Kraukk.com

728 x 90

Friday, April 30, 2010

Jelajah Kota Tua di Bogor ( with Komunitas Jelajah Budaya ) - Part I

*Rute : stasiun kota, stasiun bogor , taman topi , katedal bogor , balaikota , hotel salak the heritage , bakorwil *

Tujuan jelajah kota tua kali ini adalah ke Kota Bogor. Acara jelajah kota tua ke bogor ini diadakan oleh Komunitas Jelajah Budaya disingkat KJB , yang keberadaannya sudah ada sekitar 5 tahun yang lalu. Registrasi dan tempat keberangkatan peserta dilakukan di museum mandiri , pagi hari dari pukul 06.00 - 07.30 wib. Tempat registrasi peserta selain di Museum Mandiri, ada juga melalui stasiun UI-Depok dan Gondangdia. Keikutsertaan peserta dikenakan biaya sebesar Rp 80.000. Masing-masing peserta akan mendapat : satu buah air mineral ukuran 600ml , satu buah roti buaya, ID peserta dengan nama kelompok yang tercantum di ID tersebut, satu lembar synopsis perjalanan, tiket kereta listrik jabotabek AC Ekonomi seharga Rp 5.500 jurusan Jakarta - Bogor ( PP ) dan makan siang. Tiket kereta untuk kepulangan peserta sampai stasiun kota dari bogor diberikan saat pulang.


Buat saya, perjalanan naik KRL AC ekonomi menyenangkan walaupun pagi itu saya sedang bingung karena memory card camera saya ketinggalan. Pertama kalinya saya naik KRL yang ber-AC dan memang berbeda dengan KRL ekonomi yang hanya seharga Rp 2.000,- ,lalu tempat duduk yang dari plastik seperti tempat duduk kopaja/metromini, banyak pedagang , pengemis , pengamen dan penuh sesak orang dan banyak penumpang yang berdiri dipintu kereta. Sedangkan AC ekonomi kebalikannya nyaman, pintu otomatis ketika berhenti di tiap stasiun kecuali Gambir, tempat duduknya empuk, peserta jelajah kota tua berada pada gerbong paling depan dan seperti naik bus transjakarta akan diberitahukan tiap shelter jika menurunkan atau menaikan penumpang demikianpun juga di KRL AC Ekonomi. Jadi tidak akan takut nyasar atau kelewatan bagi yang belum pernah naik kereta jurusan Jakarta - Bogor ataupun sebaliknya. Perjalanan menempuh waktu kurang lebih satu setengah jam. Lumayan kan bisa tidur…


Begitu sampai di stasiun Bogor , peserta yang berjumlah sekitar 150 orang, dikumpulkan sesuai dengan nama-nama yang ada di ID peserta seperti depok , Batavia , gondangdia. Saya tergabung dalam kelompok BATAVIA dan tiap kelompok ada tour guidenya. Tour guidenya berbaju seragam merah dengan nama JELAJAH BUDAYA dipunggungnya. Sang pemandu kelompok mulai menjelaskan sejarah mengenai stasiun bogor. Namun suaranya terbentur suara dari speker peron kereta dan beberapa rekan pemandu dari kelompok lainnya.


Ke arah pintu keluar atau taman topi square terlihat puncak gunung salak. Karena letaknya ditempat yang berbukit, maka stasiun bogor mempunyai ketinggian 246Mdpl seperti yang terpajang. Begitupun berlaku pada setiap stasiun kereta , angka tersebut yang menandakan letak ketinggian tempat stasiun. Stasiun bogor merupakan bangunan tua sejak tahun 1881. Begitu tanggal 31 Januari 1873 diresmikan jalur kereta api antara Batavia - Buitenzorg , nama dari kota bogor waktu itu. Sebelumnya untuk mencapai ke dua kota tersebut , digunakan transportasi kuda. Pada tahun 1960-an stasiun ini melayani jalur selatan hingga ke Jogjakarta lewat Bandung. Namun saat ini stasiun bogor hanya melayanai jalur kereta api listrik jurusan Jakarta - Bogor dan sebaliknya, juga mengangkut penumpang hingga sukabumi.


