
Pernah mendengar lagu anak-anak yang syairnya kurang lebih seperti ini :
“Nenek moyangku seorang pelaut/gemar mengarung luas samudra/mengejar ombak siapa takut/menempuh badai sudah biasa/”
Nah , jika ingin mengenal lebih jauh beraneka rupa koleksi yang bersangkutpautan dengan


Begitu memasuki pintu masuk museum, akan ditemui sebuah pigura yang berisi keterangan tentang museum bahari. Dimana, bangunan yang berlantai tiga dahulunya dibangun oleh Belanda awal mulanya digunakan sebagai tempat penyimpanan rempah-rempah. Selain itu juga pernah menjadi tempat logistik peralatan militer pada masa penjajahan Jepang dan setelah Indonesia Merdeka dialih fungsikan menjadi gudang logististik PLN dan PTT ( Post Telepon dan Telegram ).

Lantai dasar dari museum bahari terdapat beberapa photo, lukisan dari kota Batavia serta syair lagu para nelayan. Tiap ruang sangat luas. Tiang-tiang penyangga terbuat dari kayu berlantai ubin keramik. Ada beberapa perahu nelayan yang besar , bahkan relief dari nenek moyang yang terdapat pada candi Borobudur , replikanya ada di sana. Ada juga bentuk dari beberapa perahu seperti aslinya yang terdapat dalam kotak kaca. Ada juga beberapa pigura yang bercerita mengenai sejarah belanda, portugis dan Batavia semuanya itu dapat di baca dengan jelas oleh para pengunjung seperti saya ini.


Ternyata museum bahari terdiri dari dua buah gedung yang dihubungkan dengan satu jembatan penghubung. Di tengah-tengah bangunan terdapat tempat yang cukup luas untuk bersantai sejenak sambil mengamati

Jakarta , 27 Maret 2010
Veronica setiawati
hidup Kota Tua! Hidup prasasti Sejaraahh..!
ReplyDeletewaw!it's cool
ReplyDelete