
Dari cengkareng kami berdua naik bustransjakarta dengan ongkosnya RP 3.500 per orang. Jalur yang dilewati adalah spanjang jalan daan mogot, grogol kemudian melewati depan universitas trisakti lewat tomang ( maap kalau tidak salah sih, waktu itu masih lewat jalur tersebut ) dan turun di shelter harmoni untuk berganti bus menuju Jakarta kota tidak usah bayar lagi. Tinggal mengikuti jalur busway melewati sawah besar, glodok , LTC dan berakhir di kota. Nah dari kota lanjut lagi perjalanan dengan naik mikrolet menuju pasar pagi.
Pagi hari masih belum terlalu ramai pasar pagi. kami berdua menuju bagian dari gedung pasar pagi mangga dua. Karena di tempat itu banyak dijual pernak pernik aneka rupa souvernir seperti tempat lilin ,gantungan kunci, sendok garpu dll dengan harga bervariasi dan dijual grosiran alias partai besar. Bisa juga dipesen sesuai maunya mereka yang menikah. Lengkap deh. Oh ya di sana juga menjual pernak pernik natal seperti pohon natal serta hiasan natalnya, karena waktunya kan memang dekat natalan hehe..

Setelah dari mencari souvenir, saya menemani siti mencari kemeja putih untuk calon suaminya pada saat ijab kabul atau akad nikah. Setelah pilih-pilih ukuran dan tawar menawar dapatlah satu buah kemeja putih yang cukup bagus dan agak tebal kemejanya. Nah, mulailah muncul rasa lapar neh.. muter-muter di gedung pasar pagi mangga dua lumayan melelahkan. Kami berdua

Nah loh di tengah jalan , siti punya keinginan untuk mampir ke kota tua. Mau ke museum fatahillah sebelum pulang tetapi sebentar saja karena takutnya nanti calon suaminya datang kerumahnya setelah pulang kerja. Kami naik mikrolet menuju stasiun kota karena letaknya sangat berdekatan. Kami berjalan kaki menuju kawasan kota tua.
Waah sebenarnya ini juga pertama kalinya saya menginjak museum ini yaahh jadi ketauan deh.. hihi.. dengan harga tiket masuk Rp 2000,- kami menyusuri tiap lorong yang ada di museum fatahilah atau yang disebutnya Museum Sejarah, yang tentunya dengan tentengan tas – tas plastik belanjaan siti.

Begitu di dalam ruangan, ini muka sudah mendangak ke atas , celingukan ke kiri dan kanan yang mana dulu musti ditelusuri. Akhirnya kami berjalan ke bagian kanan, ada sepasang patung ondel-ondel , kemudian

Kami naik ke lantai yang diatas. Ada beberapa orang yang sedang mengambil poto disini. Di lantai atas ini sangat luas. Meja kursi yang terbuat dari kayu


Dari lantai atas kami menuju halaman belakang dari museum sejarah ini. cukup luas halaman belakang juga sejuk. Jendela – jendela yang ada di museum sejarah berwarna hijau dan bentuknya panjang-panjang terbuka ke depan. Beberapa anak terlihat sedang asik mendokumentasikan diri mereka di depan kamera. Di depan tangga ada sebuah patung dewa hermes. Di bawah bangunan ini ada sebuah penjara bawah tanah.

Saya dan siti kembali masuk ke dalam museum, kali ini menuju bagian sebelah kiri. ada sebuah lukisan yang besar , ada beberapa alat kesenian betawi, seperti tanjidor yakni alat music tiup dan gambang kromong, serta pakaian pengantin adat betawi untuk lelaki dan perempuan. Menyenangkan sekali bisa berkeliling museum ini.

Hmm , tidak sangka melihat album poto sewaktu di museum Jakarta, akhirnya membuat saya dapat menceritakan kembali apa yang telah terjadi setelah dua tahun berlalu dan saya tidak tahu, sekarang siti dimana, semoga dia , suami dan keluarganya selalu keadaan sehat serta dalam lindungan Tuhan. Tulisan ini buat siti, miss her so much..
Jakarta, 14 maret 2010
..Veronica Setiawati..