Ketika penjelasan sudah sampai pada ruang kepala stasiun dan ruang tunggu VIP , saya minta izin kepada salah satu panitia untuk membeli memorycard di sebrang tepatnya di kios bawah dari square taman topi. Untunglah saya mendapatkannya dengan harga Rp 70.000, jadinya saya bisa mendapatkan dokumentasi dari perjalanan saya di jelajah kota tua di bogor. Begitu saya kembali menuju stasiun , ternyata rombongan sudah meninggalkan lokasi dan menuju taman topi. Letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun. Bentuk dari tiap bangunan yang seperti topi dengan warna-warna yang cerah sehingga dinamakan Taman Topi.


Dahulu kawasan ini dinamakan Taman Wihelmina. Di tengah taman topi terdapat sebuah tempat informasi wisatawan atau Tourist Information Centre ( TIC ). Jadi jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan seputar tempat wisata yang ada di kota Bogor dapat bertanya di sini. Di sebelah kiri gedung TIC terdapat peta dan nama-nama dari tempat wisata yang ada di Bogor. Selain itu nama lokasi ini adalah Plaza kapiten Muslihat. Replika patung dari Kapten Muslihat di atas sebuah kolam dan tangannya yang sedang menunjuk kearah Istana Bogor terlihat jelas di pinggir jalan yang nama jalan raya didepannya sesuai dengan namanya , Jl. Kapten Muslihat.


Mengapa kota Bogor begitu istimewa dan menjadi kunjungan jelajah kota tua? Kota Bogor dikenal dengan kota hujan dan juga kota dengan sejuta angkot. Awalnya kota Bogor bernama Buitenzorg yang berarti beyond worry / enau tree / tanpa kecemasan . Mungkin karena pada zaman belanda , kota bogor digunakan sebagai tempat beristirahat atau tempat wisata bagi kaum elite atau warga belanda yang datang ke Batavia sehingga secara harafiah arti dari kata Buitenzorg adalah “tanpa kecemasan”. Sebuah tempat baru di pesisir Batavia yang memikat hati seorang gubernur jendral van Imhoff untuk mengembangkan wilayah bekas jajahan Pajajaran ini menjadi area pertanian dan peristirahatan yang nyaman.


Oleh sebab itu dibangunlah Nederlandsche Plantetuin te Buitenzorg alias Kebun Raya Bogor, Paleis Buitenzorg (Istana Bogor). Kota bogor sendiri di aliri dua sungai besar yakni sungai Cisadane dan sungai ciliwung. Dan gunung salak menjadi andalan dari kota bogor. Bahkan dalam setiap symbol kota , puncak gunung salak tercantum di dalamnya. Kota bogor juga terdapat beberapa bangunan bersejarah lain yang tak kalah menariknya untuk dijelajahi dan dikenal lebih dalam. Seperti contohnya gedung gereja cathedral yang ada di jalan kapten muslihat no.22 , benama Gereja Santa Perawan Maria. Gereja yang megah berwarna putih ini terlihat tampak luas bangunannya. Namun saya dan teman-teman tidak dapat masuk ke dalam gereja ini karena sedang ada misa ekaristi. Di atas pintu masuk gerbang utama yang kedua daun pintunya besar-besar itu , terdapat patung bunda maria yang sedang menggendong Bayi Yesus, Sang Putera. Di bawah pintu masuknya terdapat beberapa anak tangga lalu halaman parkiran yang luas.


Katedral Bogor didirikan oleh Mgr AC Claessens Pr dan Mrg MYD Claessens Pr. Awalnya Mgr AC Claessens membeli sebuah rumah dekat pekarangan yang cukup luas disekitar istana Gubernur Jendral. Kemudian membuat yayasan untuk yatim piatu baru pada tahun 1886 gereja katedral di bangun. Sebelah kiri katedral ada bangunan lain yang mungkin digunakan untuk kegiatan pastoran. Jadwal misa untuk misa katedral antara lain Sabtu pkl 17.00 , hari minggu ada 6 ( enam ) kali jadwal misa antara lain pkl 05.30 , 07.00 , 09.00 , 11.00 , 17.00 dan 19.00 sedangkan untuk misa jumat pertama pkl 06.00 dan pkl 17.00 .


