Kraukk.com

728 x 90

Sunday, April 18, 2010

Kota toea : *Museum Bahari*




Pernah mendengar lagu anak-anak yang syairnya kurang lebih seperti ini :
“Nenek moyangku seorang pelaut/gemar mengarung luas samudra/mengejar ombak siapa takut/menempuh badai sudah biasa/”

Nah , jika ingin mengenal lebih jauh beraneka rupa koleksi yang bersangkutpautan dengan kebaharian dan nelayan negara Indonesia, bolehlah singgah ke museum bahari. Tidak jauh juga sih dari menara syahbandar , yang dulunya menara ini digunakan sebagai tempat proses administrasi keluar masuknya kapal. Jadi, jangan heran ya, jika begitu memasuki kawasan museum bahari dipenuhi dengan pedagang kaki lima. Karena memang museum yang berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Barat, ini ada ditengah-tengah pasar.



Begitu memasuki pintu masuk museum, akan ditemui sebuah pigura yang berisi keterangan tentang museum bahari. Dimana, bangunan yang berlantai tiga dahulunya dibangun oleh Belanda awal mulanya digunakan sebagai tempat penyimpanan rempah-rempah. Selain itu juga pernah menjadi tempat logistik peralatan militer pada masa penjajahan Jepang dan setelah Indonesia Merdeka dialih fungsikan menjadi gudang logististik PLN dan PTT ( Post Telepon dan Telegram ). Baru pada masa gubernur Ali Sadikin sesuai SK gubernur pada tanggal 7 Juli 1977 diresmikan menjadi museum bahari.



Lantai dasar dari museum bahari terdapat beberapa photo, lukisan dari kota Batavia serta syair lagu para nelayan. Tiap ruang sangat luas. Tiang-tiang penyangga terbuat dari kayu berlantai ubin keramik. Ada beberapa perahu nelayan yang besar , bahkan relief dari nenek moyang yang terdapat pada candi Borobudur , replikanya ada di sana. Ada juga bentuk dari beberapa perahu seperti aslinya yang terdapat dalam kotak kaca. Ada juga beberapa pigura yang bercerita mengenai sejarah belanda, portugis dan Batavia semuanya itu dapat di baca dengan jelas oleh para pengunjung seperti saya ini.



Di lantai dua terdapat beberapa jenis mercu suar dan biotalaut. Kemudian beraneka rupa lampu badai dan ada sebuahkemudi kapal laut dan lukisan laut yang biru dengan sedikit ujung kapal terlihat depannya. Seolah-olah terlihat seperti nahkoda. Ada juga beberapa koleksi perahu nelayan dengan berbagai bentuk yang menarik. Lalu terdapat alat-alat tradisional untuk menangkap ikan seperti terumbu yang terbuat dari bambu.



Ternyata museum bahari terdiri dari dua buah gedung yang dihubungkan dengan satu jembatan penghubung. Di tengah-tengah bangunan terdapat tempat yang cukup luas untuk bersantai sejenak sambil mengamati bangunan bersejarah ini atau berpoto dengan latar bangunan tua. Bentuk dari pintu yang berbentuk setengah melingkar dengan daun pintunya yang lebar terbuat dari kayu membuat kesan seram. Juga jendela yang terjeruji dengan daun jendela yang besar dan lebar. Tampak beberapa jendela di atap dari bagunan museum bahari. Isi dari gedung diseberangnya , disitu terlihat beberapa perahu nelayan yang digunakan pada waktu melaut , asli.

Jakarta , 27 Maret 2010
Veronica setiawati

2 comments:

Hi all,
thanks for reading my post and give me some comments here.. :D