Kraukk.com

728 x 90

Sunday, April 18, 2010

Setu Babakan Akhirnya Ketemu Juga


Awal mulanya tidak ada keinginan ke setu babakan karena sudah ada janji mau ke kebon raya bogor. Tetapi , teman saya membatalkan janjinya dan kebetulan seorang teman yang lain SMS ingetin sekaligus mengajak saya ke Setu Babakan. Tanpa pikir panjang langsung setuju dan janjian di Terminal bus Blok M sekitar jam 1 siang setelah teman saya pulang kerja.


Jam dua siang kami bertemu di lobbi bawah terminal bus blok M. Tanya pak satpam kopaja jurusan S616 ada dijalur tiga. Tidak lama menunggu kopaja datang dan duduk didepan samping supir. Mengingatkan pak supir dan keneknya untuk menurunkan kami jika sudah sampai di setu. Perjalanan cukup lama hampir satu jam untuk sampai ke lokasi.


Trayek yang dilalui kopaja S616 antara lain lewat pancoran, kalibata, jalan raya pasar minggu, Tanjung Barat setelah lewat dikit jalan mulai berliku seperti kalau ke puncak. Kemudian melewati jalan Joe , setu babakan tidak jauh. Ongkosnya Rp 2.000,-


Pintu masuk setu babakan tidak jauh dari jalan raya , posisinya ada disebelah kiri / tidak usah menyebarang, jika turun dari angkutan umum. Di lawang atas pintu gerbangnya tertulis “Pintu Masuk I Bang Pitung” dan tulisan dibawahnya setelah itu “Kampung Budaya Betawi Setu Babakan”. Ikuti saja sepanjang jalan setu babakan dan akan menemukan pintu masuk menuju setu atau danau yang luasnya 32 ha terletak di belakang perkampungan betawi ini.


Begitu memasuki jalan setu babakan, terlihat bentuk dan gaya arsitektur dari rumah-rumah betawi. Halaman yang luas , teras rumah yang luas, kursi-kursi kayu yang berjejer di teras, ada bale-bale , poto pemilik rumah bahkan beberapa pohon yang rindang membuat sejuk ketika melewati perumahan setu babakan masih dijaga bentuk keasliannya. Takut salah jalan , saya beranikan diri bertanya kepada seorang ibu yang ada diwarung arah ke setu.


Oleh ibu tersebut , ditunjukkan jalan tembus ke setu melewati sebuah masjid dan akan menemukan sebuah pintu yang dirantai, hanya bisa dilewati para pejalan kaki saja dan tidak bayar hehe..
Menyenangkan sekali akhirnya bisa menemukan setu babakan apalagi teman saya yang baru pertama kali datang melihatnya.


Cuaca panas dan perut lapar membawa kami mendekat ke salah salah satu tempat duduk dekat pintu masuk kendaraan. Kami memesan makanan gado-gado seharga Rp 7.000. Tempat duduk yang terbuat dari kayu dibuat menghadap ke danau yang bisa dilihat disepanjang pinggiran danau. Diseberangnya berderet juga beberapa penjual makanan. Ada juga beberapa yang menjual makanan khas betawi seperti roti buaya, kerak telor,laksa,serabi. Ada juga kelapa muda harganya Rp 6.000. Pengunjung yang datang cukup banyak, rata-rata anak muda. Terlihat diujung ada beberapa orang yang berenang atau bermain cano. Pohon-pohon besar di sepanjang setu babakan menambah sejuk tempat yang menjadi cagar budaya betawi ini.


Dari tempat kami makan, kami berjalan lagi kurang lebih 100 meteran menuju sebuah rumah panggung dan rumah khas betawi yang biasa digunakan untuk pementasan seni betawi. Biasanya memang setiap hari sabtu dan minggu akan di tampilkan beberapa kesenian betawi seperti lenong yang baru saja selesai ketika kami tiba. Lokasinya luas dan sejuk banyak pohon-pohon yang rindang mengelilinginya. Panggung keseniannya berada di tengah lokasi dengan halaman yang luas untuk menampung banyak penonton. Dari pintu gerbang saja sudah terlihat salah satu rumah khas betawi yang luas. Sepertinya tempat ini bisa digunakan jika ada acara-acara tertentu tetapi sepertinya harus konfirmasi dahulu pihak yang berwenang di kampung budaya betawi. Toilet ataupun mushola terdapat di bagian belakang dari rumah adat betawi atau di sisi kanan panggung.


Tidak jauh sekitar duapuluh meter dari lokasi panggun kesenian, terdapat arena bermain dan rekreasi. Sewa perahu bebek seharga Rp 5.000 untuk satu putaran. Jaraknya sejauh bendera-bendera yang di pasang dibeberapa titik di tengah danau. Memang tidak terlalu jauh karena dapat dipantau oleh penjaganya bila pengujung sudah selesai waktunya. Berjalan agak ke bagian timur, dapat dijumpai pintu air setu. Namun, terlihat banyak sampah yang menggenangi pinggir setu tepat dibawah tulisan “proyek setu babakan”

Tidak lama kami ditempat ini hanya sekitar dua jam , karena hari sudah menjelang sore. Lagipula setu babakan hanya buka dari pkl 06.00 – 18.00 wib dan lampu penerangan disepanjang danau tidak terlihat oleh saya. Kami pulang melewati jalan saat kami datang sampai bertemu jalan raya menunggu angkutan umum disebrang jalan. Mungkin juga karena sudah sore, angkutan umum kopaja S616 hanya sampai pasar minggu saja. Apalagi pertigaan menuju jalan joe padat merayap alias macet. Dan di pasar minggu sudah pukul 6 sore. Saya menunggu lagi sekitar 15 menit, akhirnya dengan bus Ac 81 jurusan depok – kalideres datang membawa saya pulang dengan ongkosnya Rp 7.000. Dan teman saya pulang dengan naik metromini S64.

Jkt, 17 April 2010
veronica setiawati

1 comment:

  1. jangan kapok ye tuk maen kmbali ke situ babakn, krna skarang masih dalam pemugaran n perluasaan, jdi bayak di sana sini yg brantakan...mohon di maklumi...hehehehehehheee.!!!

    ReplyDelete

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D