Dari gereja katedral , kami menyebrangi jalan kapten muslihat yang dua arah itu menuju kantor balaikota dengan berjalan kaki tentunya. Melewati sepanjang trotoar dan bertemu pohon beringin yang besar di ujung jalan, lalu belok kiri menuju kantor balaikota yang dahulu merupakan tempat kediaman assisten gubernur. Di depan pintu masuk dan keluar gerbang kantor balaikota terdapat pohon beringin yang besar dan waktu kami datang mengelilinginya ada acara dari perkumpulan karateka di halaman kantor balaikota.


Tampak luar bangunannya megah berwarna putih. Bangunan seperti istana dengan bebeberapa tiang yang besar dan kolam air mancur. Diatas nama Balaikota terdapat symbol dari kota bogor. Bentuk bangunan di bagian belakang balaikota ini masih terlihat arsitektur campuran betawi dan eropa. Terlihat dari bentuk plang yang terdapat di bawah atap bangunan seperti yang ada di rumah-rumah betawi. Namun untuk pintu , jendela dan tiang penyangganya menggunakan gaya Eropa. Begitupun dengan bentuk tangganya. Perpaduan bentuk arsetektur rumah yang sangat bagus.


Cuaca pukul 10 di kota bogor sangat panas, namun perjalanan harus dilanjutkan. Tujuan berikutnya adalah menuju sebuah hotel yang ada di tepi jalan raya Juanda. Namanya Hotel Salak The Heritage, letaknya persis di sebelah kiri balaikota. Akhirnya kami dapat beristirahat setidaknya sebentar tidak merasakan teriknya matahari. Di hotel salak, kami para peserta menuju ruang ball room yang berada di gedung belakang hotel. Kami diterima langsung oleh Bapak Mohammad Natshar, jabatannya beliau adalah the Chairman atau Direktur Hotel Salak, juga sebagai ketua yayasan Heritage Bogor. Beliau juga merupakan kawan dari ketua Komunitas Jelajah Budaya , kartum Setiawan. Wuuiih keren banget kaannn..


Kami dijelaskan di dalam ruangan yang dingin ber-AC mengenai sejarah kota bogor dan sejarah dari hotel salak. Ternyata berkat penjelasan beliau juga saya jadi tahu kalau ternyata taman topi itu adalah dulunya sebuah halaman yang luas dan terdapat patung Wilhelmina. Menurutnya dahulu taman wihelmina sebagai tempat janjian untuk bertemu para penjemput tamu yang tiba di stasiun bogor atau Buitenzorg. Karena dahulu belum ada handphone , maka patung wihelmina yang dijadikan patokan untuk pertemuan untuk menjemput para tamu. Bapak Nanat, begitu beliau biasa disapa, juga memperlihatkan beberapa gambar dalam layar proyektornya keadaan kota bogor tempo dulu termasuk hotel salak ini.


Hotel salak didirikan tahun 1856 dan awalnya bernama Binnenhof yang artinya di dalam istana. Setelah kemerdekaan baru dinasionalisasikan oleh pemerintah kota Bogor sebagai cagar budaya. Oleh sebab itu dinamakan Hotel Salak The Heritage seperti yang tertulis di depan hotel menghadap jalan raya. Hotel salak dahulunya dipakai oleh para kaum bangsawan Batavia yang ingin menginap di Buitenzorg atau sebagai tempat rapat kaum elite Belanda dengan keindahan view menghadap gunung salak sebagai andalan hotel ini. Keunikan dari hotel salak ini, pernah bernama Hotel DIbbets yang kemungkinan berasal dari nama pemiliknya, kemudian pernah dijadikan sebagai kantor polisi militer jepang ( thn 1942 ) , lalu menjadi markas POLRI hanya sementara saja ( thn 1945) , dan terakhir setelah kemerdekaan diubah namanya menjadi Hotel salak ( 1948 ). Selain itu sewaktu presiden Amerika berkunjung ke Indonesia dalam rangka KTT di bogor, hotel salak dijadikan white housenya. Wihh menarik , bisa dibayangkan suasananya seperti apa yaa ..


