Kraukk.com

728 x 90

Saturday, March 13, 2010

Air terjun Cibereum

Pada hari Sabtu - Minggu, tanggal 5 - 6 desember 2009 yang lalu, saya beberapa teman-teman dari kantor mengadakan jalan-jalan ke puncak. Menginap disebuah villa di kawasan ciloto puncak dan kemudian besok minggunya kami menuju air terjun cibereum yang ada di lokasi gunung gede pangrango. Dari ciloto menuju perjalanan kea rah cibodas - cipanas.


Disebelah kiri jalan raya puncak cipanas, terdapat sebuah plang besar yang menunjukkan arah jalan menuju gunung gede pangrango dengan jarak 4 km. Dari jalan ini akan berakhir pada sebuah pintu masuk kawasan taman nasional cibodas. Setelah membayar tiket masuk , kami mencari parkir di dekat mandalawangi.


Dari parkiran , kami berjalan kaki melewati pasar cinderamata, menuju kawasan pendakian gunung gede pangrango. Tiket masuk untuk ke air terjun seharga Rp 3.000 per orang dan jumlah orang yang ikut ada 15 orang. Saya, arif, kiki , mike, asep , pak ipin , dede dan saudaranya, bu ren , katrin dan saudaranya, mamat, yati , pak yudi , iksan anak pak yudi. Perjalanan yang ditempuh menuju air terjun seharusnya 1 jam dengan jarak kurang lebih 1 km. karena para pesertanya tidak pernah jalan-jalan ke tempat seperti ini , ada yang bilang sudah lama tidak ke tempat ini , salah kostum karena memakai sepatu hak tinggi dan juga karena pernafasan yang tidak teratur sehingga banyak istirahatnya.


Mike dan asep dibelakang.. saya berjalan agak cepat untuk menyusul teman-teman yang lain yang agak jauh di depan. Terlihat pak ipin sudah tersengal - sengal nafasnya, sedangkan iksan peserta paling kecil tampak bersemangat untuk segera melewati jembatan kayu. DI tengah perjalanan setelah telaga warna, kami berhenti melihat beberapa ekor lutung berlompatan antara pohon satu ke pohon yang lain di atas kepala kami. Kemudian kami menemukan jembatan kayu atau canopy yang panjang. Hanya sayangnya ada beberapa ruas jembatan yang sudah lapuk yang berlubang dan sangat berbahaya jika tidak hati-hati akan terjatuh.


Dari jembatan ini akan terlihat puncak gunung gede pangrango jika cuaca bagus. Dari jembatan ini akan menemukan sebuah pos namanya Panyangcangan. Di pos ini terbelah jalannya , sisi kiri perjalanan menuju puncak gede dan lurus menuju air terjun. Dari pos ini ke air terjun sekitar 0.3 km lagi dan akan bertemu dengan jembatan bambu setelah itu akan terlihat air terjun cibereum dari kejauhan.

Saya, bu ren, pak yudi , iksan yang lebih dahulu sampai di air terjun. Dari kejauhan percikan air terjun sudah membasahi jembatan kecil dan air yang seperti ditumpahkan dari langit dengan derasnya jatuh ke bawah. Ceruk yang ada di sekitar air terjun inipun dangkal dan kami dapat mandi ataupun merasakan jatuhnya air terjun di badan. Tetap harus hati-hati karena licin dan batu-batu yang ada disekitar air terjunpun tajam. Tidak lama kemudian muncul mamat, kiki, yati, katrin, pak ipin , dede dan saudaranya, arif , terakhir adalah mike dan asep. Senang banget deh akhirnya semua bisa sampai ke air terjun padahal tadi mereka sudah hampir menyerah mau balik lagi. Saluuut deh buat temen-temen semua.. standing applause…


Kami mulai berfotoan di sekitar air terjun yang dingin. Serta angin yang kencang membawa percikan air sehingga membuat baju kami basah. Kami berpindah ke air terjun yang tidak jauh dari air terjun cibereum, tetapi lebih kecil dan seperti menempel pada dinding bebatuannya. Di sekitar air terjun ada kamar mandi umum yang dapat digunakan untuk mengganti pakaian. Beberapa saung untuk berteduh atau ingin menikmati air terjun dari jarak jauh dengan sedikit terkena air. Jika berlama-lama di sekitar air terjun ini , akan menggigil.


Pulang dari air terjun melewati jalan yang sama seperti waktu naik. Namun akan terasa lebih ringan karena lebih banyak jalan menurun dan datar. Perjalanan pulang akan membuat baju yang basah karena terkena air akan menjadi kering bercampur dengan keringat. Lebih baik memakai sepatu yang ceper yang tahan batuan atau sandal gunung untuk keselamatan pribadi karena perjalanannya banyakmelewati hutan dengan jalan berbatu yang licin. Sebelum pintu masuk, jika masih ingin beristirahat atau mencuci kaki dapat berhenti sejenak di telaga warna.


Warna telaga yang hijau kebiruan menandakan kesan mistis dapat terlihat dari jalan. Setelah puas melihat telaga perjalanan dapat dilanjutkan melewati jalan yang semi datar tetapi tetap waspada jika kaki sudah mulai lelah berjalan bisa-bisa terpeleset.

DI tempat parkir, teman-teman sudah tergelak di mobil karena pegal-pegal kakinya. Selama perjalanan pulang, kami hanya dapat tertidur. Inilah perjalanan hari kedua dan penutup dari piknik keluarga kantor. Seru, menyenangkan dan bikin kangen.

Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kelancaran acara ini.

Cibodas, 06 Desember 2009

“Tulisan ini buat mike lando yang pernah minta dibuatkan cerita tentang perjalanan kami waktu ke puncak. Tq atas kritik dan sarannya.”

--veronica setiawati-

No comments:

Post a Comment

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D