baju juga sepatu boot yang sudah penuh dengan lumpur setelah itu kembali ke basecamp untuk mengembalikan semua perlengkapannya.
note :
*ongkos kl.deres - sukabumi : Rp 20.000
*patungan sewa mobil ke buniayu @Rp 17.000 x 9
*Htm goa : Rp 80.000/orang termasuk perlengkapan + guide
*alternatif mobil ke bogor @Rp 13.000
*bogor - kl deres : Rp 10.000,-
http://g1g1kel1nc1.blogspot.com
rek BCA 647 0100 085
veronica setiawati
Wow..ternyata berat juga ya caving.
ReplyDeleteNice info...thanks so much :-)
Serangga - serangga di sana gimana ?
ReplyDeleteKira - kira kalo sama gunung salak, medannya berat yang mana ?