Setelah penjelasan selesai , kami berkesempatan mengelilingi isi dari hotel salak. Begitu masuk pintu lobby akan melihat sebuah meja kecil dengan kaca bundar , ada bunga, dan dibelakangnya ada tangga dengan karpet merah sebagai alasnya. Oh ya sebelah kiri tangga sebelum naik, ada kaca hias jadi jika merasa belum rapi bisa sebentar mengaca hehe.. lalu jika mencari resepsionis atau jika hendak menginap dihotel ini , letaknya ada disebelah kiri pintu masuk. Lobbynya cukup luas. Jika mendongak ke atas terlihat dengan jelas beberapa lukisan. Jarak antara lantai lobby dan atap hotel cukup jauh, jadi sirkulasi udara terasa sejuk. Tidak jauh dari lobby ada Rafflesia lounge , sebuah tempat makan untuk perjamuan atau menerima tamu. Ada juga tempat makan yang lain letaknya di dekat pintu masuk.


Dilantai dua, selain balkon , dimana terletak tulisan HOTEL SALAK yang menghadap jalan juanda dan kebon raya bogor, juga terdapat kamar-kamar hotel yang masih terawat dan tertata rapi sesuai aslinya. Di belakang hotel , ketika keluar dari ball room ada sebuah kolam kecil dan terdapat gazebo. Ada mesin jahit yang masih menggunakan kaki untuk menggerakkannya dan dipajang dalam sebuah kaca. Serta beberapa lukisan bernadakan kota Denhaag. Kalau melihat dari luar pintu masuk lobby, ada dua buah patung kijang emas di sebelah kiri dan kanan menghadap pintu masuk lobby.


Dari hotel salak yang diambil dari nama gunung salak di kota bogor, perjalanan dilanjutkan ke gedung yang ada disebelah kirinya. Sebuah bangunan tua yang merupakan tempat kediaman sekaligus kantor pemerintahan seorang asisten residen. Pada tahun 2000 bangunan tersebut digunakan oleh pemerintah daerah kota bogor sebagai kantor koordinasi wilayah bogor, wilayah II yang daerah operasionalnya meliputi : kota Bogor, kabupaten Bogor , kota Depok , Kota Sukabumi dan Kota cianjur.

Bangunan yang didominasi warna putih , krem dan coklat memang sangat unik tampak dari luar. Tiang-tiang peyangga di lantai dua dan di depan pintu masuk. Ciri khasnya jendela dengan daun pintu yang panjang, atap bangunan dengan risplang seperti milik rumah orang betawi, dan dua daun pintu masuk yang memanjang. Begitu masuk ke dalam, akan menaiki tangga yang terbuat dari kayu berwarna coklat. Begitu di lantai dua , ada teras yang luas lengkap dengan meja kursi. Lampu -lampu gantung yang terlihat mewah, lantai dan atap terbuat dari kayu , jendela yang panjang, membuat terasa nyaman tinggal disini.


Saya mencoba melihat isi di dalam ruangan. Ada sebuah meja yang panjang seperti meja rapat , lengkap dengan kursi dan beberapa tiang bendera. Tirai-tirai yang dipasang dijendela berwarna merah. Ruangan ke dua juga sama namun diruangan yang kedua, kursi mejanya lebih terlihat seperti ruang keluarga dan santai. Ada beberapa poto terpajang di dinding. Ruangan belakangnya lagi tidak terpakai sepertinya dan ada dapur. Dari lantai dua bisa terlihat puncak gunung salak , namun sedikit terhalang pepohonan dan bangunan lain di depan.

Begitu kami akan melanjutkan perjalanan menuju gereja ayam , ternyata ada beberapa crew televisi untuk acara “Status Selebriti”. Mereka meminta sebagian dari kami untuk ikut syuting dengan hostnya adalah Joe Richard. Ternyata mereka ikut serta dalam acara jelajah kota tua sampai di kebon raya bogor loch. Hehe..

Bogor , 25 April 2010
Veronica Setiawati
Http://g1g1kel1nc1.blogspot.com

2 comments:

  1. wah seru banget! pengen!! :D
    hi.. hi.... keren sob acaranya... jadi bikin iri nih....

    ReplyDelete
  2. hihi..
    gw ikut juga acara ini loh...

    salam,
    Jati

    ReplyDelete

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D